Saiful Islam bakal menjadikan keamanan dan stabilitas sebagai program kampanye.
Saiful Islam Qaddafi, putra dari mendiang pemimpin Libya Muammar al-Qaddafi, berencana ikut dalam pemilihan presiden Libya tahun depan.
Basim al-Hasyimi as-Sul, juru bicara keluarga Qaddafi, bilang kepada surat kabar the Egypt Today, Saiful Islam mendapat sokongan dari suku-suku berpengaruh di Libya untuk mencalonkan diri sebagai presiden.
"Saiful Islam bakal mewujudkan keamanan dan stabilitas sesuai kondisi geografis Libya serta bekwrja sama dengan semua faksi," kata Basyim.
Pemerintahan Libya, berpusat di Tripoli dan didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, menjelaskan pemilihan presiden pada 2018 dilakukan untuk mendorong terciptanya rekonsiliasi nasional.
Namun Saiful Islam, anak kedua dari delapan anak Qaddafi, bisa saja menghadapi ganjalan dalam pencalonannya.
Dia ditangkap setelah ayahnya tewas oleh pemberontak pada 2011 dan ditawan oleh Brigade Abu Bakar as-Siddik di Kota Zintan. Dia akhirnya dibebaskan Juni lalu sesuai undang-undang amnesti disahkan oleh pemerintahan saingan, berpusat di Tobruk, timur Libya.
Lelaki 44 tahun itu juga menghadapi investigasi dilakoni ICC (Mahkamah Kejahatan Internasional) atas dugaan kejahatan perang selama revolusi melwtup pada 2011.
Pada Juli 2015, pengadilan di Tripoli memvonis hukuman mati bagi Saiful Islam.
Klaim Basim soal dukungan suku-suku berpengaruh di Libya bukan isapan jempol. Pada September 2015, Dewan Tertinggi Para Suku di Libya memilih Saiful Islam menjadi perwakilan resmi Libya.
Dewan ini mampu mempersatukan suku-suku masih setia kepada keluarga Qaddafi.
(The-Egypt-Today/Middle-East-Eye/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Saiful Islam Qaddafi, putra dari mendiang pemimpin Libya Muammar Qaddafi. (Foto: Change.org)
Saiful Islam Qaddafi, putra dari mendiang pemimpin Libya Muammar al-Qaddafi, berencana ikut dalam pemilihan presiden Libya tahun depan.
Basim al-Hasyimi as-Sul, juru bicara keluarga Qaddafi, bilang kepada surat kabar the Egypt Today, Saiful Islam mendapat sokongan dari suku-suku berpengaruh di Libya untuk mencalonkan diri sebagai presiden.
"Saiful Islam bakal mewujudkan keamanan dan stabilitas sesuai kondisi geografis Libya serta bekwrja sama dengan semua faksi," kata Basyim.
Pemerintahan Libya, berpusat di Tripoli dan didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, menjelaskan pemilihan presiden pada 2018 dilakukan untuk mendorong terciptanya rekonsiliasi nasional.
Namun Saiful Islam, anak kedua dari delapan anak Qaddafi, bisa saja menghadapi ganjalan dalam pencalonannya.
Dia ditangkap setelah ayahnya tewas oleh pemberontak pada 2011 dan ditawan oleh Brigade Abu Bakar as-Siddik di Kota Zintan. Dia akhirnya dibebaskan Juni lalu sesuai undang-undang amnesti disahkan oleh pemerintahan saingan, berpusat di Tobruk, timur Libya.
Lelaki 44 tahun itu juga menghadapi investigasi dilakoni ICC (Mahkamah Kejahatan Internasional) atas dugaan kejahatan perang selama revolusi melwtup pada 2011.
Pada Juli 2015, pengadilan di Tripoli memvonis hukuman mati bagi Saiful Islam.
Klaim Basim soal dukungan suku-suku berpengaruh di Libya bukan isapan jempol. Pada September 2015, Dewan Tertinggi Para Suku di Libya memilih Saiful Islam menjadi perwakilan resmi Libya.
Dewan ini mampu mempersatukan suku-suku masih setia kepada keluarga Qaddafi.
(The-Egypt-Today/Middle-East-Eye/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar