Khalil al-Hayya. Senior Hamas official (C) speaks during a news conference in Gaza.
Gerakan perlawanan Palestina Hamas telah menolak untuk dilucuti senjata sebagai bagian dari kesepakatan rekonsiliasi nasional baru-baru ini dengan partai saingan Fatah, yang menekankan bahwa senjata-senjata tersebut tidak untuk didiskusikan.
"Senjata perlawanan tidak dapat dipisah ... dan semua garis merah berada di bawahnya," pejabat senior Hamas Khalil al-Hayya mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Gaza pada hari Senin (27/11), mencatat bahwa gerakan tersebut memiliki hak untuk menolak pendudukan Israel sampai titik akhir. . .
Hayya lebih jauh mengungkapkan keprihatinannya atas ucapan pejabat senior Fatah baru-baru ini namun menekankan bahwa Hamas "akan melanjutkan jalan rekonsiliasi untuk mengakhiri divisi Palestina," terlepas dari hambatan yang diciptakan oleh kelompok saingan.
Sementara itu, Hayya mendesak Otoritas Palestina untuk mencabut sanksi terhadap Jalur Gaza dan meminta pemerintah untuk menyelesaikan masalah pembayaran karyawan.
Hamas dan Fatah menandatangani kesepakatan rekonsiliasi bersejarah di ibukota Mesir, Kairo, pada bulan Oktober untuk mengakhiri perselisihan satu dekade mereka.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar