Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Raisi: Ajaran Nabawi dan Razavi, Fondasi Peradaban Baru Islam

Raisi: Ajaran Nabawi dan Razavi, Fondasi Peradaban Baru Islam

Written By Unknown on Jumat, 15 Juni 2018 | Juni 15, 2018


Perwalian Haram Suci Razavi menilai ajaran kaya Nabawi dan Razavi sebagai fondasi untuk membangun peradaban baru Islam di dunia.

Astan News melaporkan, Hujatulislam Sayid Ebrahim Raisi di acara penutupan kongres internasional “Peran Syiah dalam Kemunculan dan Penyebarluasan Ilmu-ilmu Islam” menjelaskan bahwa Imam Baqir dan Imam Shadiq as dalam sejarah Islam paling banyak berperan menjelaskan ajaran dan ilmu Islam serta budaya agama, menerangi pemikiran masyarakat dan menafsirkan ayat-ayat Al Quran.

Raisi menjelaskan, berkat Revolusi Islam Iran, dalam beberapa tahun terakhir sejumlah banyak kerja baik terkait dengan ilmu rasional, tafsir Al Quran, fikih dan ushul fikih serta akidah Islam, berhasil dilakukan.

Anggota Dewan Penentu Kebijakan Negara Iran menyebut perbedaan masa sekarang dengan masa-masa Islam sebelumnya adalah berkuasanya fikih di tengah masyarakat Iran. Ia menerangkan, perbedaan hari ini dengan masa lalu dan era para pembesar Islam seperti pemilik karya Jawahir dan Syeikh Ansari adalah, tidak ada satu masapun fikih berkuasa dan seluruh sendi kehidupan masyarakat berlandaskan prinsip dan sumber fikih, namun hari ini di tengah masyarakat Iran, fikih berkuasa dan banyak pertanyaan diajukan kepada para ilmuwan, budayawan, akademisi dan pelajar agama, yang harus mendapat jabawan dengan memanfaatkan fikih Islam.


Perencanaan Ilahi di Dua Hijrah Besar Sejarah Islam

Raisi menegaskan bahwa Hauzah Ilmiah dan universitas harus melakukan langkah-langkah lebih besar di masalah-masalah fikih. Lebih lanjut ia menjelaskan, hijrah Nabi Muhammad Saw dari Mekah dan Madinah, dan hijrah Imam Ali bin Musa Al Ridha as dari Madinah ke Marv, adalah sebuah perencanaan dan rekayasa Ilahi untuk mewujudkan peradaban Islam, seolah ingin menunjukkan bahwa peradaban Islam berlandaskan ajaran Nabawi dan Razavi akan terwujud di dunia.

Anggota Dewan Pakar Kepemimpinan Iran itu menambahkan, sebuah peradaban yang akan lahir di kawasan berkat nama Imam Ridha as, mendapat perhatian sangat serius. Terbentuknya jaringan wakil-wakil Dunia Islam, terciptanya perkumpulan-perkumpulan para pecinta Ahlul Bait as, pendidikan terhadap 318 murid unggul yang masing-masing adalah ilmuwan dan intelektual berpengaruh dalam sejarah islam, serta menjawab 15.000 pertanyaan fikih dan agama yang hari ini telah berubah menjadi sebuah khasanah bernilai bagi ilmu-ilmu Islam, semuanya adalah berkat hijrah Imam Ridha as ke Khorasan.

Hujatulislam Raisi menuturkan, berkah kedua dari hijrah Imam Ridha as ke Khorasan adalah kehadiran keturunan Imam yang masing-masing bersinar layaknya bintang di wilayah ini dan sumber keberkahan yang melimpah bagi ilmu-ilmu Islam.

Raisi berpendapat, hari ini mulai dari ilmu fikih hingga astronomi, dari hikmah hingga matematika, berhutang kepada ilmu dan pribadi agung Imam Ali bin Musa Al Ridha as sebagai Alim Aali Muhammad, bahkan diakui oleh para penentangnya sendiri bahwa Imam Ridha as adalah pewaris ilmu para nabi.


Imam Ridha Sangat Sabar Mendengarkan Pendapat Orang

Menurut Raisi, peran Imam Ridha as di tiga bidang, ilmu pengetahuan, budaya dan peradaban, perlu untuk dikaji serius. Kesabaran beliau mendengarkan pendapat orang lain dan keilmuan beliau yang tinggi dibarengi kebijaksanaan, merupakan ciri khas Imam Ridha as.

Anggota Dewan Penentu Kebijakan Negara Iran mengungkapkan, kebijaksanaan yang dimiliki Imam Ridha as dan tampak dalam setiap perdebatan yang beliau lakukan dengan para penentangnya dan penjelasan pemikiran Tauhid yang jernih serta luhur Islam, merupakan karakteristik lain dari Imam Ridha as.

Perwalian Haram Suci Razavi melanjutkan, Syeikh Tabarsi, Hurr Ameli, Syeikh Thusi dan Syeikh Bahai adalah para pembesar dan cendikiawan berpengaruh di Dunia Islam yang menyerap ajaran dari Imam Ridha as dan memainkan peran besar dalam menyebarluaskan ilmu Islam di dunia.


Peradaban Sains Barat Berhutang pada Peradaban Islam

Hujatulislam Raisi menjelaskan, dewasa ini kubu imperialis tidak ingin umat Islam maju di bidang ilmu pengetahuan. Ini adalah kenyataan yang tidak bisa dibantah bahwa peradaban sains Barat berdiri dan memanfaatkan karya yang dihasilkan peradaban Islam.

Menurut Raisi, tujuan imperialis adalah membuat umat Islam terbelakang dan tidak maju, dan kebijakan ini diimplementasikan lewat para penguasa bayaran dan boneka mereka di kawasan. Hari ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di tengah umat Islam sangat penting dan vital, sehinngga harus diperhatikan umat Islam secara serius.

Raisi menegaskan bahwa Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar selalu mendorong para cendikiawan dan intelektual Islam untuk maju dan meningkatkan level pengetahuannya di berbagai bidang.

Ia mengatakan, perhatian pada kemajuan ilmu pengetahuan dan menganggap penting kabar gembira tentang masa depan cerah dan penuh harapan bagi masyarakat Islam dalam kerangka lahirnya peradaban baru Islam yang muncul dari kemampuan para ilmuwan Islam.

Hujatulislam Raisi menambahkan, Haram Suci Razavi dengan perpustakaannya yang kaya dan para peneliti unggul, membuka kesempatan luas bagi para ilmuwan dan cendikiawan Islam untuk melakukan riset dan penelaahan mendalam.

(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: