Ketum PBNU, Kiai Said Aqil Sirodj
Melalui sebuah video, Kang Said alias Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA memberikan pernyataan terkait kehadiran Gus Yahya alias KH. Yahya Cholil Staquf ke Israel, tepatnya menghadiri forum AJC. Dalam video tersebut Kang Said menyatakan bahwa kehadirin Gus Yahya ke Israel tidak didahului koordinasi dengan PBNU. Dengan kata lain, meskipun Gus Yahya merupakan Katib Am PBNU, ia tidak sedang mewakili PBNU secara formal. Kalau mau kita cermati, pernyataan Kang Said itu sudah tepat karena kapasistasnya sebagai Ketua Umum PBNU dan tidak perlu dipersoalkan, apalagi disalahartikan.
Hanya saja oleh sebagian orang yang sejak awal memang membenci NU, pernyataan Kang Said dijadikan senjata untuk ‘memukul’ Gus Yahya, sehingga terkesan bahwa Kang Said pun menyalahkan kehadiran Gus Yahya ke Israel. Saya pikir tidak demikian. Forum yang dihadiri Gus Yahya ada forum terbuka, kita semua juga bisa mengakses perbincangan apa saja yang diulas Gus Yahya dalam forum itu. Gus Yahya tampil begitu proporsional ketika menyampaikan pesan ‘rahmah’ dalam Islam. Pesan ‘rahmah’ mungkin bagi kita sudah biasa kita dengar, tetapi menjadi luar biasa bagi audiens dalam forum tersebut yang nota bene beragama Yahudi.
Siapapun boleh pro dan kontra atas keputusan dan pandangan Gus Yahya, tetapi bukan berarti menjadikan kita gelap mata, misalnya mencaci maki, memfitnah yang bukan-bukan. Termasuk ketika ada orang yang menuduh bahwa kehadiran Gus Yahya melukai rakyat Palestina. Kehadiran Gus Yahya justru bagian penting dari upaya melembutkan hati keras–sebagian–rakyat Israel dan Zionis, agar mau mengakui bangsa Palestina sebagai bangsa yang merdeka. Ini memungkinkan menjadi cara/ alternatif daripada melakukan demonstrasi yang efektivitasnya tidak terukur.
Jelas sudah bahwa pernyataan Kang Said bukan dalam rangka turut menyalahkan Gus Yahya. Setelah maupun sebelum Gus Yahya pergi ke Israel, ia tetap menjadi Katib Am PBNU. Kepada warga nahdliyin, kita harus tetap solid, hati tetap dingin bersama para kiai. Kitapun tidak usah buang-buang waktu meladeni para pembenci kiai-kiai NU. Kalau mau memberikan tabayun/klarifikasi, semata-mata karena kita punya komitmen untuk menegakkan kebenaran, bukan karena emosional dan reaktif. Kalau ada yang melakukan ujaran kebencian dan fitnah sebaiknya agar dilaporkan saja kepada pihak yang berwajib.
Wallaahu a’lam
Mamang M Haerudin (Aa)
Pesantren Bersama Al-Insaaniyyah, 14 Juni 2018, 14.59 WIB
(Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar