Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Bencana Migran Libya, Lebih Dari 1.500 Orang Tewas

Bencana Migran Libya, Lebih Dari 1.500 Orang Tewas

Written By Unknown on Jumat, 14 September 2018 | September 14, 2018


Dilansir dari BBC, dua perahu karet berangkat dari Libya pada 1 September tetapi salah satu dari perahu itu bocor dan tenggelam, sebagaimana dilaporkan oleh Medecins Sans Frontieres (MSF).

276 orang yang selamat akhirnya dibawa ke kota pelabuhan Libya, Khoms, sekitar 100 km di sebelah tenggara ibukota Tripoli.

MSF mengatakan sekarang mereka ditahan di “penahanan arbitrase”.

Korban yang selamat, termasuk wanita hamil, anak-anak, dan bayi, telah dirawat oleh MSF karena menderita pneumonia atau luka bakar dari bahan bakar yang bocor.

Dalam beberapa bulan terakhir, tampaknya telah terjadi jumlah kematian migran terbesar di Mediterania.

Pada awal Juni, 112 orang dilaporkan tenggelam setelah sebuah perahu karam di lepas pantai Tunisia. Kemudian pada bulan yang sama, UNHCR mengatakan bahwa 220 orang telah meninggal dalam tiga insiden terpisah selama dua hari.

Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), lebih dari 1.500 migran telah meninggal ketika mencoba menyeberangi Laut Tengah sepanjang tahun ini.

Grafik jumlah migran yang tewas di Laut Tengah. Infografis: BBC

Meskipun banyak yang telah terselamatkan, namun Italia, tujuan utama para migran yang melakukan perjalanan dari Libya, baru-baru ini mulai menolak masuk ke kapal mereka.

Jumlah orang yang menyeberangi Laut Tengah telah menurun dibanding tahun 2015 yang puncaknya mencapai lebih dari satu juta orang. Tetapi perjalanan saat ini menjadi semakin mematikan: sementara lebih sedikit kematian telah dilaporkan, namun lebih banyak orang yang sekarat ketika mereka mencapai Eropa.

Meskipun angka-angka ini tidak termasuk jumlah yang meningkat yang mana sekarang telah dikembalikan ke Libya, namun kenaikan dapat dijelaskan dengan pindahnya rute laut jarak yang lebih pendek antara Turki dan Yunani pada 2014-2015 ke rute yang lebih lama dan lebih berbahaya, yakni dari Libya menuju Italia.

Rute pelarian para migran. Infografis: BBC

Sementara itu, masih ada kekhawatiran bagi para migran yang masih tetap tinggal di Libya, terkait adanya laporan yang muncul akhir tahun lalu yang mengatakan bahwa para migran yang pergi ke sub-Sahara Afrika telah diculik untuk tebusan atau dijual sebagai budak di negara Afrika utara.

Setelah pemimpin Libya, Muammar Gaddafi, yang memimpin Libya dalam waktu yang sangat lama digulingkan pada tahun 2011, Libya sampai saat ini masih berada dalam kondisi kekacauan.

Ratusan migran yang ditahan harus dipindahkan setelah terjadi bentrokan mematikan di Tripoli pada akhir Agustus lalu, sementara itu kelompok orang bersenjata juga telah menyerang Perusahaan Minyak Nasional pada 10 September.

(BBC/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: