Spekulasi itu meluas setelah kemarin Raja Salman kembali ke Ibu Kota Riyadh sehabis lawatannya ke Kota Madinah.
Selentingan beredar kencang saat ini di Arab Saudi menyebutkan Raja Salman bin Abdul Aziz bakal segera lengser dan menyerahkan takhtanya kepada anak kesayangannya, Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman.
Spekulasi itu meluas setelah kemarin Raja Salman kembali ke Ibu Kota Riyadh sehabis lawatannya ke Kota Madinah. Apalagi lebih dari selusin pangeran senior ditangkap atas tudingan korupsi sejak Sabtu pekan lalu.
Namun seorang pejabat senior Saudi menolak ditulis namanya membantah rumor tersebut. Dia menekankan Raja Salman tidak bakal tunrun takhta. "Tidak ada kemungkinan apapun Raja Salman akan lengser," katanya.
Dia menjelaskan para penguasa negara Kabah bakal tetap menjadi raja meski kesehatan mereka memburuk. Dia mencontohkan mendiang Raja Fahad bin Abdul Aziz tetap bertahan hingga wafat pada 2005, walau kesehatannya memburuk beberapa tahun menjelang kematiannya.
Karena itu, dia memastikan Raja Salman akan tetap berkuasa lantaran kondisi fisik dan mentalnya bagus. "Pihak-pihak berpikir sebaliknya tidak memahami kebiasaan dan tradisi keluarga kerajaan di Arab Saudi," ujar pejabat tersebut.
Raja Salman sudah menyingkirkan para pangeran senior untuk memberi jalan bagi anaknya menuju singgasana. Dia memberhentikan Putera Mahkota Pangeran Muqrin bin Abdul Aziz pada April 2015 dan menjadikan Pangeran Muhammad bin Salman sebagai wakil putera mahkota.
Juni lalu, Raja Salman mencopot Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Nayif dan digantikan oleh anaknya itu. Namun sampai sekarang jabatan wakil putera mahkota kosong.
Meski belum menjadi raja, Pangeran Muhammad bin Salman telah menguasai sektor militer, ekonomi, dan politik di Saudi. Selain putera mahkota, dia menjabat menteri pertahanan, menteri dalam negeri, kepala Dewan Ekonomi dan Pembangunan, serta yang terakhir ketua Komisi Pemberantasan Korupsi.
Arab Saudi pernah memiliki pengalaman raja mereka lengser sebelum ajal menjemput. Pada 1960-an keluarga kerajaan memaksa Raja Saud bin Abdul Aziz menyerahkan takhtanya kepada Pangeran Faisal bin Abdul Aziz. Pergantian waktu itu berlangsung saat negeri Dua Kota Suci ini dibelit krisis ekonomi.
(Arabian-Business/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz. (Foto: Arabian Business)
Selentingan beredar kencang saat ini di Arab Saudi menyebutkan Raja Salman bin Abdul Aziz bakal segera lengser dan menyerahkan takhtanya kepada anak kesayangannya, Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman.
Spekulasi itu meluas setelah kemarin Raja Salman kembali ke Ibu Kota Riyadh sehabis lawatannya ke Kota Madinah. Apalagi lebih dari selusin pangeran senior ditangkap atas tudingan korupsi sejak Sabtu pekan lalu.
Namun seorang pejabat senior Saudi menolak ditulis namanya membantah rumor tersebut. Dia menekankan Raja Salman tidak bakal tunrun takhta. "Tidak ada kemungkinan apapun Raja Salman akan lengser," katanya.
Dia menjelaskan para penguasa negara Kabah bakal tetap menjadi raja meski kesehatan mereka memburuk. Dia mencontohkan mendiang Raja Fahad bin Abdul Aziz tetap bertahan hingga wafat pada 2005, walau kesehatannya memburuk beberapa tahun menjelang kematiannya.
Karena itu, dia memastikan Raja Salman akan tetap berkuasa lantaran kondisi fisik dan mentalnya bagus. "Pihak-pihak berpikir sebaliknya tidak memahami kebiasaan dan tradisi keluarga kerajaan di Arab Saudi," ujar pejabat tersebut.
Raja Salman sudah menyingkirkan para pangeran senior untuk memberi jalan bagi anaknya menuju singgasana. Dia memberhentikan Putera Mahkota Pangeran Muqrin bin Abdul Aziz pada April 2015 dan menjadikan Pangeran Muhammad bin Salman sebagai wakil putera mahkota.
Juni lalu, Raja Salman mencopot Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Nayif dan digantikan oleh anaknya itu. Namun sampai sekarang jabatan wakil putera mahkota kosong.
Meski belum menjadi raja, Pangeran Muhammad bin Salman telah menguasai sektor militer, ekonomi, dan politik di Saudi. Selain putera mahkota, dia menjabat menteri pertahanan, menteri dalam negeri, kepala Dewan Ekonomi dan Pembangunan, serta yang terakhir ketua Komisi Pemberantasan Korupsi.
Arab Saudi pernah memiliki pengalaman raja mereka lengser sebelum ajal menjemput. Pada 1960-an keluarga kerajaan memaksa Raja Saud bin Abdul Aziz menyerahkan takhtanya kepada Pangeran Faisal bin Abdul Aziz. Pergantian waktu itu berlangsung saat negeri Dua Kota Suci ini dibelit krisis ekonomi.
(Arabian-Business/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar