Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » 5 Fakta Yang Perlu Diketahui Tentang Konflik Yaman

5 Fakta Yang Perlu Diketahui Tentang Konflik Yaman

Written By Unknown on Rabu, 24 Januari 2018 | Januari 24, 2018


Selain menjadi salah satu negara paling miskin dan paling mengenaskan di Timur Tengah, Yaman juga merupakan daerah yang sangat strategis bagi para aktor politik regional, dan menjadi basis markas kelompok teroris paling berbahaya di dunia. Berita Dunia kali ini akan mencoba menjelaskan alasan mendasar di balik konflik yang terjadi Yaman ini.


1. Lokasi strategis

Wilayah yang terletak di dalam perbatasan Yaman adalah salah satu produk peradaban paling kuno di Timur Tengah. Yaman pada zaman dulunya dikenal sebagai ‘Arabia Felix’; kosakata latin untuk ungkapan “bahagia” atau “beruntung”. Tanah Yaman lebih subur daripada mayoritas wilayah lain di Jazirah Arab, hal ini disebabkan karena Yaman menerima lebih banyak hujan akibat adanya pegunungan-pegunungan tinggi. Tapi karena menurunnya sumber daya alam, termasuk minyak, Yaman dan populasinya yang berjumlah sekitar 26 juta, sampai saat ini rakyat Yaman mayoritasnya berada pada garis kemiskinan.

Meski begitu, negara ini memiliki lokasi strategis di ujung barat daya Arabia. Yaman terletak di sepanjang rute laut dari Eropa ke Asia, dekat sekali dengan beberapa jalur pengiriman laut dan jalur perdagangan tersibuk di Laut Merah. Jutaan barel minyak melewati perairan ini setiap harinya, dari Laut Mideterania melalui Terusan Suez dan dari kilang minyak di Arab Saudi hingga ke pasar Asia yang haus energi. Pusat transportasi Yaman, Aden, adalah salah satu pelabuhan tersibuk di dunia pada abad ke-20 ini.


2. Yaman Utara, Yaman Selatan dan juga Suku-Suku Lokal

Meskipun sejarah tanah Yaman kembali ke ribuan tahun yang lalu, Yaman saat ini adalah negara muda, dengan perbatasannya yang terbentuk setelah Yaman Utara dan Selatan bersatu pada tahun 1990. Sebelumnya, kedua wilayah ini kerap terlibat dalam konflik internal mereka sendiri.

Setelah berlangsungnya perang saudara antara kubu Royalis dan kubu Republikan selama bertahun-tahun, Yaman Utara didirikan sebagai negara republik pada tahun 1970. Kubu Royalis didukung oleh Arab Saudi dan kubu Republikan didukung oleh Mesir. Mantan presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, berkuasa melalui militer dan memegang kekuasaan selama beberapa dekade. Meskipun pada tahun 1990 Yaman Selatan setuju untuk bergabung dengan negara pimpinan Ali Abdullah Saleh, mereka dengan cepat menjadi tidak senang dengan penggabungan ini. Yaman Utara dan Selatan kembali terlibat dalam sebuah perang sipil baru yang mengakibatkan jatuhnya ribuan korban jiwa, yang akhirnya dimenangkan oleh kekuatan Yaman Utara.

Di luar kota-kota besar di Yaman, ada sejumlah daerah kesukuan yang secara efektif mampu mengatur wilayahnya sendiri. Karena banyaknya warga sipil yang memiliki senjata, – diyakini lebih banyak jumlah senjata di negara ini daripada jumlah warganya- milisi kesukuan setempat sering melakukan tindakan represif terhadap tentara nasional dan menerapkan peraturan adat dan tradisi mereka sendiri yang bukan merupakan bagian konstitusi negara. Suku Houthis telah bangkit menjadi salah satu milisi paling kuat di Yaman.


3. Renggangnya Sunni-Shiah

Mayoritas penduduk Yaman adalah Muslim, yang terbagi dalam berbagai cabang Islam – terutama Sunni atau Shiah Zaidi. Perpecahan antara Sunni dan Shiah didasarkan pada konflik religius yang berlangsung lama yang dimulai sebagai perselisihan terkait penerus Nabi Muhammad saaw. Muslim Shiah meyakini bahwa sepupu Nabi saaw seharusnya menggantikan peran beliau, namun Sunni mendukung dipilihnya sahabat terdekat Nabi saaw, Abu Bakr, sebagai khalifah pertama umat muslimin.

Dikatakan, Shiah Zaidi – yang membentuk sekitar 40% populasi Yaman – adalah satu-satunya mazhab dalam Shiah yang tidak meyakini infalibilitas (kesucian dari dosa) dan pengangkatan para imam secara nash, namun para imam sangat dihormati sebagai pemimpin spiritual. Hal ini menyebabkan konsep teologi mereka lebih dekat dengan teologi muslim Sunni.

Pada saat yang sama, selama beberapa dekade terakhir, ideologi Salafi dan Wahhabi, yang berasal dari negara tetangga, Arab Saudi, yang keras dan puritan telah semakin berpengaruh di Yaman.


4. Suku Houthi

Suku Houthi mewakili mazhab Shiah Zaidi yang berasal dari ujung utara Yaman, bersebelahan dengan perbatasan Saudi. Nama kelompok tersebut berasal dari keluarga terkemuka suku tersebut. Anggotanya – seorang pemimpin mazhab Shiah Zaidi dan juga merupakan mantan anggota parlemen Yaman, Hussein Badreddin al-Houthi – dituduh oleh pemerintah mendalangi pemberontakan Houthi, termasuk demonstrasi anti-Israel dan anti-Amerika pada tahun 2004. Rezim Yaman memerintahkan penangkapan al-Houthi, yang berakhir dengan penahanan ratusan orang dan meninggalnya pemimpin Zaidi, yang juga disertai dengan terbunuhnya puluhan pendukungnya.

Sejak saat itu, Houthi telah aktif berjuang melawan kekuatan pusat, menuntut perhatian politik yang lebih besar dan menuduh pemerintah bersekutu dengan Wahhabi asal Arab Saudi sambil mengabaikan pembangunan nasional dan kepentingan suku Zaidi.

Sementara Presiden Yaman Abed Rabbo Mansour Hadi mengklaim bahwa Huthi didukung oleh Hizbullah Libanon. Sebagian tokoh-tokoh barat menuduh bahwa Iran, yang merupakan satu negara yang bermazhab Shiah, secara finansial mendukung Houthis dalam upaya untuk mengendalikan pesisir Laut Merah di wilayah Yaman. Namun tuduhan ini ditolak mentah-mentah oleh Houthi sendiri.


5. Al-Qaeda & ISIS

Sejak 2009, Yaman telah menjadi basis operasional militan Al-Qaeda. Setelah cabang Al-Qaeda Yaman dan Saudi bergabung untuk membentuk Al-Qaeda di Jazirah Arab (AQAP), kelompok inlah yang menjadi salah satu eksportir terorisme terbesar di dunia. AS sendiri melihatnya sebagai cabang Al-Qaeda yang paling berbahaya di dunia. Keluarga Osama bin Laden tinggal di Yaman selatan sebelum akhirnya bermigrasi ke Arab Saudi.

Pertarungan Yaman melawan AQAP sebagian besar didukung oleh Amerika Serikat. Sejak 2007, AS telah memasok lebih dari 500 juta dollar sebagai bantuan militer ke Yaman melalui program yang dikelola oleh Departemen Pertahanan dan Departemen Luar Negeri, dan melakukan serangan melalui drone yang menargetkan teroris di negara tersebut.

Ideologi Al-Qaeda didasarkan pada teologi Islam Sunni yang radikal dan sangat memusuhi Houthi, yang telah berperang dengan militan AQAP.

Dengan adanya konflik dalam tiga kubu di negara ini; pemerintah resmi, Houthi, dan AQAP, Yaman telah menjadi ladang subur bagi ekstremisme. Kelompok ekstremis yang berafiliasi dengan Negara Islam (yang sebelumnya dikenal dengan ISIS / ISIL) sekarang beroperasi di Yaman, melakukan tindakan teror terhadap militer dan warga sipil. Dalam serangan 20 Maret yang lalu, lebih dari 100 orang tewas dan sekitar 250 lainnya terluka dalam serangan bom bunuh diri di masjid-masjid di ibukota Yaman, Sanaa. Militan ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

(Berita-Dunia/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: