US President Donald Trump, as current President of the United Nations Security Council.
AS telah memimpin pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang non-proliferasi senjata pemusnah massal, dengan kesepakatan nuklir Iran 2015 dalam agenda, satu hari setelah pidato Presiden Donald Trump yang menyerang Tehran di Majelis Umum tetapi di mana dia juga diejek karena menggembar-gemborkan kebijakan domestiknya.
Trump pada hari Rabu (26/9) membuka pertemuan, yang pada awalnya dikatakan AS akan fokus pada Iran, tetapi kemudian memperluas agenda untuk memasukkan non-proliferasi nuklir dan senjata pemusnah massal.
Ini adalah pengalaman pertama Trump dalam memimpin sesi DK PBB, di mana AS saat ini memegang kepresidenan bergilir.
Selama pertemuan Dewan Keamanan, Trump mengancam bahwa setiap individu atau entitas yang gagal mematuhi sanksi Iran akan "menghadapi konsekuensi server" dan menekankan bahwa AS akan memastikan Iran tidak akan pernah mendapatkan bom nuklir.
Dia juga mengatakan bahwa AS akan menjatuhkan sanksi yang lebih keras pada Iran, "lebih keras dari sebelumnya," dan membela penjatuhan kembali sanksi terhadap Iran, mengutip "perilaku memfitnah."
Dia sekali lagi menuduh Tehran mendukung terorisme dan menuduh bahwa Iran adalah "sponsor terorisme terdepan di dunia" dan bahwa Republik Islam mengobarkan konflik di seluruh kawasan.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar