Yemeni children protest against the Saudi-led bombing campaign.
Lebih dari 350 tokoh profil tinggi dunia telah mendesak AS, Inggris dan Prancis, tiga pendukung Barat atas serangan berdarah Arab Saudi di Yaman, untuk menggunakan kursi Dewan Keamanan PBB mereka dan membantu meringankan penderitaan negara Arab tersebut dari pada mengipasi "api perang" di sana.
Peraih Nobel Perdamaian, politisi, diplomat, mantan jenderal militer, pemimpin agama dan selebriti mengeluarkan sebuah pernyataan yang ditujukan kepada Presiden AS Donald Trump, Perdana Menteri Inggris Theresa May dan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Selasa (19/12).
Pernyataan tersebut menandai hari ke-1.000 sejak rezim Saudi dan sekelompok negara sekutunya melakukan serangan militer melawan Yaman, pada saat negara Semenanjung Arab bergulat dengan sebuah konflik internal.
Serangan Saudi diluncurkan untuk mendukung mantan pemerintah Yaman yang sekutu Riyadh dan menentang gerakan Houthi Ansarullah di negara tersebut, yang telah menjalankan urusan negara tanpa adanya pemerintahan yang efektif.
"Pada bulan Desember 2017 menandai 1.000 hari perang yang telah mengubah negara termiskin di Timur Tengah itu menjadi krisis kemanusiaan terbesar di dunia, membuat Yaman dirusak oleh penyakit yang dapat dicegah dan di ambang kelaparan bersejarah," bunyi pernyataan tersebut.
Yaman "pada titik kritis," catatnya, mengkritik masyarakat internasional karena gagal melakukan tindakan untuk mengakhiri "malapetaka buatan manusia" di sana.
"AS, Inggris, dan Prancis, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan pemasok senjata utama ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, memiliki tanggung jawab khusus untuk menggunakan pengaruh mereka sepenuhnya untuk menekan mitra mereka di wilayah tersebut untuk mengakhiri krisis. Alih-alih memicu nyala api perang yang mencekik seluruh populasi dan berisiko mengacaukan seluruh wilayah, mereka seharusnya bisa menjadi perantara perdamaian, " bunyi pernyataan tersebut.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar