Presiden Iran Hassan Rouhani menyerukan adanya solidaritas lebih besar antara negara-negara muslim dan agar mereka tidak bergantung pada "orang asing" untuk perkembangan mereka.
Hal tersebut disampaikan Rouhani setelah pemerintah Amerika Serikat mengancam akan mundur dari kesepakan mengenai nuklir Iran.
"Hanya ketidakketergantungan pada orang asing dan meningkatkan solidaritas antara negara-negara muslim yang akan memungkinkan kita untuk mengatasi masalah-masalah dunia Islam," ujar Rouhani seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (17/1/2018).
"Kita harus bergantung pada kemampuan kita sendiri untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan," imbuhnya.
Rouhani, politikus moderat yang menyetujui kesepakatan nuklir dengan negara-negara besar di dunia pada tahun 2015 lalu, telah menuai kritikan dari kalangan konservatif garis keras di Iran yang meyakini bahwa kesepakatan tersebut hanya menguntungkan negara-negara Barat. Pemerintah Rouhani saat ini terus berupaya untuk mendorong perusahaan-perusahaan Eropa melakukan kegiatan bisnis atau berinvestasi di Iran.
"Di level internasional, kita mendukung interaksi konstruktif pada pijakan yang sama... yang tak memberi ruang untuk eksploitasi, kolonialisme atau intervensi dalam urusan dalam negeri," tegasnya.
Sebelumnya, gelombang aksi demo melanda berbagai wilayah Iran pada 28 Desember 2017 hingga 1 Januari 2018 lalu. Aksi demo yang diwarnai kerusuhan itu telah menewaskan 25 orang dan ratusan orang pun ditangkap. Pemerintah Amerika Serikat secara terbuka mendukung aksi-aksi demo tersebut, sedangkan Uni Eropa mengutuk "jatuhnya korban jiwa yang tak bisa diterima" dan menekankan bahwa aksi demo yang damai dan kebebasan berekspresi merupakan "hak-hak mendasar".
(AFP/Detik/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar