Veto Amerika Serikat terhadap rancangan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk masalah Yerusalem yang disusun oleh Mesir menuai protes luas dan keras dari negara-negara Arab dan dunia.
Rancangan resolusi yang disusun oleh sekutu Amerika di Timur Tengah itu mengecam keputusan Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan menuntutnya supaya mencabut kembali keputusan tersebut.
Amerika Serikat hanyalah satu-satunya anggota DK PBB yang memprotes rancangan resolusi tersebut.
Nabil Abu Radinah, juru bicara kepala Badan Otoritas Palestina, menegaskan, “Veto Amerika Serikat itu bertentangan dengan kesepakatan internasional dan resolusi-resolusi yang pernah dikeluarkan oleh PBB dan DK PBB. Veto ini adalah dukunga penuh terhadap penjajahan dan penghinaan terhadap masyarakat internasional.”
Abu Radinah melanjutkan, “Veto akan menyebabkan Amerika Serikat semakin termarginalkan dan bisa menggerakkan masyarakat internasional untuk protes.”
“Kami akan terus melanjutkan pembelaan terhadap hak-hak rakyat Palestina di lembaga-lembaga dan insitusi-institusi internasional,” lanjut Abu Radinah.
Ahmad Abu Zaid, juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir, menyatakan sangat prihatin terhadap veto Amerika yang telah menyebabkan rancangan resolusi yang telah diusulkan oleh Mesir itu kandas di tengah jalan.
“Rancangan resolusi ini sangat penting dan diajukan dengan landasan permintaan dunia untuk menolak keputusan Washington mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel,” ujar Abu Zaid.
(On-Light/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar