Hujjatul Islam wal Muslimin Kazem Seddiqi
Imam shalat Jumat Tehran, Hujjatul Islam wal Muslimin Kazem Seddiqi, menyinggung serangan rudal Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) ke lokasi pertemuan para pemimpin sebuah kelompok teroris di wilayah Kurdistan Irak dan menyatakan, "Langkah ini menunjukkan kewaspadaan intelijen Iran kepada dunia dan merupakan peringatan serius untuk musuh regional dan transregional."
Seddiqi dalam khutbah Jumatnya juga menjelaskan bahwa takut di hadapan perang dan sanksi bertentangan dengan budaya Asyura dan mengatakan, "Bangsa Iran telah selama 40 tahun berada di jalan Asyura, melawan banyak kekuatan dan mengalahkan mereka."
Khatib shalat Jumat menyinggung kemajuan Iran di bidang kedokteran, teknologi nano, pertahanan dan industri, seraya mengatakan, "Bangsa yang telah bertahan dan melalui perang yang dipaksakan selama delapan tahun, tidak akan menganggap masalah ekonomi dalam beberapa hari saja sebagai krisis, dan akan melalui masalah tersebut."
Hujjatul Islam wal Muslimin Seddiqi juga menyinggung berbagai peristiwa yang terjadi di Irak serta pembakaran gedung konsulat Iran di provinsi Basrah dan menegaskan, "Fitnah AS-Saudi di Irak tidak akan dapat merusak persatuan antara bangsa Iran dan Irak."
Terkait kondisi Idlib di Suriah, Seddiqi memaparkan bahwa Idlib adalah pangkalan terakhir para teroris di Suriah dan alasan yang dikemukakan AS tidak akan mencegah kemenangan Suriah dan pasukan muqawama.
Khatib shalat Jumat Tehran juga berbicara soal putusan pengadilan Nigeria untuk membebaskan Ibrahim Zakzaky, serta memperingatkan pemerintah Nigeria untuk tidak menghalangi pembebasan pemimpin Syiah Nigeria.
Di akhir khutbahnya, Seddiqi menyatakan sangat menyayangkan kebijakan pemerintah Republik Azerbaijan melarang aktivitas warga Syiah di bulan Muharram dan mengimbau pemerintah Baku agar tidak mencegah aktivitas warga Syiah Azerbaijan karena mereka sangat mencintai Imam Husein as.
(Parstoday/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar