Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran menjelaskan bahwa Eropa harus memutuskan untuk melawan atau menyerah dihadapan Amerika Serikat seraya menegaskan, negara-negara Eropa harus memberikan kompensasi karena Washington keluar dari Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA).
Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran kepada majalah mingguan Jerman, Der Spiegel yang dipublikasikan hari ini (Sabtu, 15/9) mengatakan, Selama Uni Eropa tetap menunjukkan sikap pasif menanggapi keluarnya Amerika Serikat dari JCPOA, mereka harus menanti dampak dari sikap mereka ini dari pihak Iran.
Zarif menegaskan bahwa Eropa dan pihak lain penandatangan JCPOA harus mengambil langkah-langkah untuk menetralisir dampak sanksi Amerika Seriat terhadap Iran.
"Jika Eropa bersikap pasif terhadap aksi penarikan diri AS dari JCPOA, maka ada kemungkinan Iran meningkatkan pengayaan uranium," ungkap Zarif.
Menteri Luar Negeri Iran juga menolak perundingan dengan Donald Trump, Presiden Amerika Serikat.
"Tidak ada dasar untuk negosiasi semacam itu dan Tehran mungkin berpikir tentang negosiasi semacam itu hanya jika AS kembali pada kesepakatan nuklir dengan Iran," pungkas Zarif.
Donald Trump, Presiden Amerika Serikat pada 8 Mei 2018 menyatakan keluarnya AS dari kesepakatan JCPOA dan mengembalikan sanksi terhadap Iran, tapi Inggris, Perancis, Rusia, Cina dan Jerman serta Uni Eropa sebagai pihak lain yang menandatangani JCPOA menjelaskan tetap mendukung kesepakatan internasional ini.
Dalam konteks ini, Iran dan Eropa telah melakukan pembicaraan untuk mempertahankan KCPOA setelah keluarnya Amerika Serikat dari kesepakatan ini. Eropa di perundingan ini berjanji menyerahkan paket dukungan dalam kerangka JCPOA dan untuk menghadapi sanksi Amerika Serikat terhadap Iran.
Republik Islam Iran menekankan bahwa yang dinantikan dari paket yang disampaikan oleh negara-negara Eropa adalah menjamin hak-hak rakyat Iran dari JCPOA.
(Parstoday/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar