Oleh: Ust Ali Ash Shofie
Imam Ali as dimasa hidupnya sang Nabi saw
Siapakah Ali?
Ali sosok pemberani, hingga Rasulullah menugaskannya tidur di rumah beliau saat hijrah ke Madinah, di tengah kepungan pemuda-pemuda Quraisy yang siap dengan pedang-pedang tajam yang terhunus lalu Allah memujinya dihadapan para malaikat dan menurunkan ayat pujian untuk beliau as
Al-Baqarah : 207;
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ
Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.
Siapakah Ali?
Dialah Ali yang membunuh pendekar kafir Quraisy yang ditakuti, sehingga Rasulullah Saw memujinya dengan sabdanya:
ضربة علي يوم خندق خير من عبادة الثقلين
Pukulan Ali pada perang Khandaq lebih baik dari ibadahnya jin dan manusia
Siapakah Ali?
Dia adalah manusia yang dicintai Allah dan Rasul-Nya sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi pada perang Khaibar
لَأُعْطِيَنَّ الرَّايَةَ غَدًا رَجُلًا يُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ وَيُحِبُّهُ اللهُ وَرَسُولُهُ، يَفْتَحُ اللهُ عَلَى يَدَيْهِ
“Sungguh aku akan berikan esok hari bendera perang pada seorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan Allah serta Rasul-Nya mencintainya, melalui tangannya Allah akan memberikan kemenangan.”
Ali bin Abi Thalib menyertai Rasulullah dalam semua peperangan, kecuali perang Tabuk. Beliau tidak mengajaknya karena Rasulullah memberi kepercayaan mengganti posisi Rasulullah di Madinah ketika beliau tidak ada, satu amanah yang besar tentunya. Sempat Imam Ali as bersedih karena tidak bisa menyertai Rasul dalam perang tersebut. Namun sekali lagi justru Rasul memberikan berita yang menyejukkan, sabda yang menunjukkan keutamaan beliau. Rasul bersabda:
يا علي انت مني بمنزلة هارون من موسى إلا أنه لا نبي بعدي
“Engkau denganku seperti kedudukan Harun dari Musa, hanya saja tidak ada nabi sesudahku.”
Profil pembunuh Khalifah Ali bin Abi Thalib
Pernahkah terbayang bahwa manusia yang telah begitu banyak menuai pujian dari Allah dan Rasulnya dibunuh bukan oleh seorang peminum khomer atau pezinah tapi oleh seorang ahli ibadah dan penghapal al-Quran dan dia adalah abdurahman bin muljam seorang pengikut khowarij, tentang khowarij ini Rasulullah Saw telah mengabarkan tentang mereka
يَخْرُجُ قَوْمٌ مِنْ أُمَّتِي يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَيْسَ قِرَاءُتُكُمْ إِلَى قِرَاءَتِهِمْ بِشَيْءٍ وَلاَ صَلاَتُكُمْ إِلَى صَلاَتِهِمْ بِشَيْءٍ وَلاَ صِيَامُكُمْ إِلَى صِيَامِهِمْ بِشَيْءٍ
“Akan keluar satu kaum dari umatku yang membaca Al-Qur’an, dimana bacaan kalian tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan bacaan mereka, demikian pula sholat kalian tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan sholat mereka, juga puasa kalian tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan puasa mereka.”(HR. Muslim no 2516).
Perhatikanlah bagaimana hebatnya ibadah mereka, namun bersamaan dengan itu, Rasulullah menyatakan mereka adalah anjing-anjing neraka, sebagaimana dalam hadits berikut ini:
كِلاَبُ النَّارِ شَرُّ قَتْلًى تَحْتَ أَدِيْمِ السَّمَاءِ خَيْرُ قَتْلَى مَنْ قَتَلُوهُ
“Mereka adalah anjing-anjing neraka. seburuk-buruknya makhluk yang terbunuh di bawah kolong langit, sedang sebaik-baiknya makhluk yang terbunuh adalah yang dibunuh oleh mereka.” HR. At-Tirmidzi, (no. 3000), dari Abu Umamah Al-Bahili -radhiyallahu’anhu-, dihasankan dalam Al-Misykah, (no. 3554).
Dan semua sifat-sifat itu ada pada orang-orang khawarij yang memerangi dan membunuh Imam Ali as, beliau as berkata:
أَنَّ الْحَرُوْرِيَّة لَمَّا خَرَجَتْ عَلَى عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ وَهُوَ مَعَهُ فَقَالُوا ” لاَ حُكْمَ إِلاَّ لِلَّهِ ” قَالَ عَلِيٌّ : كَلِمَةُ حَقٍّ أُرِيْدَ بِهَا بَاطِلٌ, إِنَّ رَسُولَ اللهِ {صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} وَصَفَ لَنَا نَاسًا إِنِّي لَأَعْرِفُ صِفَتَهُمْ فِي هَؤُلاَءِ يَقُوْلُونَ الَحَقُّ بِأَلْسِنَتِهِمْ لاَ يُجَاوِزُ هَذَا مِنْهُمْ وَأَشَارَ إِلَى حَلَقِهِ . (رواه مسلم )
“Ketika kaum Khawarij Haruriyah memberontak kepada pemerintahan Ali bin Abi Thalib mereka mengatakan, “Tidak ada hukum kecuali milik Allah”. Maka Ali berkata,”Perkataan yang benar, namun yang diinginkan dengannya adalah kebatilan. Sesungguhnya Rasulullah pernah menjelaskan kepadaku tentang ciri-ciri sekelompok orang yang telah aku tahu sekarang bahwa ciri-ciri tersebut ada pada mereka (Khawarij),yaitu mereka mengucapkan perkataan yang benar hanya dengan lisan-lisan mereka, namun tidak melewati kerongkongan mereka. (HR. Muslim)
Khawarij akan terus berlanjut dalam berbagai bentuknya, sebagaimana Rasulullah saw bersabda:
يَنْشَأُ نَشْءٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ كُلَّمَا خَرَجَ قَرْنٌ قُطِعَ –قَالَ ابْنُ عُمَرَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ يَقُولُ: (( كُلَّمَا خَرَجَ قَرْنٌ قُطِعَ )) أَكْثَرَ مِنْ عِشْرِينَ مَرَّةً –حَتَّى يَخْرُجَ فِي عِرَاضِهِمْ الدَّجَّال
“Akan muncul sekelompok pemuda yang (pandai) membaca Al-Qur‘an namun bacaan tersebut tidak melewati kerongkongannya. Setiap kali muncul sekelompok dari mereka pasti tertumpas.” Ibnu ’Umar berkata: ‘Saya mendengar Rasulullah mengulang kalimat: “Setiap kali muncul sekelompok dari mereka pasti tertumpas” lebih dari 20 x.’ Kemudian beliau berkata: “Hingga muncullah Ad-Dajjal dalam barisan pasukan mereka.” [HR. Ibnu Majah].
Pembunuh Ali bin Abi Thalib as adalah manusia yang paling terkutuk
وقال: يا رسول الله ما أفضل الأعمال في هذا الشهر؟
فقال: يا أبا الحسن، أفضل الأعمال في هذا الشهر الورع عن محارم الله عز وجل، ثم بكى (صلى الله عليه وآله).
قال له أمير المؤمنين: يا رسول الله ما يبكيك؟
قال: يا علي أبكي لما يستحل منك في هذا الشهر، كأني بك وأنت تصلي لربك، وقد انبعث أشقى الأولين والآخرين شقيق عاقر ناقة صالح فيضربك ضربة على مفرق رأسك، ويشقه نصفين ويخضّب لحيتك من دم رأسك
فقال له أمير المؤمنين (عليه السلام): يا رسول الله وذلك في سلامة من ديني؟
فقال (صلى الله عليه وآله): في سلامة دينك
Pada suatu hari dalam bulan ramadhan, Imam Ali as bertanha kepada Rasulullah Saw,, ya Rasulullah apakah amal terbaik pada bulan ini?
Rasulullah Saw menjawab,”Ya Abal Hasan, sebaik-baiknya amal pada bulan ini adalah menjauhi segala yang diharamkan Allah, beliau mengucapkan itu sambil berlinangan air mata.
Imam Ali as bertanya,”Apa yang membuatmu menangis Ya Rasulullah?
Nabi SAW berkata kepadanya, "Ya Ali, sesudahku nanti engkau akan ditimpa kemalangan yang amat sangat." Ia lantas bertanya, "Ya Rasulullah, apakah agamaku akan selamat?" Nabi Muhammad SAW menjawab, "Ya, agamamu akan selamat." Ia berkata lagi, "Kalau begitu, aku tak peduli."
Pada suatu hari, Nabi Muhaammad SAW bertanya kepadanya, "Wahai Ali, tahukah kamu siapa orang yang paling celaka?" Ia berujar, "Wahai Rasulullah, orang yang paling celaka adalah orang yang menyembelih Unta Shalih." Nabi Muhammad SAW kemudian berkata, "Itu adalah orang-orang terdahulu. Tahukah kamu siapa orang paling celaka dari orang-orang yang hidup saat ini?" Ali RA. menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Beliau Rasulullah SAW bersabda, "Ia adalah orang yang membunuhmu."
أشْقَى الْأَوَّلِينَ عَاقِرُ النَّاقَةِ وَأَشْقَى الْآخِرِينَ الَّذِي يَطْعَنُكَ يَا عَلِيُّ-وَأَشَارَ حَيْثُ يُطْعَنُ
“Orang yang paling binasa dari umat terdahulu adalah penyembelih unta (dari kaum Nabi Shalih). Dan manusia paling celaka dari umat ini adalah orang yang membunuhmu, wahai ‘Ali!seraya Rasulullah menunjuk letak tubuh mana Ali ditikam.
Imam Ali as mengetahui sebelum kematiannya
Pada hari-hari terakhir sebelum syahidnya Imam Ali as beliau berkata kepada para sahabatnya,
ألا وأنكم حاجوا العام صفا واحدا وآية ذلك أني لست فيكم
Kalian akan berhaji pada tahun ini dalam satu barisan, dan pada saat itu aku tidak akan lagi berada di tengah-tengah kalian.
Pada saat itu semua sahabatnya sudah merasa bahwa Imamnya yg tercinta sedang mengabarkan dekatnya ajalnya.
Beliau juga telah bermimpi bertemu Rasulullah Saw, di mimpinya Rasulullah mengusapkan wajahnya dengan debu seraya berkata:
يا علي لا عليك، قضيت ما عليك
“Tak usah gusar ya Ali, kau telah menunaikan tugasmu”.
Syahidnya sang washi
19 ramadhan adalah waktu yang direncanakan Ibnu Muljam untuk membunuh Ali as. Keluarlah orang yang paling celaka ini untuk mewujudkan kebinasaanya.
Di tengah keheningan akhir malam, dia dapati Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib sedang berjalan dengan penuh ketawadhu’an kepada Allah san penuh kecintaan pada Rabbul ‘alamin, Ali bin Abi Thalib keluar menuju llq saat Imam Ali as sujud, tiba-tiba Ibnu Muljam menebaskan pedangnya dengan penuh kekuatan ke arah Ali bin Abi Thalib tepat mengenai kening yang diisyaratkan Rasulullah dengan telunjuk beliau yang mulia.
Pedang beracun tepat mengenai kening Ali bin Abi Thalib. Bukan sekadar goresan, namun luka yang demikian dalam. Kening yang senantiasa bersujud kepada Allah, kening yang dipandang Rasulullah n dengan penuh cinta dan kasih sayang, kening yang telah penuh dengan debu jihad bersama Rasul, kening yang telah dijamin selamat dari api neraka, kini disambar pedang Ibnu Muljam.
Namun Imam Ali as masih sempat menyelesaikan sholatnya sambil duduk. Badannya menggigil. Setelah salam, dia mengusapkan tanah sujud ke dahinya yang merekah sembari mengucapkan firman Allah
Ṭāhā : 55;
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَىٰ
Darinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan kamu dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain.
Darah pun bersimbah. Awan kelabu meliputi Kufah, menorehkan kesedihan dalam catatan sejarah.
Imam Ali as masih sempat bertahan selama tiga hari namun pada tanggal 21 ramadhan beliau as menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Ali lahir di tempat termulia yaitu Ka'bah, syahid di tempat termulia yaitu mihrob untuk sholat, pada saat mengamalkan ibadah termulia yaitu sholat dan pada kondisi termulia yaitu sujud….
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un!
(Karimah-Ahlul-Bait/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar