Yemeni children protest against a Saudi airstrike in the capital, Sana'a.
Arab Saudi akhirnya mengakui "kesalahan" dalam serangan udara baru-baru ini yang menewaskan anak-anak di sebuah bus sekolah di Yaman, tetapi masih bersikeras bahwa kendaraan itu membawa pejuang Houthi.
Dalam sebuah pernyataan, kerajaan itu mengatakan Sabtu (1/9), "menyatakan penyesalan atas kesalahan itu, memperluas simpati, belasungkawa dan solidaritas kepada keluarga korban" serangan 9 Agustus di provinsi barat laut Sa’ada.
Serangan udara Saudi menghantam bus sekolah saat melaju melalui pasar di kota Dhahyan, menewaskan total 51 orang, di antaranya 40 anak, dan melukai 79 orang lainnya, kebanyakan anak-anak.
Dalam pernyataan yang disiarkan oleh Saudi Press Agency (SPA), Arab Saudi berjanji akan "merevisi dan meningkatkan aturan keterlibatannya sesuai dengan pelajaran operasional yang dipelajarinya, dengan cara yang menjamin tidak terjadinya kembali insiden semacam itu."
Juru bicara militer Saudi Mansour al-Mansour mengatakan penyelidikan atas insiden itu telah menemukan kesalahan sebelum serangan, yang "menyebabkan kerusakan tambahan," tetapi mengulangi bahwa bus itu telah "mengangkut para pemimpin Houthi."
Insiden itu memicu gelombang kemarahan internasional dan memimpin Dewan Keamanan PBB untuk menuntut penyelidikan "yang kredibel dan transparan".
Para ahli amunisi mengatakan kepada CNN bahwa bom yang digunakan oleh Arab Saudi dalam serangan itu adalah sebuah bom MK 82-kilogram buatan-Amerika Serikat.
Pekan lalu, para ahli hak asasi manusia PBB meningkatkan alarm atas tingginya tingkat korban sipil di serangan Arab Saudi di Yaman, mengatakan serangan udara "mungkin termasuk kejahatan perang."
(SPA/CNN/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar