Seperti dikutip dari Jerusalem Post, Selasa (26/12/2017), Alun-alun Manger, Yerusalem yang biasanya ramai pengunjung, kini terlihat sepi.
Bahkan pada hari Minggu (24/12/2017) lalu, tak banyak umat Kristiani yang hadir misa tengah malam di Gereja Kelahiran Yesus itu. Umumnya, mereka yang datang merupakan warga Palestina, bukan turis asing.
Terlihat, mahasiswa asal Palestina yang menyebarkan brosur bertuliskan ucapan ‘Merry Christmas’ kepada warga.
Mereka juga mengingatkan pengunjung alun-alun bahwa Yerusalem merupakan Ibu Kota Negara Palestina.
“Trump merupakan orang pertama yang bertanggung jawab atas perayaan Natal yang menyedihkan ini,” ujar Khulud Ilayan, mahasiswa pekerja sosial di Universitas Terbuka Al Quds.
“Saya melihat sedikit orang dan orang-orang sangat sedih. Semua orang di sini tidak suka dengan pria (Trump) itu,” tuturnya.
Sehari setelah 6 Desember saat Amerika SErikat mengklaim Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, perpecahan terjadi sepanjang Tepi Barat, termasuk gerbang utara menuju Bethlehem.
Pemilik Toko Bethlehemite pun menyalahkan Presien AS tersebut.
Menuru dia, Trump bukan cuma berpihak pada Israel dengan mengorbankan harapan Palestina untuk sebuah negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kotanya.
“Trump juga memicu bentrokan yang praktis menurunkan jumlah turis yang hendak berwisata. Sektor pariwisata pun terganggu,” tutur Mary.
“Saya bukan politisi, tapi dia merusak bisnis dan Timur Tengah,” tambah pemilik toko yang menjual berbagai macam suvenir.
“Kita harus berdoa kepada Tuhan untuk kedamaian, karena pangeran kedamaian lahir di kota ini. Kita harus menjunjung kedamaian, bukan perang,” tuturnya.
Penduduk setempat memperkirakan jumlah wisatawan di Manger Square pada hari Minggu sore lebih sedikit dari setengah tahun lalu.
Banyak dari mereka yang menjauh, terhalang oleh bentrokan dan ketegangan di sekitar wilayah itu.
Hanne Saada, 32, seorang penganut Kristen dari Acre, memutuskan pada saat terakhir, bahwa Bethlehem aman untuk dikunjungi.
“Trump mengejutkan semua orang karena mengambil kegembiraan orang-orang Palestina,” katanya.
Tetap saja, dia menambahkan, “Sungguh menakjubkan menemukan tempat yang suci. Ini sangat bergerak. Kami berharap untuk semua yang terbaik di dunia. Terlepas dari semua penderitaan di dunia ini, kita merasakan sukacita di tempat ini. Yesus lahir dan perdamaian dunia lahir. Dia datang untuk berdamai. Kami mengharapkan seluruh dunia untuk berdamai dan menghentikan perang. Tuhan menciptakan dunia yang indah dan kita harus mencintainya. ”
Saada mengatakan bahwa hotelnya hanya memiliki sedikit tamu.
“Ada beberapa turis asal Italia. Sepertinya banyak orang yang batal untuk datang,” ungkapnya.
(Jerusalem-Post/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar