Surat kabar berbahasa Inggris The Guardian, setelah memublikasikan laporan tentang situasi muslim Uighur di wilayah Xinjiang, menulis: “Negara-negara Islam memilih bungkam atas penindasan dan penyiksaan terhadap muslim China.”
Menurut laporan IQNA dilansir dari Aljazeera, surat kabar Inggris The Guardian dalam laporan tersebut dengan mengisyaratkan kebungkaman global khususnya negara-negara Islam atas penindasan dan tekanan kepada umat muslim minoritas Uighur di China juga menyerukan tekanan internasional pada pemerintah China untuk mengakhiri pelanggaran hak-hak muslim.
The Guardian menulis dalam laporan, sementara itu, inisiatif internasional baru-baru ini mulai bergerak dalam kancah internasional untuk lebih banyak perhatian pada minoritas ini.
The Guardian, mengacu pada permintaan Michelle Bachelet, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, mendesak Beijing untuk memastikan bahwa pengamatnya memiliki akses ke informasi mereka setelah pengumuman laporan yang mengkhawatirkan. “Pemerintah Cina, dalam menanggapi permintaan ini, mendesak Bachelet untuk mengakui kedaulatan negara ini,” tulis surat kabar tersebut.
Laporan itu melanjutkan, mengacu pada peringatan internasional tentang situasi sulit yang dihadapi oleh muslim China, kamp-kamp penahanan muslim di wilayah Xinjiang di barat laut China menunjukkan peningkatan dramatis represi dalam beberapa tahun terakhir dan urgensi geostrategis wilayah ini.
The Guardian menggambarkan daerah Xinjiang memiliki pemerintahan polisi digital, penuh pos pemeriksaan dan kamera keamanan. Dia menegaskan, orang-orang di wilayah ini ditahan hanya karena bepergian ke luar negeri atau melaksanakan ritual-ritual keagamaan atau bahkan pidato dalam bahasa China.
Muslim Uighur kawasan Xinjiang menghadapi banyak pembatasan dan pemerintah China telah memberikan banyak tekanan pada mereka, dimana hal ini telah ditentang oleh organisasi-organisasi internasional HAM.
(The-Guardian/Al-Jazeera/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar