Menlu Irak Ibrahim al-Jaafari
Menteri Luar Negeri Irak, Ibrahim al-Jaafari Jumat (28/9) malam di Sidang Majelis Umum PBB ke-73 menepis klaim tak berdasar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. "Pidato Netanyahu terkait kehadiran militer Iran di Irak sepenuhnya bohong," tegas al-Jaafari.
Al-Jaafari di kesempatan tersebut juga menyinggung isu Palestina dan mengatakan, Irak menekankan sikap pastinya terkait isu Palestina dan meyakini bahwa perdamaian hanya dapat diraih dengan penarikan pasukan Israel dari seluruh bumi Palestina pendudukan. Demikian dilaporkan IRNA.
Menlu Irak kembali menegaskan penentangan negaranya atas keputusan Amerika merelokasi kedubesnya dari Tel Aviv ke al-Quds pendudukan dan pengakuan resmi Trump bahwa Baitul Maqdis ibukota Israel.
Ia juga menunjukkan respon atas penempatan pasukan Turki di Bashiqa, utara Irak dan mengungkapkan, Baghdad mengecam agresi Ankara ke wilayahnya.
Soal pembebasan Irak dari pendudukan teroris Daesh, al-Jaafari mengatakan, "Kami tidak akan melupakan pihak-pihak yang membantu kami dalam melawan kelompok teroris."
Kelompok teroris Daesh tahun 2014 dengan dukungan finansial dan militer Amerika serta sekutu Barat dan Arabnya termasuk Arab Saudi menyerang Irak serta menduduki sebagian besar wilayah negara ini di utara dan barat. Selain itu, Daesh melakukan banyak kejahatan di negara ini.
Pasukan Irak pertengahan November 2017 dengan bantuan penasehat militer Iran berhasil membebaskan kota Rawa di Provinsi al-Anbar, barat Irak yang tercatat sebagai pangkalan terakhir Daesh. Dengan pembebasan kota Rawa, praktis kehadiran Daesh di Irak berakhir.
(IRNA/Parstoday/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar