Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Rusia Meminta IAEA Menjamin Implementasi Yang Stabil Dari JCPOA

Rusia Meminta IAEA Menjamin Implementasi Yang Stabil Dari JCPOA

Written By Unknown on Kamis, 13 September 2018 | September 13, 2018

Kerjasama Rusia dan Iran

Kesepakatan nuklir Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) diumumkan di Wina pada Juli 2015 antara Iran dan kelompok 5 +1, sementara pelaksanaannya dimulai pada Januari 2016.

Lembaga internasional yang memantau komitmen Iran terhadap JCPOA adalah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan telah menyatakan komitmen penuh Iran terhadap kesepakatan ini. Yukiya Amano, Dirjen IAEA menekankan bahwa JCPOA adalah pencapaian yang signifikan untuk verifikasi nuklir dan bahwa lembaga yang dipimpinnya memiliki akses penuh sesuai kebutuhannya.

Rusia sebagai anggota kelompok 5 + 1, selalu berusaha memperjuangkan untuk mempertahankan dan mengimplementasikan JCPOA, bahkan menjadi kritikus utama langkah Presiden AS Donald Trump yang keluar dari JCPOA. Mengingat dimulainya kembali sanksi nuklir Washington terhadap Iran dan upaya untuk mengakhiri JCPOA, Moskow, dalam posisi terakhirnya, menyerukan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk memastikan implementasi yang stabil dari JCPOA.

Dalam hal ini, Mikhail Ulyanov, Wakil Rusia Rusia untuk IAEA, hari Rabu (12/9) pada pertemuan Dewan Gubernur IAEA di Wina memuji komitmen Iran terkait JCPOA dan meminta IAEA menjamin implementasi stabil kesepakatan internasional ini.

Ulyanov mengatakan, harapan kami bahwa IAEA akan bertindak sebagai hakim yang tidak memihak dan memberikan dasar yang kuat untuk kelanjutan dari pelaksanaan JCPOA. Rusia akan berusaha keras demi kelanjutan dan implementasi penuh dari kesepakatan nuklir Iran yang menjamin kepentingan seluruh komunitas internasional.

Sikap dan laporan IAEA sebagai badan teknis dan penanggung jawab internasional untuk mengawasi pelaksanaan komitmen nuklir Iran pada JCPOA telah membuat Amerika Serikat putus asa mendapatkan alasan terkait masalah nuklir guna menerapkan tekanan terhadap Iran. Untuk itu, Amerika Serikat kini fokus pada alasan bohong dan masalah yang tidak ada hubungannya dengan JCPOA seperti program rudal dan peran regional Iran. Donald Trump, Presiden Amerika Serikat pada 8 Mei 2018, mengulangi tuduhan tak berdasar terhadap Iran dan mempertanyakan kegiatan nuklir Tehran yang damai lalu menyatakan penarikan diri Washington dari JCPOA dan dan mengumumkan kembalinya sanksi nuklir.

Tindakan Presiden Amerika Serikat ini menghadapi kritik global yang meluas, terutama anggota lain dari kelompok 5 +1. Rusia, misalnya, percaya bahwa melanggar kesepakatan dan membatalkan perjanjian ini akan memiliki dampak negatif yang besar terhadap perdamaian dan keamanan internasional. Masalah ini telah menyebabkan Moskow berulang kali dan dalam kata-kata para pejabat seniornya dalam beberapa bulan terakhir untuk tetap mempertahankan JCPOA dengan mencermati keefektifannya.

Sementara itu, tindakan permusuhan AS terhadap Iran dalam merevisi sanksi nuklir dalam dua tahap pada bulan Agustus dan November 2018 telah menghadapi penolakan global dan banyak negara di dunia, termasuk Cina, Rusia dan Turki mengatakan tidak mengikuti tuntutan Trump. Dari sudut pandang Moskow, Amerika Serikat harus mencari cara lain untuk menyelesaikan perbedaannya dengan Iran dan tidak logis dan rasional untuk membahayakan pencapaian JCPOA.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, kami percaya bahwa JCPOA adalah alat yang, secara umum, dan khususnya di Timur Tengah, telah memfasilitasi larangan proliferasi nuklir. Tidak ada keraguan bahwa alat ini tidak boleh dihapus.

Terlepas dari posisi Rusia dan negara-negara lain 5 + 1 dalam hal kebutuhan untuk mempertahankan JCPOA, tapi Trump terus mengabaikan masalah ini dan bersikeras untuk memusnahkan kesepakatan penting internasional ini. Namun, jelas bahwa Trump tidak terlalu berhasil dalam upayanya dan hanya menggunakan kekuatan dan intimidasi untuk merealisasikan tuntutannya. Sebuah sikap yang telah menyebabkan isolasi yang lebih luas terhadap Amerika Serikat di tingkat global.

(Parstoday/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: