Imam as berkata “barang siapa yang tawadhu’ di dunia ini maka ia termasuk orang-orang yang shiddiq di sisi Allah swt, dan juga ia termasuk Syi’ah hakiki Imam Ali as.”
Shabestan News Agency, Imam Hasan Askari as adalah Imam kesebelas Syi’ah yang meskipun memiliki usia yang singkat namun ia banyak meninggalkan banyak pelajaran yang sangat berharga bagi pengikut Syi’ah, dan meskipun ia berada di bawah tekanan dari khalifah Abbasiyah namun ia mampu untuk mendidik murid-murid yang setia.
Salah satu kriteria Imam Hasan Askari as adalah, beliau merupakan orang yang paling alim di zamannya.
Dengan ilmu yang dikaruniakan Allah swt kepada Imam Hasan Askari as, beliau membuktikan bahwa Imamah adalah kedudukan ilahi. Dengannya beliau membuktikan bahwa Imamah bukan milik Bani Abbas atau pengaku-pengaku Imamah yang lainnya.
Imam Hasan Askari as membuktikan kepada siapapun bahwa ilmu adalah jalan terbaik untuk membuktikan kebenaran; bukanlah kekerasan dan perang yang dijadikan senjata untuk membuktikan kebenaran.
Dalam kondisi yang paling pelik sekalipun, berkat ilmu yang beliau miliki, beliau berhasil melewati segala rintangan dengan sebaik-baiknya cara. Termasuk menyelamatkan anaknya (Imam Mahdi as) dari bahaya ancaman-ancaman penguasa zalim yang ingin membunuhnya dan memadamkan cahaya Allah swt.
Imam Hasan Askari as merengguk kesyahidan di tangan khalifah zhalim bani Abbasiyah pada usia 28 tahun yang kemudian ia dimakamkan di Samarra, bertepatan dengan 8 Rabi’ul Awal yang merupakan hari kesyahidan Imam Askari as, terdapat beberapa riwayat darinya tentang kehidupan yang indah.
Imam as berkata “barang siapa yang tawadhu’ di dunia ini maka ia termasuk orang-orang yang shiddiq di sisi Allah swt, dan juga ia termasuk Syi’ah hakiki Imam Ali as.”
Imam as berkata “ada dua hal yang tidak ada yang lain di atasnya, iman kepada Allah swt dan bermanfaat bagi saudara-saudaranya.”
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar