Pertemuan tahunan lembaga umum dewan muslim Hamburg diselenggarakan di masjid Bosnia kota ini.
Markas Islam Hamburg dalam sebuah berita ke IQNA mengumumkan, dewan ini yang terdiri dari 52 populasi Islam dari pelbagai negara, seperti Iran, Turki, Pakistan, Afghanistan, negara-negara Arab, Afrika dan negara kawasan Balkan merupakan wakil bagian besar muslim di Hamburg dan dianggap sebagai audien utama para pejabat politik dan sosial Hamburg terkait masalah-masalah muslim.
Salah satu penceramah pertemuan ini adalah Ayatullah Ramadhani, Ketua dewan muslim Hamburg dan direktur markas Islam Hamburg, dengan mengungkapkan kegembiraan atas hadir di pertemuan ini dan juga mengucapkan rasa terimakasih atas aktivitas dan kerjasama baik dewan muslim Hamburg mengisyaratkan perlunya penyebaran aktivitas sosial dewan ini mengatakan, dewan ini dapat menjadi panutan untuk sejumlah dewan propinsi Jerman lainnya; karena tersusun dari pelbagai bangsa, Turki, Iran, Afghanistan, Kurdi, Arab, Albani, Bosnia, dan Jerman serta pelbagai mazhab Islam, baik Syiah maupun Ahlusunnah, dan empati serta kerjasama termasuk kriteria dewan ini.
Di bagian lain ceramahnya, ia dengan menegaskan urgensi menjaga identitas agama dan Islam umat muslim di Eropa menambahkan, dewan muslim Hamburg tidak semestinya menarik sikap-sikap Islamnya dikarenakan pelbagai tekanan dan harus menjaga identitas Islam dan agamanya dan menajdikannya sebagai garis merah.
Membela Hak-hak Warga Muslim
Ketua aliansi Eropa ulama dan teolog Syiah di bagian lain ceramahnya menjelaskan bahwa membela hak-hak warga muslim termasuk salah satu kewajiban penting dewan ini. Ia menegaskan, tidak dipungkiri lagi bahwa salah satu kewajiban penting dewan ini adalah membela hak-hak warga muslim, tidak semestinya mengizinkan penyerangan terhadap para wanita dikarenakan Islamofhobia, yang tentunya tidak ada laporan-laporan bagus tentang hal ini. Dewan ini harus mengambil sikap terhadap masalah-maslah penting dunia Islam, seperti pembunuhan muslim Myanmar, syahid ulama besar Islam seperti Ayatullah Nimr dan lain-lain.
Ketua dewan muslim Hamburg terkait filtrasi kebebasan pers dan penistaan terhadap situs-situs Islam menambahkan, sangat jelas bahwa penistaan terhadap kesucian harus dipisahkan dari konteks kebebasan pers; karena merobek sensitivitas lebih dari satu miliar limaratus juta orang tidak selaras dengan undang-undang internasional manapun. Kami senantiasa menegaskan persatuan dan pendekatan antar mazhab serta dialog antar agama dan di sepanjang tahun kita memiliki program terperinci dalam hal ini, termasuk pertemuan-pertemuan dengan dewan Kardinal Perancis, yang mana di situ dipaparkan banyak pembahasan yang bermanfaat.
Kepemimpinan Kembali Ayatullah Ramadhani atas Dewan
Selanjutnya beberapa anggota dewan sebagai wakil dari masjid dan markasnya dengan mengetengahkan sebuah laporan tentang aktivitas terakhir markas ini juga memberikan rekomendasi dan kritikan.
Di penghujung dilakukan pemilihan dewan direktur baru dan imam serta direktur markas Islam Hamburg sekali lagi terpilih sebagai ketua dewan. Dr. Yaldash dan Danial Abidin juga terpilih menjadi ketua Dewan.
Dewan muslim Hamburg dikelola oleh tiga orang, anggota dewan ketua.
(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar