Dikisahkan dari Kitab Mukasyafatul Qulub, suatu ketika seorang pemuda berjumpa Rasulullah Saw dalam mimpinya. Namun, ia terheran-heran saat manusia agung yang dikenal ramah itu justru tak seperti apa yang ia saksikan. Dalam mimpinya itu, ia melihat Rasul seolah berpaling muka darinya.
Pemuda itu pun segera mendekati utusan Allah itu, “Wahai lelaki gagah di depanku, apakah benar engkau Muhammad Nabiyallah (Baca: Kala Pemuka Nasrani Bela Islam)?”
Lalu baca:
Allah Swt. mengutus Rasul yang kami ketahui asal-usulnya, kami percaya pada kejujurannya, amanah dan kesuciannya untuk menyeru kepada Allah Swt. dan mengajak kami melakukan ibadah dan mengesakan-Nya. (Baca: Kisah Sufi: Cara Rasul Mengenali Umatnya)
“Ya, aku Muhammad utusan Allah.”
“Lantas, mengapa engkau tidak memandang ke arahku?” tanya Pemuda itu penasaran. “Apakah engkau marah kepadaku?”
“Tidak,” jawab Nabi. “Aku tidak marah padamu. Aku hanya belum mengenalimu anak muda.”
“Bagaimana bisa engkau tak mengenaliku? Bukankah aku ini salah satu dari umatmu? Dan, bukankah para ulama pernah meriwayatkan bahwa engkau mengenal umatmu seperti seorang ibu pada anak kandungnya?.”
“Para ulama benar,” jawab Nabi. “Tetapi kamu tidak pernah menyebutku dengan shalawat. Aku mengenal umatku karena mereka ber-shalawat padaku. Aku mengenal mereka sungguh karena jumlah shalawat yang mereka baca untukku.”
Rasul pun bertanya, “Anak Muda, apakah kau tahu, bahwa Allah pun bershalawat kepadaku?”
Lelaki itu tiba-tiba terbangun dari mimpi dan tidurnya. Keringat mengucur deras di sekujur tubuhnya. Segera kemudian ia bangkit dan mencari penjelasan terkait mimpinya.
Benar saja, dalam kitab suci, tertuang penjelasan yang begitu gamblang bahwa Allah dan para malaikat pun ber-shalawat untuk Nabi.
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahzab : 56)
(Al-Hassanain/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar