Sulit untuk memahami secara logis dan moral, dimana juru bicara koalisi Saudi-UEA menyatakan bahwa serangan udara mereka menggunakan pesawat yang paling modern, mahal dan presisi tinggi terhadap target sipil di Yaman. Sejak perang dimulai empat tahun lalu, mereka bersikeras bahwa serangan-serangannya tidak melanggar hukum humaniter internasional dan norma-norma serta aturan perang.
Juru bicara koalisi pimpinan Saudi, Kolonel Turki al-Malki, menyatakan bahwa serangan udara koalisi yang menargetkan bus yang penuh dengan anak-anak sekolah di provinsi Saada, hingga menewaskan 50 orang dan melukai lebih dari 70 orang lainnya, adalah operasi militer yang sah. Dia juga mengatakan serangan itu diarahkan terhadap individu yang merencanakan dan melakukan peluncuran rudal balistik ke Arab Saudi, dan sepenuhnya sejalan dengan hukum internasional.
Perlu diketahui, pembantaian ini terjadi hanya beberapa hari setelah pembantaian lain di Hodeidah, yang menyebabkan 55 warga sipil tewas dan melukai 170 lainnya, yang menjadi sasaran dari sebuah koalisi darat, udara dan serangan laut untuk menguasai kota pelabuhan Yaman.
Ini berarti penargetan warga sipil telah menjadi kebijakan yang disengaja dan bukan hanya hasil kecelakaan yang tidak disengaja.
Kolonel Malki harus menjawab pertanyaan ini; Apakah anak-anak yang dibom adalah pelaku penembakkan rudal yang menargetkan Arab Saudi? Apakah mereka menembakkannya dari bus yang membawa mereka ke perkemahan musim panas? Jika demikian, mungkin dia bisa menjelaskan, sebagai seorang militer yang fasih, bagaimana itu terjadi. Mungkin dia dapat memberikan rekaman video peluncuran, mengingat pesawat tempur koalisi memiliki peralatan yang dapat mendeteksi semut di darat.
Komite Palang Merah Internasional menegaskan bahwa bus itu membawa anak-anak dan hukum humaniter internasional mengharuskan warga sipil untuk dilindungi pada masa perang dan konflik.
Sejak perang dimulai koalisi telah mengatakan bahwa pesawat tempur dan ruang kontrol telah mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menghindari korban sipil. Tetapi pembantaian berulang-ulang penduduk sipil di Saada, Hodeida, Jawf dan Sana’a, menunjukkan bahwa ini sama sekali tidak benar. Ada daftar panjang serangan udara yang menargetkan rumah sakit, pasar, sekolah, pemakaman, dan gedung pernikahan selama empat tahun terakhir. Ini pembantaian dan kejahatan perang.
Pembantaian ini adalah kejahatan perang yang dilakukan oleh pesawat tempur yang dibuat oleh AS, pendukung dan pelindung koalisi. Dalam proses pembunuhan puluhan ribu orang, baik secara langsung atau dengan mendukung entitas seperti ‘koalisi’ yang membantai warga sipil di siang bolong di dunia Arab.
Kami ulangi kembali, untuk keseribu kalinya, bahwa perang ini tidak dapat diselesaikan dengan serangan udara dan rudal terhadap penduduk sipil yang tidak berdaya dan miskin. Juga dunia tidak akan tetap diam tentang pembantaian ini selamanya. Juru bicara koalisi tidak akan pernah bisa meyakinkan siapa pun. Satu-satunya solusi, untuk menghindari kerugian yang lebih jauh, adalah mundur secepat mungkin.
Penulis: Editor Surat Kabar Rai Al-Youm, Abdel Bari Atwan.
(Rai-Al-Youm/Arrahmah-News/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar