Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Quraish Shihab: Pilih Pemimpin Sesuai Hati Nurani, Bukan Karena Money Politik

Quraish Shihab: Pilih Pemimpin Sesuai Hati Nurani, Bukan Karena Money Politik

Written By Unknown on Minggu, 12 Agustus 2018 | Agustus 12, 2018

Prof. Dr. Quraish Shihab

Dalam kehidupan demokrasi di Indonesia, masyarakat seringkali dihadapkan pada agenda pemilihan umum sebagai momentum untuk memilih seorang pemimpin.

Ajang ini merupakan peristiwa penting untuk menentukan masa depan sosial-politik masyarakat yang hendak dipimpinnya. Oleh karena itu, memilih pemimpin harus tepat dan sesuai hati nurani, bukan asal-asalan apalagi memilih karena memperoleh money politik.

Tokoh yang juga pakar tafsir terkemuka asal Indonesia, Prof Dr Quraish Shihab memberi ciri-ciri daripada seorang pemimpin yang baik. Menurut Prof Quraish, pemimpin itu memerintah sekaligus diperintah. Ia harus menampung aspirasi masyarakat dan kemudian membing masyarakat untuk mengikuti langkah-langkah dari kebijakannya.

“Pemimpin itu yang memerintah dan yang diperintah. Pemimpin itu diperintah oleh masyarakatnya. Dia menampung apa yang dikehendaki oleh masyarakatnya, aspirasi masyarakatnya. Lalu dia membimbing dan memerintah masyarakatnya untuk mengikuti langkah-langkahnya, itu pemimpin yang baik,” terang Prof Quraish Shihab dalam ceramahnya di akun Youtube, Najwa Shihab.

Prof Dr Quraish Shihab memberi contoh pemimpin ideal sebagaimana telah disampaikan Sayyida Ali ra. Menurutnya, pemimpin itu adalah orang yang membaur dengan masyarakat. Ketika ia belum menjadi pemimpin, ia membimbing masyarakat seakan-akan ia tengah menjadi pemimpin. Begitu ia menjadi pemimpin, ia juga akan membaur dengan masyarakat seolah-olah ia seperti seorang pelayan masyarakat.

“Pemimpin yang baik itu kata Sayyidina Ali adalah seorang yang sebelum jadi pemimpin dia telah membaur dengan masyarakatnya, membimbing mereka, seakan-akan dialah pemimpinnya. Tetapi begitu ia menjadi pemimpin, dia membaur dengan masyarakatnya, seakan-akan dia bukan pemimpinnya, tapi salah seorang dari mereka,” jelas pendiri Pusat Studi Al-Quran itu.

(Islami/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: