Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Rencana Blackwater Untuk Mengalihdayakan Perang Afghanistan Membuat Marah Kabul

Rencana Blackwater Untuk Mengalihdayakan Perang Afghanistan Membuat Marah Kabul

Written By Unknown on Sabtu, 06 Oktober 2018 | Oktober 06, 2018

Plainclothes contractors working for Blackwater USA take part in a firefight.

Pemerintah Afghanistan telah mencela proposal 'destruktif dan memecah belah' Erik Prince, pendiri kontraktor militer swasta Blackwater, hendak memprivatisasi perang 17 tahun di negara Asia.

"Pemerintah Afghanistan sama sekali tidak membenarkan debat yang merusak dan memecah belah ini," kata pernyataan dari Kantor Keamanan Nasional Afghanistan (NSC), Kamis (4/10).

Pernyataan itu mengatakan pemerintah dan rakyat Afghanistan tidak akan pernah "mengizinkan perang kontra-terorisme untuk menjadi bisnis swasta, mencari keuntungan."

Lebih lanjut dikatakan bahwa penambahan "elemen asing dan tidak bertanggung jawab baru" akan melemahkan hak untuk menentukan nasib sendiri rakyat Afghanistan.

"Pasukan keamanan dan pertahanan Afghanistan, di bawah kerangka hukum yang berlaku di negara itu, memiliki tanggung jawab dan wewenang utama untuk menjaga nilai-nilai luhur Islam, kedaulatan nasional kita, dan kemerdekaan dan integritas teritorial negara dan rakyat kita tercinta," pernyataan itu dibaca.

Prince mempromosikan proposalnya di televisi Kabul pekan lalu bagi pemerintah untuk mengizinkan kontraktor asing mendukung pasukan Afghanistan dalam perang melawan Taliban, mengklaim bahwa pihaknya dapat mengakhiri perang dalam "enam bulan."

Ide Prince, yang pertama kali muncul tahun lalu saat peninjauan Presiden AS Donald Trump tentang strategi Afghanistan, telah meningkatkan kekhawatiran etika dan keamanan di kalangan pejabat militer AS serta anggota parlemen utama di Kongres dan anggota tim keamanan nasional Trump.

Pada bulan Agustus, Menteri Pertahanan AS James Mattis menolak rencana itu dengan mengatakan langkah itu bukan "ide bijak".

(NSC/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: