Setiap manusia lahir dengan takdirnya masing-masing. Bahkan dalam Islam, takdir sudah ditentukan sejak manusia masih dalam kandungan.
Mungkin takdir yang digariskan pada manusia tidak sepenuhnya menyenangkan. Dalam perjalanan hidupnya, manusia terkadang menghadapi kesulitan, rintangan, cobaan, serta kesusahan dan kesedihan.
Tidak ada yang bisa mengetahui garis takdir seseorang kecuali hanya Allah SWT.
Lantas, apakah takdir tidak bisa ditolak?
Syeikh Shalih bin Ghanim as-Sadlan dalam kitabnya yang berjudul Arba’una Haditsan, Kullu Haditsin fi Khaslatin menjelaskan, terdapat hadis mengenai tertolaknya takdir berkat doa. Hadis tersebut riwayat Tirmidzi, dari Salman Al Farisi ra, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Yang dapat menolak takdir hanyalah doa. Yang dapat menambah umur hanyalah amalan kebaikan.’”
Maksud dari tertolaknya takdir dengan doa dimaknai para ulama dalam dua pengertian. Pertama, takdir seseorang akan seperti adanya jika tidak berdoa.
Kedua, jika berdoa, ia akan mudah menjalani takdir. Bahkan seolah takdir buruk seperti tertolak.
Secara lebih rinci, maksud hadis ini adalah mendorong setiap orang untuk bermunajat dan memohon kepada Allah SWT lewat doa. Karena seperti sudah diketahui, doa punya kedudukan mulia karena bisa mengubah keburukan menjadi kebaikan atas izin Allah SWT.
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar