Komandan senior Iran menegaskan kepada negara-negara barat untuk tidak ikut campur dalam program pertahanan dan rudal negara tersebut.
Seorang komandan senior Angkatan Bersenjata Iran mengatakan bahwa Republik Islam Iran dengan keras menolak permintaan negosiasi mengenai kemampuan rudalnya.
"Kehebatan dan kekuatan pertahanan negara kami, adalah penghalang utama untuk melawan musuh-musuh Revolusi Islam, dan akan selalu berada di jalan menuju kemajuan," kata Wakil Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Brigadir Jenderal Massoud Jazayeri pada hari Sabtu (2/12/17).
Dia menambahkan bahwa selain memperjelas pedoman yang dinyatakan oleh Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei dalam meningkatkan kekuatan pertahanan negara tersebut, bangsa dan pejabat Iran juga sepakat dalam hal ini.
Komandan senior Iran menegaskan kepada negara-negara barat untuk tidak ikut campur dalam program pertahanan dan rudal negara tersebut.
Perancis telah menyerukan dialog "tanpa kompromi" dengan Iran mengenai program rudal balistiknya dan kemungkinan negosiasi mengenai masalah tersebut terpisah dari kesepakatan nuklir multilateral, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Bersama Komprehensif(Joint Comprehensive Plan of Action / JCPOA), yang dicapai antara Teheran dan kelompok P5 + 1 dua tahun yang lalu.
Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB - Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Rusia dan China - ditambah Jerman menandatangani kesepakatan nuklir pada 14 Juli 2015 dan mulai menerapkannya pada 16 Januari 2016.
Di bawah JCPOA, Iran melakukan pembatasan program nuklirnya sebagai imbalan atas penghapusan sanksi yang diberlakukan terhadap Teheran.
Iran telah berulang kali mengatakan bahwa program rudalnya bersifat defensif dan menolak kemungkinan adanya perundingan mengenai hal tersebut.
(IRNA/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar