Liga Arab akan menggelar sidang luar biasa atas permintaan Arab Saudi untuk membahas 'pelanggaran-pelanggaran' yang dilakukan Iran.
Bahrain dan Uni Emirat Arab mendukung permintaan Saudi tersebut, yang juga disetujui oleh Djibouti, yang kini mendapat giliran menjadi ketua blok pan-Arab tersebut. Demikian menurut memo yang ditunjukkan oleh para diplomat kepada kantor berita AFP.
Menurut memo tersebut seperti dilansir AFP, Senin (13/11/2017), permintaan Saudi untuk menggelar pertemuan Liga Arab pada Minggu (19/11) mendatang tersebut, didasarkan pada sebuah rudal yang ditembakkan dari wilayah Yaman pada 4 November lalu. Rudal tersebut berhasil dicegat dengan pertahanan udara Saudi di dekat Riyadh.
Koalisi pimpinan Saudi saat ini tengah memerangi para pemberontak Houthi di Yaman. Koalisi Saudi menuding Houthi yang didukung oleh Iran itu telah menembakkan rudal tersebut.
Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman kemudian menuduh Iran melakukan "agresi militer langsung" terhadap Saudi dengan memasok rudal-rudal balistik untuk Houthi. Namun Iran membantah keterlibatan dalam serangan rudal tersebut.
Menurut memo tersebut, Saudi juga mengecam apa yang disebutnya sebagai "sabotase dan terorisme" atas jaringan pipa yang terbakar di Bahrain beberapa hari lalu, yang sempat membuat pasokan minyak ke Saudi terhenti dari Bahrain. Bahrain juga menyalahkan Iran atas kebakaran itu.
"Upaya untuk meledakkan jaringan pipa Saudi-Bahrain merupakan eskalasi berbahaya di pihak Iran yang bertujuan menteror warga negara dan membahayakan industri minyak dunia," cetus Menteri Luar Negeri Bahrain, Sheikh Khalid bin Ahmed al-Khalifa.
Pemerintah Iran juga membantah keterlibatan dalam insiden itu dan menyebut tuduhan tersebut "kekanak-kanakan".
(AFP/Detik-News/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar