“Cinta para nabi dan Ahlul Bait as adalah modal terbesar kita. Para penyembah diri, dunia, dan harta berusaha untuk memisahkan kita dari cinta ini.”
Begitu hal ini ditegaskan oleh Ayatullah Sayyid Ali Reza Ibadi, wakil Rahbar untuk Khurasan Selatan, pada saat berpidato di acara duka kesyahidan Sayyidah Fatimah Zahra tadi malam.
Ayatullah Ibadi menandaskan, “Setiap barang pasti memiliki pasar. Akan tetapi, setiap barang pasti berbeda-beda. Kadang-kadang sebuah barang berarti karena timbangannya. Sebuah barang berarti karena ukurannya. Dan barang yang lain berarti karena warnanya.”
“Akan tetapi, sudahkah kita meluangkan kesempatan untuk menanyakan kepada diri kita berapakah harga diri kita ini? Apakah penentuan harga untuk diri kita ini bisa dibenarkan ataukah tidak?” ujar Ayatullah Ibadi.
Ayatullah Ibadi melanjutkan, “Harga setiap jiwa dihitung sesuai tujuan yang ia miliki. Setiap orang memiliki harga dan nilai sesuai dengan tujuan yang ia miliki.”
Lebih dari itu, lanjut penjelasan Ayatullah Ibadi, seluruh amal dan ibadah kita dinilai sesuai dengan tujuan yang kita miliki. Salat akan bernilai ketika dikerjakan sesuai dengan tujuan yang telah didefinisikan. Yaitu hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah.
“Barang siapa ingin memahami nilai dirinya sendiri, hendaklah ia menengok ke dunia batinnya. Batin memiliki sebuah barometer yang menunjukkan tujuan kita siapakah dan mengapa kita harus mencintai seseorang. Jika kita memiliki semangat Ilahi, maka kita pasti akan mencintai orang-orang yang bersemangat Ilahi pula,” tukas Ayatullah Ibadi.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar