Kitab dari malaikat Raziel
Setelah pengusiran Adam dari taman Firdaus, ia berdoa kepada Allah dan berbicara tentang pertobatannya serta para binatang sudah tidak tunduk padanya, ia memohon petunjuk Allah. Dan pada hari ke-3 setelah ia memanjatkan doa nya, ketika ia sedang duduk di pinggir sungai yang mengalir keluar dari taman Firdaus, nampaklah kepadanya, pada siang hari yang terik, malaikat Raziel, yang memegang buku ditangannya. Malaikat berkata: "Oh Adam, mengapa engkau begitu lemah hati? Mengapa engkau begitu takut? Terdengar dalam doa mu, sebuah permohonan, dan aku diutus untuk mengajarkan kepadamu kebijaksanaan, berdasarkan dari kitab suci ditangaku ini, agar engkau mengetahui apa saja yang akan terjadi padamu hingga saat kematianmu. Dan semua keturunanmu dan semua generasi kemudian, jika mereka membaca buku ini dalam kesucian, dengan ketulusan dan rendah hati, dan mentaati isinya, akan menjadi seperti engkau. Mereka juga, akan mengetahu segala hal yang akan terjadi, dalam bulan apa, hari hapa, dan malam apa. Segalanya akan menjadi jelas bagi mereka -- mereka akan mengetahui dan mengerti bencana apa yang akan datang, kelaparan atau binatang bus, banjir atau kekeringan; kapankah hasil panen melimpah atau kelangkaan; kapankah orang fasik akan memerintah dunia; kapan belalang akan menghancurkan tanah; kapan buah akan dipanen; kapan penyakit akan menyerang manusia; apakah hasil dari sebuah peperangan; atau penyakit atau wabah diantar manusia dan ternak; apakah berkah dan kutukan telah diputuskan di surga; apakah darah akan tertumpahkan." Dan Sekarang lah saatnya, Adam, datang dan tunduklah kepada apa yang akan kuberitahukan kepadamu mengenai isi buku ini dan kesuciannya.
Raziel, mulai membacakan buku tersebut, dan ketika Adam mendengar kata-kata suci dari buku yang keluar dari mulut malaikat, dia terjatuh ketakutan. Namun malaikat menyemangatinya. "Bangkitlah, Adam, tegarlah, janganlah takut, ambillah buku ini dari saya dan simpanlah, agar kamu dapat menimba pengetahuan bagi dirimu sendiri dan menjadi bijaksana, dan engkau harus pula mengajarkan isi nya, kepada orang yang engkau temui layak mengetahuinya."
Pada saat Adam mengambil buku tersebut, nyala api muncul dari dekat sungai, dan malaikat menaikinya menuju langit. Kemudian tahulah Adam bahwa ia baru saja berbicara dengan malaikat Allah, dan buku tersebut datang dari Raja Kudus, dan ia harus membacanya dalam kekudusan dan kemurnian. Dalam buku tersebut berisi pengetahuan yang penting untuk dipelajari, dan segala misteri, dan pengajaran tentang bagaimana memanggil para malaikat dan muncul dihadapan manusia, dan menjawab segala pertanyaan.
Tetapi tidak semua dapat membaca buku tersebut, hanyalah para orang bijak dan takut akan Allah, dan tinggal dalam kekudusan. Mereka adalah yang telah melawan semua perkataan orang fasik, yang hidupnya dalam ketenangan, dan ketika kematian menghampirinya, ia akan berdiam di tempat yang tidak ada iblis dan roh-roh jahat, dan dari tangan orang fasik ia diselamatkan.
Adam menderita Sakit
Ketika Adam berusia 930 tahun, ia menderita sakit parah, merasa hidupnya segera berakhir, dia memanggil semua keturunannya, dan mengumpulkan mereka di depan rumah ibadah dimana ia selalu memanjatkan doa nya kepada Allah, untuk memberi mereka berkat terakhirnya.
Keturunan Adam, sangat sedih melihat Adam berbaring di ranjang dan sakit-sakitan, serta tidak mampu berbuat apa pun. Terpikirlah oleh mereka untuk mengobati Adam dengan buah kehidupan di taman Firdaus, dan Seth menyatakan keinginannya untuk pergi ke gerbang Firdaus dan memohon agar Allah mengizinkan malaikat penjaga memberinya buah tersebut. Namun Adam menjelaskan tentang penyakitnya, sebagai hukuman atas dosa-dosanya.
Adam lalu memerintahkan agar Hawa menemani Seth ke pintu Firdaus untuk memohon pada Allah untuk memberi belas kasihan Nya, dan meminta malaikatnya agar memberi minyak kehidupan yang mengalir dari pohon kasih-Nya. Minyak tersebut akan membawa is beristirahat dan melenyapkan rasa sakit yang dideritanya. Dalam perjalanannya ke Firdaus, Seth diserang oleh binatang buas. Hawa berkata kepada penyerangnya, "Mengapa engkau berani meletakkan tangan mu kepada gambar Allah?"
Dan ia di jawab, "Ini adalah kesalahanmu sendiri. Jika engkau tidak membuka mulutmu dan memakan buah terlarang, mulutku tidak akan terbuka untuk menghancurkan manusia." Namun Seth mendebatnya: "Jagalah mulutmu, menyingkirlah dari gambar Allah hingga hari penghakiman tiba." Dan binatang buas berkata. "Lihatlah, aku menjaga diriku dari gambar Allah," dan ia perlahan menghilang.
Setelah tiba di pintu Firdaus, Hawa dan Seth mulai menangis sedih, dan memohon kepada Allah untuk diberi minyak dari pohon Kasih-Nya. Setelah beberapa jam mereka berdoa. Akhirnya malaikat Michael menampakkan diri, dan memberi tahu mereka bahwa ia datang sebagai utusan Allah untuk memberitahu mereka bahwa permohonan mereka ditolak. Adam akan meninggal dalam beberapa hari, karena ia pasti akan mati, demikian juga dengan keturunannya. Hanya pada saat hari kebangkitan, dan hanya lah kepada orang-orang kudus, minyak kehidupan akan di berikan, bersama dengan kebahagiaan dan kenikmatan Firdaus.
Mereka lalu kembali kepada Adam, dan memberitahu apa yang telah terjadi, dan berkatalah Adam kepada Hawa : "Kemalangan apa yang telah engkau bawakan sehingga membangkitkan amarah besar kepada kita! Lihatlah, kematian telah menjadi bagian dari ras kita! Panggillah semua keturunan kita, dan beritahukanlah kepada mereka bagaimana kita jatuh kedalam dosa." Dan bersujudlah Adam di atas tempat tidurnya, ketika Hawa mulai menceritakan kisah kejatuhan itu.
Kisah Hawa tentang Kejatuhan
Setelah aku diciptakan, Allah membagi taman Firdaus dan semua hewan didalamnya antar Adam dan aku. Bagian timur dan utara ditugaskan untuk Adam, bersama dengannya adalah para hewan jantan. Saya adalah nyonya untuk bagian barat dan selatan serta semua hewan betina.
Satan, yang dalam kepedihan ia di usir dari surga, kemudian memutuskan untuk membawa kami kedalam kehancuran untuk membalas dendam terhadap penyebab kejatuhannya. Ia memenangkan ular untuk berada dipihaknya, dan memberitahu kepada ular, bahwa sebelum penciptaan Adam, para hewan bebas menikmati semua yang tumbuh di Firdaus, dan sekarang mereka dibatasi pada tanaman rerumputan. Pengusiran Adam dari Firdaus adalah pilihan yang terbaik. Ular keberatan, karena ia takut akan murka Allah. Namun Satan menenangkan ketakutannya, dan berkata, "Maukah engkau menjadi alat ku, dan aku yang akan berbicara melalui mulut mu, pastilah engkau akan berhasi merayu mereka."
Ular kemudian bergantungan di tembok sekitar Firdaus, dan bercakap-cakap denganku dari luar. Ini terjadi pada saat dua malaikat penjagaku sedang kembali ke surga untuk beribadah kepada Allah. Saya sedang sendiri waktu itu, dan Satan menyamar menjadi wujud malaikat, bersandar pada dinding Firdaus, melantunkan lagu-lagu pujian milik para seraphin, Aku tertipu, dan mengira ia adalah seorang malaikat. Terjadi pembicaraan antara kami, dimana Satan berbicara menggunakan mulut ular :
"Apakah kamu Hawa ?"
"Ya, benar."
"Sedang apa engkau di Firdaus ini?"
"Allah menugaskan kami untuk bercocok tanam dan memakan hasil nya."
"Sungguh baik, pasti engkau tidak boleh memakan buah dari semuah pohon disini."
"Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
Ular berusaha membujukku agar tidak takut melanggar larangan -- bahwa Allah tahu bahwa jika Adam dan aku memakan buah dari pohon itu, kami akan menjadi seperti Allah. Karena kecemburuan-Nya maka Ia, "Janganlah kamu makan." walau dengan segala usahanya, Namun, saya tetap bersikeras untuk bahkan tidak menyentuh pohon itu. Kemudian ular memetik buah itu untuk saya. Kemudian aku membuka gerbang Firdaus, dan ia menyelinap masuk. Ketika ia berada di dalam, ia berkata kepadaku, "Aku menarik kata-kataku, saya lebih suka untuk tidak membagi buah terlarang ini kepadamu." Tapi itu adalah tipu daya nya agar saya lebih tergoda. Dia menyetujui untuk memberikan buah itu jika saya bersumpah agar suamiku turut memakannya. Ini adalah sumpah yang ia paksakan kepadaku : "Demi takhta Allah, beserta para kerub, dan pohon kehidupan, saya akan memberi buah ini untuk suamiku, agar ia turut memakannya." Kemudian ular menaik pohon dan disuntiklah racun kedalam buahnya, racun agar cenderung berbuat jahat, dan ia menekukkan ranting pohon yang berbuah. Ketika kumakan buah itu, aku kemudian menyadari, bahwa aku telah menanggalkan jubah kekudusan yang kumiliki. Aku mulai menangis, karena hal itu, karena sumpah yang telah dipaksakan kepadaku.
Ular lalu menghilang dari pohon itu, ketika aku sedang mencari daun-daun untuk menutupi tubuh telanjangku, namun semua pohon tidak memberiku daun mereka. Ada satu pohon yang memberiku daunnya, ia adalah pohon ara, si pohon yang memiliki buah terlarang. Aku memanggil Adam, dengan kata-kata nista, aku membujuknya memakan buah itu. Begitu berlalu dari bibirnya, ia juga mengetahui tentang kondisi yang sebenaranya, dan ia berseru kepadaku: "Engkau wanita jahat, kesialan apa yang engkau timpakan padaku? engkau menjauhkanku dari kemulian Allah."
Pada saat yang bersamaan, Adam dan aku mendengar tiupan terompet malaikat Michael, dan para malaikat berseru : "Beginilah firman Tuhan, datanglah bersamaku ke Firdaus dan dengarkan keputusan yang akan ku jatuhkan atas Adam."
Kami bersembunyi, karena kami takut akan hukuman dari Allah. Duduk diatas keretanya yang ditarik oleh para kerub, Allah, yang disertai oleh para malaikat yang mengucapkan pujian, tiba di Firdaus. Pada saat kedatangannya pohon-pohon yang telah melenyapkan daun-daunya, kembali memunculkan dedaunan. Tahtanya lalu diletakkan pada pohon kehidupan, dan Allah berkata kepada Adam: "Adam, dimana engkau bersembunyi? apakah engkau berpikir Aku tidak dapat menemukan mu? Dapatkah sebuah rumah bersembunyi dari arsiteknya?"
Adam mencoba menyalankan saya, yang telah berjanji untuk tidak berbuat kejahatan di hadapan Allah. Dan Aku menuduh ular. Dan Allah memutuskan hukuman kepada kami bertiga. Kepada Adam ia berkata : "Karena engkau tidak mematuhi ;perintah-Ku, namun mematuhi perkataan istrimu, terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu, semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dengan berpeluh keringat engkau mencari makananmu. Engkau akan mengalami banyak penderitaan, engkau akan semakin lelah, dan tidak dapat beristirahat. Hidupmu pahit tertindas, hingga engkau melupakan manis. Engkau akan dicambuk oleh panas, dan dicubit oleh dingin. Engkau akan bekerja dangat keras, namun tidak mendapat kekayaan. Walau engkau berlemak, namun tetap bekerja untuk hidup. Dan para hewan yang dulu tunduk padamu, akan bangkit melawan engkau, karena engkau tidak mematuhi perintah-Ku.
Kepadaku Allah mengumumkan hukumannya : "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; dan disaat penderitaan, ketika engkau hampir kehilangan nyawamu, engkau akan memohon dan menangis, 'Tuhan, Tuhan, selamatkanlah hidupku kali ini, dan aku tidak lagi berbuat mengumbar birahi', namun engkau akan tetap berahi kepada suamimu."
Pada saat yang bersamaan, berbagai macam penyakit diputuskan atas kami. Allah berkata kepada Adam: "Karena engkau berbalik dari perjanjian Ku, Aku akan menimpakan 70 tulah pada ragamu. Rasa sakit, tulah ke-1, akan berdiam pada kedua matamu; sakit, tulah ke-2, pada telingamu, dan satu demi satu tulah lain akan menimpamu."
Pada ular, Allah berkata : "Karena engkau menyerah menjadi alat kejahatan Satan, memperdaya orang yang tak berdosa, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; Akan dirampas padamu makanan yang tidak dapat engkau makan, dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. Dengan dada dan perut engkau akan berjalan, dan kaki serta tangan mu akan dimusnahkan. Engkau akan kehilangan telinga, sayap, atau setiap bagian tubuhmu yang engkau pakai untuk merayu si wanita dari suaminya, sehingga mereka terusir dari Firdaus. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya hingga tiba hari penghakiman."
Kematian Adam
Pada hari terakhir Adam, Hawa berkata kepadanya, "Bagaimanakah aku harus melanjutkan hidup tanpa engkau? Berapa lama aku harus hidup setelah kepergianmu? jawablah!" Adam mengatakan bahwa waktu Hawa tidak lama lagi. Mereka akan wafat bersamaan, dan disemayamkan bersama pada liang lahat yang sama. Ia mengatakan agar jazadnya tidak sentuh hingga malaikat memberikan petunjuk, dan ia lalu berdoa kepada Allah hingga jiwanya pergi dari tubuhnya.
Sementara Hawa sedang berlutut dan berdoa, sesosok malaikat menghampirinya, dan memerintahkan ia untuk berdiri. "Hawa bangkitlah dari doa mu, lihatlah, suami mu telah meninggalkan tubuh fana nya, dan jiwa nya pergi menghadap sang Pencipta." Dan jiwa Adam mengendarai kereta cahaya, yang ditarik oleh empat elang bersinar, dan diiringi oleh para malaikat, menuju langit. Setelah sampai di surga, mereka membakar dupa hingga asapnya menyelimuti langit. Dan mereka berdoa kepada Allah memohon ampunan kepada gambar-Nya dan karya tangan kudus-Nya. Diliputi kekagauman dan ketakutan, Hawa memanggil Seth, dan memintanya melihat penglihatan mengenai pemandangan surga.
Hawa berkata, "Siapakah dua orang hitam (Ethopian) yang mendoakan ayahmu?" Seth menjawab, mereka adalah sang surya dan sang rembulan, mereka menjadi sedemikian hitam, karena mereka tidak bisa bersinar dihadapan sang Bapa cahaya. Kemudian terdengar bunyi terompet yang ditiup oleh malaikat, dan para malaikat berseru dengan suara mengagumkan, "Terpujilah kemuliaan Allah dari para ciptaan-Mu, karena Ia telah menunjukkan belas kasih Nya kepada Adam, buah tangan-Nya!" Serafin lalu membawa Adam pada sungai Acheron, dan mambasuhnya 3 kali, dan membawanya ke hadapan Allah, yang duduk pada tahtanya, dan merentangkan tangan-Nya, mengangkat Adam dan mendudukannya disamping sang penghulu malaikat Michael, kemudian Ia berfirman, "Angkat lah dia ke surga ke-3, dan biarkan Adam berdiam disana sampai tiba hari kiamat." Dan Michael pun melakukan perintah Allah, demikianlah pengampunan yang diberikan oleh Allah kepada Adam.
Michael kemudian memohon izin kepada Allah agar menghadiri penguburan Adam. Setelah izin diberikan, Michael memperbaiki keadaan bumi, disertai dengan semua malaikat. Ketika mereka memasuki wilayah Firdaus, semua pepohonan bersemi, dan mewangi, yang tertiup hingga membuat semua manusia tertidur, kecuali Seth seorang diri. Kemudian Allah berfiman kepada Adam, saat tubuhnya berbaring di tanah: "Jika saja engkau menjaga perintah-Ku, tidak akan bersukacita mereka yang membawa mu kesana. Namun Aku katakan kepadamu, aku akan mengubah sukacita Satan dan pengikutnya menjadi kesedihan, dan kesedihanmu akan berubah menjadi sukacita. Aku akan mengembalikan kekuasaanmu, dan engkau akan duduk diatas takhta penggodamu, sementara ia akan terkutuk, bersama ia mereka yang taat kepadanya."
Adam dikuburkan di Taman Firdaus
Setelah itu, Allah memerintahkan, 3 penghulu malaikat untuk menutupi tubuh Adam dengan linen, dan menuangkan minyak wewangian kepadanya. Dengan itulah mereka menguburkan Adam bersama tubuh Habel, yang terbaring tak terkubur sejak Kain membunuhnya, demikianlah usaha sang pembunuh untuk menyembunyikannya adalah sia-sia. Mayat tersebut lagi dan lagi memancar dari bumi, dan terdengar suara dari sana, "Tak akan ada mahluk yang bersemayam di bumi, hingga yang pertama telah menjadi debu kepadaku, yang mana dari itu lah ia terbentuk." Para malaikat membawa dua tubuh itu ke Firdaus, Adam dan Habel--jazad Habel selama ini terbaring diatas batu yang dibaringkan oleh malaikat-- dan mereka berdua dikuburkan pada tempat Allah membuat Adam dari debu tanah.
Allah berkata pada tubuh Adam, "Adam! Adam!", dan ia menjawa, "Tuhanku, ini aku!" Berfirmanlah Allah : "Aku pernah berkata kepadamu, dari debu engkau dibuat, dan kepada debu engkau akan kembali. Sekarang Aku berjanji akan membangkitkanmu, pada hari penghakiman, dimana semua generasi yang muncul dari pinggangmu, akan bangkit dari kubur." Allah lalu menutup kubur mereka, hingga tidak akan ada yang mengganggu, hingga 6 hari berlalu, dan sang tulang rusuk akan dikembalikan kepadanya, melalui kematian Hawa.
Kematian Hawa
Setelah kematian Adam, Hawa menghabiskan waktu nya dengan menangis. Dia sangat sedih karena tidak mengetahui apa yang telah terjadi pada tubuh Adam, karena hanya Seth yang terjaga ketika para malaikat mengebumikan Adam. Ketika waktu kematiannya semakin dekat, Hawa memohon untuk dimakamkan ditempat peristirahatan Adam. Dia lalu berdoa kepada Allah: "Allah yang maha kuasa! Janganlah engkau singkirkan tubuh hambamu dari jazad Adam, dari mana engkau membawa saya, dari anggota tubuh nya engkau membentukku. Izinkanlah, aku sang wanita yang tak berharga dan berdosa ini, memasuki tempat tinggalnya. seperti saat kami berada di taman Firdaus, tidak terpisahkan, seperti saat bersama-sama kami melanggar perintah-Mu, hingga saat Engkau saat ini memisahkan kami." Pada saat ia mengakhiri permohonannya, ia mengangkat matanya ke langit, "Allah semesta alam! terimalah jiwaku!" dan dia lalu menyerahkan jiwanya kepada Allah.
Malaikat Michael kemudian mendatangi Seth dan mengajarkan bagaimana mempersiapkan pemakaman Hawa, dan 3 malaikat turun pada pemakaman Hawa di makam Adam dan Habel. Michael berkata kepada Seth, "Beginilah engkau harus mengubur semua manusia yang mati, hingga tiba hari kebangkitan. Janganlah melebihi waktu 6 hari engkau meratap. Karena hari ke-7 adalah tanda hari kebangkitan, dan hari ke-7 Allah beristirahat dari segala pekerjaan-Nya."
Walaupun kematian pada dunia ini dibawa oleh Adam, namun ia tidak bertanggung-jawab atas kematian seseorang. Suatu masa ia berkata kepada Allah: "Saya tidak pedulu dengan kematian orang fasik, namun aku tak ingin orang kudus mencelaku dan menyalahkan aku atas kematian mereka. Aku berdoa kepada-Mu, janganlah beban ini diberikan atas aku." Dan Allah mengabulkan permohonannya. Demikianlah, ketika seseorang mendekati kematiannya, Allah muncul kepadanya, dan memerintahkan ia untuk menuliskan segala sesuatu yang ia lakukan selama hidupnya, dan, Dia berfirman kepadanya, "Engkau mati karena perbuatan jahat." Ketika Pencatatan selesai, Allah memerintahkan dia untuk menyegelnya. Ini adalah catatan yang akan digunakan pada hari penghakiman, dan setiap manusia akan saling mengetahui perbuatannya. Ketika kehidupan manusia telah berakhir, ia dibawa kehadapan Adam, yang kemudian menuduh Adam yang membawa kematian kepadanya. Namun Adam berkata : "Aku melakukan 1 pelanggaran. Apakah ada diantara kamu, bahkan yang paling saleh, yang tidak melakukan kesalahan lebih dari satu?"
(Sejarah-Israel-Purba/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar