Bambang Soesatyo, Ketua DPR RI, dengan Wakil Ketua Parlemen Turki, Mustafa Sentop.
Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo, mengadakan pertemuan bilateral dengan Wakil Ketua Parlemen Turki, Mustafa Sentop. Acara tersebut dilakukan sebelum dimulai pertemuan Ketua Parlemen MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea, Turki dan Australia) di Bali.
Bamsoet, sapaan akrabnya, berharap parlemen Indonesia bersama parlemen Turki tetap konsisten untuk memperjuangkan isu Palestina dan krisis kemanusiaan di dunia. Terlebih, konstitutusi kedua negara menjamin partisipasi aktif dalam menjaga ketertiban dan perdamaian dunia.
"Kedua parlemen telah berkerja sama dengan baik di berbagai forum internasional dalam memperjuangkan isu Palestina dan krisis kemanusiaan diberbagai belahan dunia. Kami berharap kerja sama tersebut dapat ditingkatkan di masa yang akan datang serta mendukung upaya United Nations Relief and Works Agency (UNWRA) dalam membantu pengungsi Palestina," ujar Bamsoet dalam keterangan tertulisnya, Minggu (16/9/2018).
Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini mengapresiasi peningkatan hubungan bilateral kedua negara di berbagai bidang. DPR RI sangat optimis bahwa hubungan kedua negara dapat menguat di masa mendatang, terutama melalui hubungan antar parlemen.
"Indonesia dan Turki merupakan dua negara muslim besar dengan sistem pemerintahan yang demokratis. Keduanya merupakan focal point dalam pengembangan Islam moderat dan sekaligus sinergi dalam pemberantasan radikalisme dan terorisme," kata Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini memandang Turki sebagai mitra penting dan strategis dalam bidang pertahanan. Kerja sama pengembangan industri pertahanan melalui PT Pindad bersama FNSS Turki pada tahun 2016, patut diapreasiasi sebagai upaya untuk menjaga kedaulatan NKRI.
"Indonesia dan Turki memiliki kedaulatan untuk menentukan sikap terutama terkait dalam isu keamanan dan perdamaian internasional. Dalam kesempatan ini kami berharap Indonesia dan Turki dapat bekerja sama dengan baik untuk menangkal ancaman dan intervensi asing yang mencoba membatasi kebebasan kita untuk menentukan sikap sebagai negara yang berdaulat," urai Bamsoet.
Dia memaparkan, total perdagangan bilateral antara Indonesia dan Turki mengalami peningkatan dari US$ 1,3 juta pada tahun 2016, menjadi US$ 1,7 juta pada tahun 2017. Kerja sama ini perlu ditingkatkan melalui Indonesia Turkey Comprehensive Economy Partnership (IT CEPA) yang sedang dalam tahap perundingan, sehingga hambatan ekspor kedua negara dapat dikurangi.
"DPR RI juga mendukung peningkatan investasi Turki ke Indonesia. Iklim investasi yang kondusif serta peningkatan tingkat kemudahan berbisnis dari urutan ke- 91 pada tahun 2016, menjadi urutan ke-72 pada tahun 2017 menjadi daya tarik bagi investor asing" tutur Bamsoet.
Bamsoet mengungkapkan, Indonesia saat ini tengah mengembangkan Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah. Pembiayaan Investasi tersebut akan digunakan untuk membangun infrastruktur di Indonesia, tanpa harus mengandalkan anggaran pemerintah.
"Kami mengundang para investor dari Turki untuk turut berpartisipasi dalam program tersebut. Kami juga berharap Turki dapat menjadi mitra strategis Indonesia dalam pengembangan ekonomi Islam dunia, terutama dalam pembangunan infrastruktur," pungkas Bamsoet.
Turut mendampingi Ketua DPR RI, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI Fadel Muhammad, anggota Fraksi PPP DPR RI Hasrul Azwar, Sekjen DPR RI Indra Iskandar serta Dirjen Kerjasama Multilateral Kemenlu RI Febrian Ruddyard. Sementara Mustafa Sentop ditemani anggota parlemen Turki Mustafa Elitas dan Erhan Usta.
(Detik/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar