Kekurangan Sunan Abu Daud
1- Perbedaan jumlah riwayat
Sunan Abu Daud yang ada saat ini mencakup 5.274 riwayat. Sementara itu, penyusunnya menulis, “Aku menulis 500 ribu riwayat dari Nabi saw. Aku memilah riwayat yang aku gabungkan dalam kitab As-Sunan, maka aku mengumpulkan 4.800 hadis di dalamnya.” Artinya, menurut penjelasan Abu Daud sendiri, Sunan yang dikumpulkan oleh penyusun lebih sedikit dari jumlah hadis kitab saat ini, yaitu ada tambahan sekitar 500 hadis. Pertanyaannya, dari mana datangnya 500 hadis ini? Setiap hadis yang kita pilih mungkin saja termasuk hadis-hadis yang ditambahkan kemudian.
2- Penyebutan hadis-hadis dhaif
Sebelumnya telah disebutkan bahwa Abu Daud berkata, “Aku membawakan riwayat-riwayat shahih dan yang mendekati shahih dalam kitab As-Sunan. Apabila terdapat riwayat-riwayat yang sangat dhaif, aku memberikan penjelasan.” Terkait hal ini, sebagian ulama menafsirkannya demikian, “Dari ucapan itu dapat dipahami bahwa yang tidak masuk dalam golongan hadis sangat dhaif tidak diberikan penjelasan. Oleh karena itu, hadis-hadis yang didiamkan (tidak dikomentari) oleh Abu Daud belum tentu tergolong hadis hasan.”
a. Dzahabi membagi hadis-hadis kitab Sunan Abi Daud dalam 6 pembagian berikut:
1. Hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Syaikhain
2.Hadis-hadis yang diriwayatkan oleh salah satu di antara Syaikhain dan diterima oleh Syaikh kedua
3.Hadis-hadis yang diterima oleh Syaikhain dan sanadnya bagus, terbebas dari penyakit dan kekurangan
4. Hadis-hadis yang sanadnya bagus dan diterima oleh ulama
5. Hadis-hadis yang lemah sanadnya karena perawinya memiliki kekurangan dalam hafalan. Hadis-hadis yang seperti ini juga dibawakan oleh Abu Daud dan tidak diberikan penjelasan atau komentar
6. Hadis-hadis yang kedhaifan para perawinya dijelaskan. Abu Daud tidak mendiamkannya, bahkan terkadang mendhaifkannya. Namun terkadang juga mendiamkannya karena kemasyhurannya.
b. Imam Nawawi juga berkata, “Dalam Sunan Abi Daud terdapat hadis-hadis yang lahiriahnya dhaif dan tidak diberikan penjelasan, meskipun kedhaifannya disepakati. Dan yang benar adalah bahwa apa yang kita dapatkan dalam Sunan Abi Daud yang tidak diberikan penjelasan dan tidak seorang pun menerangkan keshahihan atau kehasanannya, maka dianggap sebagai hasan. Jika terdapat orang yang dipercaya menjelaskan kedhaifannya atau seorang yang mengetahui sanadnya menemukan faktor kedhaifannya dan tidak dapat diberikan alasan, maka hadis tersebut dihukumi dhaif dan diamnya Abu Daud tidak dianggap (diabaikan saja).[1]
Beberapa Contoh Isi Kitab Sunan Abi Daud
1- Khumus dalam tambang
Ahlu Sunnah meyakini bahwa berdasarkan ayat Alquran, khumus hanya dikenakan pada ganimah (harta rampasan perang) saja, namun dalam Sunan Abi Daud terdapat sebuah riwayat yang mewajibkan khumus dalam tambang: Nabi saw. bersabda, “Dalam tambang terdapat khumus.”
2- Kitab Al-Mahdi
Dalam bab ini, Abu Daud membawakan 12 riwayat terkait Imam Mahdi a.s. dan kebangkitan beliau pada akhir zaman.
3- Menyusui orang dewasa
Aisyah berkata, “Pada suatu hari, Rasulullah saw. masuk ke tempatku dan saat itu terdapat seorang lelaki di sisiku. Maka beliau saw. sulit menerima hal itu dan aku melihat dampak kemarahan di wajah beliau saw. Maka aku berkata, “Wahai Rasulullah! Dia adalah saudara sepersusuanku.” Rasulullah saw. bersabda, “Perhatikanlah hal ini bahwa penyusuan akan sah bila (bayi) yang menyusu dari susu seorang perempuan merasa kenyang darinya.””[2]
Catatan Kaki:
[1] Siyar A’lam An-Nubala’, jilid 13, halaman 214 (catatan kaki).
[2] As-Sunan Al-Kubra, jilid 3, halaman 301.
(Ikmal-Online/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar