Foto: Aboutcirebon.id
Masyarakat Islam Indonesia di sejumlah daerah masih menjalankan tradisi ritual ketika akhir bulan Safar tiba. Di antaranya, tradisi Tawurji di Cirebon yang salah satunya digelar dengan membaca doa warisan murid Syekh Siti Jenar.
Pangeran Kumisi Keraton Kanoman Cirebon Pangeran Muhammad Rokhim mengatakan, tradisi Tawurji populer sejak Syekh Siti Jenar meninggal. Tawurji merupakan doa santri Siti Jenar kepada orang yang mampu bahkan kepada orang yang belum naik haji juga didoakan agar naik haji.
Karena salah satu amalannya bersedekah, Tawurji bisa juga diartikan menebar berkah kepada warga sekitar. Amalan ini pun rutin digelar oleh Sultan Cirebon dengan membagikan uang koin kepada warga sekitar.
Pangeran Patih Qodiron mengatakan, Tawurji bermakna untuk mensejahterakan warga setempat. “Alhamdulillah Keraton Kanoman masih menggunakan pepakem tradisi ini,” katanya seperti dilaporkan Aboutcirebon.id
Hingga kini, tradisi ini diperingati setiap akhir Safar oleh Keraton dan warga. Tepatnya, setiap Rabu terakhir di Bulan Safar sehingga tradisi itu dikenal pula sebagai Rebo Wekasan.
Dahulu, kata dia, tradisi Tawurji hanya dilakukan di internal keluarga keraton. Namun saat ini, tradisi Tawurji melibatkan masyarakat luas.
“Tawurji juga bagian dari menolak bala atau tolak sial. Karena bulan Safar identik dengan bulan sial dan bahaya,” ujar Rokhim
(About-Cirebon/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar