Teroris Takfiri yang didukung AS membawa senapan mesin berat otomatis (kiri) di sebelah seorang tentara Amerika ketika mereka mengambil posisi mereka di perbatasan al-Tanf antara Suriah dan Irak.
Seorang ahli militer di sebuah sekolah diplomatik yang dijalankan oleh Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Pentagon sedang melatih puluhan teroris Takfiri di 19 kamp militer di dalam perang yang dilanda perang Suriah.
Vladimir Kuzin dengan Institut Hubungan Internasional Moskow menyatakan, kamp-kamp itu menerima senjata, amunisi, bahan bakar, makanan, dan pasokan lainnya dari 22 pangkalan militer AS di luar Suriah, dan bahwa Amerika melatih teroris di pangkalan militer al-Tanf mereka di selatan Suriah.
Dia menambahkan bahwa militer AS telah menutup wilayah udara di wilayah ini dalam radius 50 kilometer, tanpa memperoleh persetujuan dari pemerintah Damaskus.
Kuzin kemudian menunjukkan bahwa dukungan militer dan teknis Washington kepada kelompok teroris dan bersenjata bertentangan dengan Piagam PBB, dan bertentangan dengan perjanjian untuk menghentikan eskalasi krisis Suriah.
Dia menekankan bahwa Washington mendukung militan dalam upaya mempertahankan pengaruhnya di arena politik dan militer Suriah.
Akhir tahun lalu, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Jenderal Valery Gerasimov mengatakan kepada harian Komsomolskaya Pravda Rusia dalam sebuah wawancara eksklusif bahwa AS telah mengubah pangkalan militernya di dekat kota al-Tanf di Suriah tenggara menjadi kamp pelatihan bagi militan.
“Menurut data satelit dan data pengawasan lainnya, regu teroris ditempatkan di sana. Mereka secara efektif berlatih di sana, ”komentarnya.
Gerasimov juga menuduh AS menggunakan sebuah kamp pengungsi di luar kota Shaddadah di provinsi Hasakah di timur laut Suriah sebagai pusat pelatihan untuk sisa-sisa Daesh, termasuk yang dievakuasi dari bekas benteng teroris Raqqah.
“Ini pada dasarnya ISIS (Daesh),” katanya. “Mereka mengubah warna mereka, mengambil nama yang berbeda – ‘Tentara Suriah Baru’ dan lainnya. Mereka ditugaskan untuk mendestabilisasi situasi”.
(Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar