US Ambassador to the United Nations Nikki Haley speaks to Venezuelan protesters outside the United Nations headquarters in New York.
Duta besar AS untuk PBB, Nikki Haley, menyerukan penurunan Presiden Nicolas Maduro hanya sehari setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengambil tindakan keras terhadap Venezuela.
Dalam sebuah gerakan tak terduga oleh seorang diplomat senior, Haley mengambil megafon dan berbicara kepada para pengunjuk rasa anti-Maduro di luar markas besar PBB di New York pada hari Kamis (27/9).
"Kami akan berjuang untuk Venezuela dan kami akan terus melakukannya sampai Maduro jatuh!" teriaknya dari megafon. "Kami perlu suara Anda menjadi keras, dan saya akan memberitahu Anda, suara AS akan menjadi keras."
Sekelompok demonstran berkumpul di sebuah plaza tertutup di luar PBB, memegang spanduk termasuk "SOS Venezuela" dan meneriakkan "Apa yang kita inginkan? Kebebasan!"
Ini terjadi setelah presiden Venezuela muncul secara tak terduga di Majelis Umum PBB pada hari Rabu (26/9) untuk "membela negaranya," meskipun dia mengatakan sebelumnya bahwa dia akan melewatkan sesi ke-73 pertemuan Majelis Umum PBB karena khawatir akan keselamatan pribadinya.
Dalam pidatonya, Maduro menolak intervensi AS di negara Amerika Latin, mengatakan Washington menentang kemerdekaan Venezuela dan bertekad untuk menghentikannya dengan segala cara.
Dia mengatakan AS ingin terus memberi perintah kepada dunia seolah-olah dunia adalah miliknya sendiri.
Presiden Venezuela juga mengutuk "sanksi sepihak ilegal."
Pada hari Selasa (25/9), administrasi Trump memberlakukan sanksi keuangan terhadap empat anggota lingkaran dalam Maduro, termasuk istrinya dan wakil presiden Venezuela, atas tuduhan korupsi.
Maduro juga merujuk pada upaya pembunuhan terhadapnya pada Agustus, di mana dua pesawat nirawak yang berisi bahan peledak meledak ketika dia berbicara di sebuah parade militer di ibukota Caracas. Dia mengatakan para pelaku memiliki hubungan dengan sekutu AS.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar