Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Pekan Pertahanan Suci; Di Tahun Ke-40 Republik Islam Iran

Pekan Pertahanan Suci; Di Tahun Ke-40 Republik Islam Iran

Written By Unknown on Minggu, 23 September 2018 | September 23, 2018

Pekan Pertahanan Suci

Dalam kalender Republik Islam Iran, tanggal 31 Shahrivar atau 22 September adalah hari dimulainya perang yang dipaksakan Irak terhadap Iran dan dinamakan awal Pekan Pertahanan Suci.

Delapan tahun Perang Pertahanan Suci mengingatkan kegigihan bangsa yang menghadapi arogansi global dan sekutunya dengan tangan kosong tapi bersandar pada rakyat yang tetap bersama Wali Faqih bersama budaya Asyura. Dengan semua faktor tersebut, Iran telah menunjukkan kepada dunia akan pelajaran kebebasan dan kejayaan.

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar dalam pidatonya dihadapan pada komandan, perwira, seniman dan panitia program "Malam Memori Pertahanan Suci" menekankan bahwa masa Pertahanan Suci sekalipun ada kerugian materi dan manusia, tapi juga berdampak penting bagi hari ini dan akan datang. Rahbar mengingatkan bahwa mempertahankan dan memperkuat semangat revolusioner di tengah masyarakat dan kelangsungan hidup revolusi adalah salah satu pengaruh masa itu. Bila gerakan jihad dan pengorbanan itu tidak ada, sudah barang tentu semangat revolusioner pasti terancam.

Militer Republik Islam Iran menjelang dimulainya Pekan Pertahanan Suci dalam sebuah pernyataan menekankan kelanjutan semangat revolusioner ini dan menjelaskan, musuh harus mengetahui bahwa semangat Asyura bangsa Iran tidak akan mengizinkan pemaksaan kehendak yang batil.

Selama delapan tahun Pertahanan Suci, Republik Islam Iran telah mencoba menunjukkan komitmennya terhadap standar moral dan aturan internasional serta etika perang. Rezim kriminal Saddam, selama perang, berulang kali melanggar hukum perang. Serangan kimia yang sering terjadi, awal perang kota dan serangan terus menerus terhadap warga sipil, termasuk tidak komitmen dengan etika perang yang dilakukan rezim Baath Irak dalam perang melawan Iran.

Perang ini kemudian dilanjutkan dengan bantuan AS dan petrodolar beberapa negara-negara Arab di kawasan. Republik Islam Iran menyebut Amerika Serikat bertanggung jawab atas instabilitas di kawasan baik itu di masa perang yang dipaksakan Irak atau sekarang.

Tapi para pejabat Amerika Serikat sampai saat ini masih belum menghentikan kejahatan dan upaya menciptakan krisis. Amerika Serikat masih berusaha untuk merancang rencana rumit untuk menyerang dan melakukan konspirasi melawan Republik Islam Iran.

Pengalaman dari era pertahanan suci menunjukkan bahwa untuk menghadapi ancaman dan untuk menghilangkan kejahatan para agresor, perlu ada persiapan yang diperlukan di semua bidang.

Esmail Ghadami, dosen komunikasi dan wartawan mengatakan, Iran dalam Perang Delapan Tahun, tidak diragukan lagi, dari sisi faktor spiritual, sosial dan budaya, dan yang lebih penting lagi kekuatan mobilisasi umum lebih baik dari segala sisi ketimbang Irak. Perang ini sekali lagi mengungkapkan bahwa keunggulan teknologi adalah kebutuhan yang tak terbantahkan dalam pengembangan organisasi dan kemajuan serta keberhasilannya. Di dunia modern superioritas manusia harus disertai dengan keunggulan teknologi.

Republik Islam Iran, sebagaimana telah berdiri di garis terdepan menghadapi musuh agresor selama masa Pertahanan Suci, saat ini berdiri dengan kekuatan dalam perang melawan terorisme dan faktor-faktor yang berusaha menciptakan konflik lewat tangan para teroris di kawasan. Iran tidak akan meminta izin dari kekuatan hegemoni untuk mempertahankan kekuatan dan menjamin keamanannya dan kawasan.

(Parstoday/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: