Ada banyak pendapat soal insiden Sabtu malam (21/4) di ibukota Saudi. Sebagian mengatakan itu adalah upaya kudeta, yang lain menilainya sebagai aksi balas dendam dari dalam keluarga kerajaan, dan ada pula yang menyebutnya sebagai aksi terorisme.
Media-media Saudi secara serempak bungkam dan tidak mengomentari insiden ini, hingga akhirnya keluar pernyataan singkat dari pejabat resmi usai beberapa jam berlalu.
Aparat kepolisian Riyadh menjelaskan, penembakan Sabtu malam adalah reaksi terhadap sebuah drone kecil yang dikendalikan dari jarak jauh dan melanggar perimeter keamanan istana al-Khazami. Kementerian Dalam Negeri Saudi merilis pernyataan bahwa mereka akan segera mengesahkan aturan terkait drone-drone yang tak memiliki izin.
Ada beberapa poin terkait insiden ini yang perlu direnungkan:
1. Penembakan ini berlangsung lebih dari satu jam. Apakah penembakan selama ini dibutuhkan hanya untuk merontokkan sebuah drone mainan?
2. Andai penembakan itu dilakukan sebagai reaksi atas kemunculan sebuah drone, kenapa penembakan itu tidak diarahkan ke atas? Insiden ini terjadi di malam hari, maka seandainya tembakan diarahkan ke atas, semestinya percikan cahaya dan bunga api akan terlihat di langit.
3. Kenapa helikopter-helikopter Saudi tidak mengangkasa sehingga bisa mengawasi situasi keamanan sepenuhnya?
4. Andai hiruk pikuk Sabtu malam hanya disebabkan kemunculan sebuah drone mainan, untuk apa raja Saudi dipindahkan ke bungker militer? Jika biang kerok keributan hanya sebuah drone, bukankah istana adalah tempat perlindungan terbaik?
5. Hal lain yang perlu dicatat adalah sebagian warga Saudi juga mengamati insiden Sabtu malam dari jarak dekat. Mereka mengabarkan terjadinya penembakan di istana tempat tinggal putra mahkota Saudi. Demi membuktikan klaim ini, mereka memposting sejumlah foto dan video di dunia maya.
Apa pun yang sebenarnya dialami raja dan putra mahkota Saudi, insiden Sabtu malam membawa sejumlah pesan penuh makna berikut ini:
1. Mungkin insiden tadi malam adalah sebuah peringatan bagi para petinggi Saudi. Jika kalian harus terbangun dari tidur nyenyak hanya karena sebuah mainan yang dikendalikan dari jauh, ketahuilah bahwa rudal, bom, dan senjata terlarang kalian telah membuat jutaan manusia tak berdosa, termasuk wanita dan anak-anak, tidak bisa tidur selama tiga tahun terakhir di Yaman. Setiap malam berganti pagi, pasti ada seorang anak yang harus tertidur selamanya di kubangan darahnya.
2. Para pejabat Saudi, terutama sang putra mahkota, harus tahu bahwa jika mereka gemetar ketakutan hanya karena sebuah drone, bagaimana mereka bisa bertahan menghadapi gempuran rudal para pejuang Yaman?
3. Baru sepekan yang lalu Amerika menyerang Suriah dengan rudal termahal, terpintar, terbesar, dan terakuratnya. Namun sebelum matahari terbit, Bashar Assad dengan sangat nyaman menenteng tas kerjanya dan memasuki istana kepresidenan, tanpa terlihat tanda-tanda ketakutan pada dirinya. Namun raja dan putra mahkota Saudi begitu panik pada Sabtu malam seolah istana mereka menjadi target serangan rudal nuklir.
Memang benar kata pujangga:
Kebesaran tak diukur dengan ocehan
Ratusan ocehan tidak sama dengan separuh tindakan
(Al-Alam/Liputan-Islam/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar