Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Mengenal Ayatullah Syahrudi

Mengenal Ayatullah Syahrudi

Written By Unknown on Kamis, 30 November 2017 | November 30, 2017


Oleh: Abu Qadiran

Ayatullah al Uzhma Sayed Mahmud Hasyimi Syahrudi dilahirkan di kota suci Najaf pada tahun 1327 Hijriah Syamsiah dari keluarga habaib yang religius yang nasab mulia beliau berhubungan dengan Imam Husain. Ayahanda beliau adalah Almarhum Ayatullah Sayed Ali Husaini Syahrudi dan termasuk murid istimewa Almarhum Ayatullah al-Uzhma Sayed Abul Qasim Khu’i. Dan Sayed Ali Syahrudi menuliskan pembahasan-pembahasan ushul fiqh ustadnya tersebut.


Masa Belajar

Ayatullah al Uzhma Sayed Mahmud Hasyimi Syahrudi memulai masa bejar pada jenjang ibtidaiyyah di Madrasah ‘Alawi di Najaf lalu beliau melanjutkan studi agama di Hauzah. Karena kesuksesan ilmiah keluarga dan bakat kecerdasan dan kemampuan yang luar biasa serta kerja keras yang tidak mengenal lelah, beliau dalam waktu singkat mampu menyelesaikan pelajarannya pada jenjang tinggi (daureh sath). Lalu setelah itu, beliau ikut serta dalam pelajaran Ayatullah al-Uzhma Syahid Sayed Muhammad Baqir Sahdr (semoga Allah meninggikan kedudukan beliau) dan bertahun-tahun beliau mengabdi pada guru terkemukanya ini dan mempelajari dengan baik prinsip-prinsip ijtihad dalam ushul dan fiqh dan juga menghadiri kajian Marja’-Marja’ taklid di Najaf saat itu, di antaranya: Imam Khomaini, Ayatullah al-Uzhma Khu’i dan mengambil manfaat besar dari mereka.


Para Guru

Ayatullah al Uzhma Sayed Mahmud Hasyimi Syahrudi banyak berguru pada ulama-ulama yang mumpuni dan guru yang paling penting dan istimewa bagi beliau pada dars khorij (pelajaran tingkat tinggi) adalah Syahid Sayid Muhammad Baqir Sahdr. Dan memang Sayid Muhammad Baqir Sahdr yang merupakan kebanggaan madrasah ahlul bait dan termasuk Marja’ yang menonjol banyak mempersembahkan murid-murid yang hebat kepada dunia Islam. Syahid Shadr memang terkenal memiliki memori (daya hafal) di atas rata-rata alias jenius dan sangat berbakat (mempunyai potensi besar) sehingga karena itu beliau banyak menciptakan terobosan dan inovasi di bidang fikih dan ushul serta ilmu-ulmu Islami. Syahid Sahdr mampu mengaktualisasikan dan merekontruksi kembali kajian-kajian Islami dan menulis kitab-kitab pelajaran di pelbagai bidang dan langkah beliau ini tentu sebuah langkah penting dalam mengangkat citra Islam dan madrasah ahlul bait. Oleh karena itu, murid-murid beliau seperti Sayed Mahmud Hasyimi Syahrudi sangat memanfaatkan pengabdian ilmiah dan pelbagai pemikirannya.

Di antara guru lain Ayatullah Sayed Mahmud Hasyimi Syahrudi adalah Imam Khomaini dan Ayatullah Khu’i. Dan Sayed Syahrudi mengukuhkan prinsip-prinsip ijtihad pada mereka.


Aktifitas Ilmiah dan Budaya

Ayatullah Sayed Mahmud Hasyimi Syahrudi sampai sekarang mempunyai banyak aktifitas di bidang ilmiah dan budaya. Dalam sebuah pertemuan anggota Majelis A’la Irak, Imam Khomaini–karena mengenal langsung beliau–menginginkan supaya beliau mengutamakan pengajaran di Hauzah Ilmiah Qum dan mendidik pelajar-pelajar yang potensial di bidang ilmiah dan akhlak. Ayatullah Sayed Mahmud Hasyimi Syahrudi masuk ke Iran pada tahun 1358 dan sejak saat itu beliau memulai mengajar dars khorij dan ushul dan pengajaran ini berlanjut sampai sekarang dan banyak murid yang mengambil manfaat dari pelajaran beliau. Dan salah satu keistimewaan pelajaran beliau adalah ketelitian luar biasa dan penguasaan materi serta sering terjadi inovasi dan terobosan di pelbagai bidang ilmiah.

Ayatullah Sayed Mahmud Hasyimi Syahrudi pernah menjabat selama dua periode sebagai pimpinan dua kongres penting, yaitu: yaitu kongres yang bertajuk peran zaman dan tempat dalam pemikiran Imam Khomaini dan kongres pertama Dairatul Ma’arif Fiqh Islami. Dan kedua kongres tersebut mendapat sambutan hangat para ulama terkemuka dan asatidz hauzah dan para dosen kampus serta cendekiawan nasional dan internasional.

Di antara pengabdian lain beliau adalah menjabat sebagai pimpinan Yayasan Dairatul Ma’arif Fiqh Islami yang ditetapkan oleh Sayed Ali Khamene’i. Saat pengangkatan beliau dalam posisi ini, Sayed Ali Khomene’i menyatakan: “Anda adalah salah satu figur yang menonjol di bidang ilmu dan amal serta sangat menguasai ilmu fikih dan ilmu-ilmu yang terkait dengannya. Dan untuk melaksanakan tugas besar ini, saya melihat Anda layak untuk memikul tanggung jawab pengadaan dan pengaturan Yayasan yang bertugas menyediakan Dairatul Ma’arif fiqh.”

Ayatullah Sayed Mahmud Hasyimi Syahrudi banyak menulis artikel dan dicetak di Jurnal Fashl Nomeh Fiqh Ahlul Bait. Begitu juga beliau menerbitkan banyak buku, di antaranya:

1-Buhuts fi I‘ilm Ushul (Taqrirat/catatan atas pelajaran-pelajaran Syahed Shadr yang terdiri dari 17 jilid).

2-Kitab al-Khums (2 jilid).

3-Maqalat Fiqhiyyah

4-Qa’idah Faragh wa Tajawuz

5-Hukumat Islamy

6-Jahan Bini Islamy

7-Tafsir Maudhui dari kitab Nahjul Balaghah

8-Tafsir ayah mawaddah fi al-qurba

9-Buhuts fi fiqh az-zira’i

10-Asshaum ;tarbiyyah wa hidayah

11-Kitab al-Ijarah, 12 jilid

12-Kitab az Zakah, 12 jilid

13-Qiraat Fiqhiyyah Mu’asharah

14-Mabahits Ushul Fiqh

15-Dars Nomeh Ushul Fiqh

16-Risalah taudhiful masa’il

17-Manasik Hajji dalam bahasa Arab dab Persia

18-Ashaum Masa’il wa Rudud

19-Ash-Shirath (ajwibah istiftaat)

20-Kitab hajj

21-Adhwa wa Ara’

22-Manshur Qadha

23-Shahifah ‘Adhalat


Kegiataan Politik

Di samping ikut serta dalam pelbagai kegiatan belajar, beliau juga terjun ke dunia politik. Dan dalam rangka membela ulama dari antek-antek Rezim Shadam Hussein pada tahun 1974, Ayatullah Husain Syahrudi dijebloskan dalam penjara dan banyak mendapatkan siksaan fisik dan batin. Dan karena keikutsertaan beliau dalam demontrasi rakyat Irak pasca kemenangan revolusi di Iran yang dipimpin oleh ImamKhomaini, beliau dicari oleh rezim Ba’ts Irak dan atas saran gurunya, Syahed Shadr, beliau kembali ke Iran dan menjadi wakil umum Syahed Shadr untuk Imam Khomaini.

Setelah Ayatullah Sayed Mahmud Syahrudi memasuki Iran, beliau berkhidmat kepada Imam Khomaini dan dengan persetujuan Imam, beliau menjadi penghubungan antara Imam Khomaini dan Syahid Sayed Shadr dan pelbagai pesan ilmiah dari Najaf disampaikan ke Imam melalui beliau. Melalui perintah Ayatullah al-Uzhma Khamene’i yang di masa Imam Khomaini menjabat sebagai penanggungjawab kebangkitan Islam mempelopori terbentuknya ormas Jami’ah Ruhaniyyat Mubariz Majlis A’la Irak dan ikut serta dalam kepemimpinan dan manajemennya.

Dan melalui perintah Imam Khomaini, beliau bertanggung jawab untuk mengajar dan menganalisa serta mengkritisi persoalan-persoalan fikih, khususnya menghidupkan fikih pemerintahan yang dibangun secara kokoh berdasarkan dalil-dalil istinbath kitab Jawahir. Di samping itu, beliau tidak mengenal lelah dan secara maksimal memberikan kontribusi nyata dalam kesuksesan revolusi Islam di Iran.

Ayatullah al Uzhma Sayed Mahmud Hasyimi Syahrudi pernah juga bertahun-tahun menjabat sebagai anggota fukaha Syura Negahbon (dewan pengawas) dan di lembaga bersih ini, beliau melakukan pengabdian secara baik sehingga kemudian diangkat oleh Ayatullah Sayed Ali Khamene’i sebagai ketua mahkamah agung (Quwwah Qadhaiyyah). Selama menjabat sebagai ketua Quwwah Qadhaiyyah, beliau melaksanakan kerja dan karya-karya yang luar biasa, di antaranya adalah perluasaan aspek hukum, percepatan penanganan kasus-kasus hukum, dan menjalin komunikasi dan hubungan dengan masyarakat.

Setelah menyelesaikan tugasnya di Quwwah Qadhaiyyah, Ayatullah al Uzhma Sayed Mahmud Hasyimi Syahrudi kembali membuka pelajaran fikih dan ushul di kota suci Qum, di samping tetap melanjutkan aktifitas politiknya dan memberikan khidmat kepada sistem pemerintahan Islam serta memegang kedudukan penting sebagai Marja’ Taklid.

Dan sekarang, kelas pelajaran Kharij Fiqh beliau termasuk kelas ilmiah yang favorit dan ditunggu banyak kalangan di Hauzah Mubarokah Qom.


Pelbagai Jabatan Politik dan Sosial

Anggota Majma’ Jahani Ahlul Bait (Forum Internasional para pengikut ahlul bait)

Anggota Majma’ Jahani Taqhrib Mazhahib Islami (anggota forum internasional pendekatan mazhab-mazhab Islam)

Ketua dan penggagas Yayasan Dairah al-Ma’arif Fiqh Islamy berdasarkan mazhab ahlul bait

Anggota dan wakil Majlis Khubregon Rahbari (dewan pakar)

Anggota dan sekaligus wakil Majma’ Taskhiskh Maslahat Nizham (dewan pertimbangan kemaslahatan pemerintahan)

Anggota Jami’ah Mudarrisin Hauzah ‘Ilmiyyah Qom

Anggota Fukaha Syura Negahbon

Ketua Dewan tinggi penyelesai perselisihan dan pengaturan hubungan tiga kekuatan pemerintahan (Eksekutif, legislatif dan yudikatif)



Contoh Beberapa Fatwa Ayatullah al Uzhma Sayed Mahmud Hasyimi Syahrudi

Tanya:

Apakah boleh ikut serta dalam shalat jamaah yang dilarang oleh keduaorang tua?

Jawab:

Ikut serta dalam shalat jamaah termasuk amalan sunah yang sangat ditekankan dalam syariat suci Islam namun anda harus berusaha supaya perbuatan ini tidak menyakiti kedua orang tua sebab menyakiti orang tua itu hukumnya haram dan diharuskan menghormati mereka.

Tanya:

Apakah berjabat tanya setelah usai shalat bidah? Tolong Anda jelaskan hukum syar’i masalah ini dan bagaimana semestinya kita bersikap dalam masalah ini?

Jawab:

Tidak bidah, bahkan ada riwayat-riwayat yang menjelaskan perihal sunahnya berjabat tangan dalam setiap keadaan.

Tanya:

Apakah kematian secara otak Brain death (total brain death) secara syar’i disebut kematian hakiki? Apakah boleh organ tubuh seseorang yang menurut pandangan teliti para dokter telah mengalami kematian otak ditranpalansi atau tidak?

Jawab:

Kematian otak (mati otak total) tidak bisa disebut sebagai kematian, dan dengan permohonan orang yang sakit atau para wali yang sahnya tidak boleh kehidupannya diakhiri dan perbuatan ini tidak boleh. Dan bila orang yang sakit sebelumnya telah membolehkan supaya sebagian organ tubuhnya ditranspalansi maka harus dipastikan ia sudah mati dan hal ini tentu diperbolehkan.

Tanya:

Apakah seorang wanita bisa berobat ke dokter gigi pria, meskipun ada dokter gigi perempuan?

Jawab:

Bila cara mengobati dokter pria tersebut lebih baik maka tidak menjadi masalah.

Tanya:

Dalam kondisi apa diperbolehkan aborsi?

Jawab:

Bila hidupnya ibu akan berbahaya kalau ada janin, yakni kehamilan akan mengancam kehidupannya dan tidak ada jalan lain untuk menjaga kehidupan ibu. Maka menggugurkan kandungan untuk menyelamatkan diri dari bahaya tersebut diperbolehkan dan tidak ada Diat (denda).

Sumber: http://www.hashemishahroudi.org/fa/questions/33

(Safinah-Online/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: