Wakil Presiden Jusuf Kalla berpendapat, tingkat kesadaran beragama masyarakat, khususnya mahasiswa Indonesia semakin tinggi. Tidak seperti dulu, fenomena mahasiswi berjilbab di kampus seperti Institut Pertanian Bogor dan Universitas Indonesia, saat ini, relatif sama jumlahnya dengan Universitas Islam Negeri.
Fenomena ini, kata Kalla, hampir merata di seluruh kampus di Indonesia. Sedemikian, di depan peserta Halaqah Nasional Ulama dan Cendekiawan di Jakarta, malam ini 16 November, Kalla bertanya, “Apa HMI (Himpunan Mahasiswa Indonesia) masih dibutuhkan?”
Menurut mantan Ketua HMI Makassar ini, perkembangan kesadaran beragama di Tanah Air tidak lepas dari tiga hal. Pertama, perkembangan dipicu oleh pemikiran keislaman yang lahir dari mantan Ketua Umum Pengurus Besar HMI Nurchalis Madjid. Pemikiran cendekiawan yang akrab disapa Cak Nur ini, kata Kalla, tersebar lewat diskusi dan seminar di berbagai tempat.
Hal kedua ialah lahirnya Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia dan ketiga, adanya travel haji ONH plus. Dengan ONH Plus, kata Kalla, masyarakat menengah ke atas dapat melakukan haji dengan cara yang mereka inginkan. “Tanpa ONH Plus, golongan menengah ke atas tidak naik haji,” kata saudagar kelahiran Bone ini menyinggung antrean panjang haji reguler.
Kalla membuka Halaqah yang bakal berlangsung hingga 19 November itu. Halaqah bertajuk ‘Peran Ulama dalam Membangun Kehidupan Bangsa yang Harmoni’ ini dihadiri oleh Ketua MUI KH. Ma’ruf Amin, tokoh senior Muhammadiyah Ahmad Syafi’i Ma’arif hingga tokoh Katolik Romo Magnis Suseno.[]
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar