Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin pada September 2017 mencapai 26,58 juta orang. Angka ini turun 1,19 juta orang dari sebelumnya pada Maret 2017 sebesar 27,77 juta.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, secara persentase, penduduk miskin pada September 2017 sebesar 10,12 persen dari total penduduk Indonesia. Jumlah itu mengalami penurunan sebesar 0,52 persen dibanding Maret 2017.
"Pada September ini pencapaian yang paling bagus karena penurunannya paling cepat," ujarnya di Kantor BPS, Jakarta, Selasa (2/1).
Dia menegaskan, presentase penduduk miskin di daerah perkotaan juga tercatat mengalami penurunan sebesar 0,46 persen dari sebelumnya 7,72 persen menjadi 7,26 persen pada September 2017.
"Secara jumlah, pada periode Maret-September 2017 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 401.000 orang, yaitu dari 10,67 juta orang pada Maret 2017 menjadi 10,27 juta orang pada September 2017," jelasnya.
Untuk di pedesaan, jumlah penduduk miskin hanya mengalami penurunan sebesar 786.000 orang dari sebelumnya 17,10 juta orang pada Maret 2017 menjadi 16,31 juta orang pada September 2017. "Jadi persoalan kemiskinan di desa jauh lebih critical dibandingkan kota," tegasnya.
Kecuk menjelaskan, angka inflasi sebesar 1,45 pada periode tersebut turut menyumbang penurunan angka kemiskinan. Di samping itu, upah nominal buruh tani naik 1,5 persen, upah riil buruh tani naik 1,05 persen, upah nominal buruh bangunan naik 0,78 persen, dan upah riil buruh bangunan turun 0,66 persen juga turut memberi kontribusi.
"Ketika inflasi bergerak liar dan kebutuhan masyarakat digerakkan oleh komoditas pokok. Kemudian upah buruh tani dan bangunan baik nominal maupun riil mengalami peningkatan. Ini berdampak ke buruh miskin," pungkasnya.
(Info-Menia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar