Larangan berkunjung ke Arab Saudi bagi warga Amerika ini diterbitkan saat suhu politik di negeri Bani Saud itu tengah meninggi.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat kemarin memperingatkan warganya untuk tidak mengunjungi Arab Saudi. Alasannya, negara Kabah itu terancam serangan kaum militan dan peluru kendali ditembakkan pemberontak Al-Hutiyun di Yaman.
Peringatan ini dikeluarkan setelah Sabtu tiga pekan lalu peluru kendali ditembakkan milisi Al-Hutiyun di Yaman mengarah ke Ibu Kota Riyadh, Arab Saudi. Peluru kendali itu berhasil ditembak jatuh dekat Bandar Udara Raja Khalid di Riyadh tanpa ada korban luka.
"Ancaman teroris sudah lama ada di seantero Arab Saudi, termasuk kota-kota besar seperti Riyadh, Jeddah, dan Dhahran," kata Departemen Luar Negeri Amerika. "Serangan bisa terjadi kapan saja tanpa ada peringatan lebih dulu."
Departemen Luar Negeri Amerika menyebutkan kelompok-kelompok teroris, termasuk ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) serta afiliasinya, telah menyasar kepentingan Saudi dan Barat, masjid, dan lokasi-lokasi banyak dikunjungi warga negara Amerika dan Barat lainnya.
Bulan lalu, seorang lelaki bersenjata menembak mati dua pengawal istana milik Raja Salman bin Abdul Aziz di Kota Jeddah dan melukai tiga orang lainnya.
Larangan berkunjung ke Arab Saudi bagi warga Amerika ini diterbitkan saat suhu politik di negeri Bani Saud itu tengah meninggi, lantaran Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman melakoni bersih-bersih atas nama korupsi.
Sejak awal bulan ini, Pangeran Muhammad bin Salman menangkapi ratusan anggota keluarga kerajaan, konglomerat, pejabat, dan perwira militer atas tudingan rasuah.
Sebagian pihak menilai langkah itu merupakan siasat Pangeran Muhammad bin Salman buat menyingkirkan lawan-lawan politiknya.
(
Ibu Kota Riyadh, Arab Saudi. (Foto: Al-Arabiya)
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat kemarin memperingatkan warganya untuk tidak mengunjungi Arab Saudi. Alasannya, negara Kabah itu terancam serangan kaum militan dan peluru kendali ditembakkan pemberontak Al-Hutiyun di Yaman.
Peringatan ini dikeluarkan setelah Sabtu tiga pekan lalu peluru kendali ditembakkan milisi Al-Hutiyun di Yaman mengarah ke Ibu Kota Riyadh, Arab Saudi. Peluru kendali itu berhasil ditembak jatuh dekat Bandar Udara Raja Khalid di Riyadh tanpa ada korban luka.
"Ancaman teroris sudah lama ada di seantero Arab Saudi, termasuk kota-kota besar seperti Riyadh, Jeddah, dan Dhahran," kata Departemen Luar Negeri Amerika. "Serangan bisa terjadi kapan saja tanpa ada peringatan lebih dulu."
Departemen Luar Negeri Amerika menyebutkan kelompok-kelompok teroris, termasuk ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) serta afiliasinya, telah menyasar kepentingan Saudi dan Barat, masjid, dan lokasi-lokasi banyak dikunjungi warga negara Amerika dan Barat lainnya.
Bulan lalu, seorang lelaki bersenjata menembak mati dua pengawal istana milik Raja Salman bin Abdul Aziz di Kota Jeddah dan melukai tiga orang lainnya.
Larangan berkunjung ke Arab Saudi bagi warga Amerika ini diterbitkan saat suhu politik di negeri Bani Saud itu tengah meninggi, lantaran Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman melakoni bersih-bersih atas nama korupsi.
Sejak awal bulan ini, Pangeran Muhammad bin Salman menangkapi ratusan anggota keluarga kerajaan, konglomerat, pejabat, dan perwira militer atas tudingan rasuah.
Sebagian pihak menilai langkah itu merupakan siasat Pangeran Muhammad bin Salman buat menyingkirkan lawan-lawan politiknya.
(
Posting Komentar