Oleh: Manuel Mawengkang
Banser NU, adalah sebuah kelompok sayap ormas Islam terbesar di dunia, Nahdlatul Ulama yang merupakan sebuah barisan bantuan serbaguna yang benar-benar menjalankan amanat agama dan budaya.
Sebagai kelompok yang menjalankan ibadah kebersihan, NU benar-benar bergerak cepat. Seharusnya bukan NU dan warga yang mengurus kebersihan RPTRA Kalijodo. Seharusnya ada pihak pemprov yang merawat. Akan tetapi Banser NU ini memiliki inisiatif.
Ansor Banser Jakarta Barat bersama para elemen masyarakat lainnya melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan di daerah Kalijodo, bukan hanya RPTRA nya saja. Mereka terlihat mencabut rumput, mereka bersama polisi sama-sama membersihkan sampah.
Peranan pemprov DKI yang minim, membuat hati mereka tergerak. Ketidakbecusan sampah masyarakat yang sekarang bermanifestasi dalam bentuk gubernur dan wakilnya, membuat hati para anggota banser NU tergerak.
Gerakan ini bukan gerakan yang masif. Gerakan ini kecil-kecil, yang menumpuk dan menjadi bukit. DI mana ormas radikal pendukung Anies di waktu Pilkada melihat Kalijodo rusak? Tidak ada. Mereka hening. Mungkin banyak dari mereka sedang galau, kehilangan junjungannya.
Di mana ormas radikal? Mereka hanya bisa merusak. Radikal identik dengan chaos. Kerusakan yang mereka akibatkan, terasa sampai saat ini, di dalam keterpecahan antar umat beragama. Mereka lempar batu, sembunyi tangan, kabur ke negara lain.
Adalah sebuah ormas besar, Bantuan Serbaguna Ansor NU, menjadi sebuah kelompok yang menjalankan akidahnya sebagai umat beragama, sekaligus peranan sebagai masyarakat.
Mereka mendadak menjadi petugas kebersihan relawan, yang mengurus RPTRA Kalijodo. Mungkin melihat hal ini, gubernur dan wakil gubernur cuek dan tidak perduli dengan mereka.
Relawan ini menjadi sebuah bentuk tamparan keras. Akan tetapi, penulis cukup yakin bahwa orang-orang seperti Anies ini tidak tahu terima kasih.
Ini kota kita bersama. Kita harus rawat bersama.
Begitulah mungkin yang menjadi semboyan dari barisan serbaguna Ansor sayap NU ini. Mereka adalah orang-orang yang melihat bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Mereka tertib. Mereka beragama. Mereka menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.
Berbicara tentang kebersihan, kita tentu berbicara tentang iman. Kebersihan fisik adalah contoh dari kebersihan hati. Melihat dari kotornya Kalijodo sebelumnya, kita juga melihat bagaimana hati para pimpinan di DKI Jakarta sangat busuk.
Pendukung mereka juga busuk, otak mereka terpapar virus radikalisme. Bayangkan saja, seorang Haji Djarot bisa-bisanya diusir dari rumah Tuhan. Radikal, menggunakan ayat dan mayat.
Berbeda dengan NU, sebuah ormas Islam terbesar di dunia. Mereka menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka. Mereka teduh. Keguyuban diutamakan. Mereka menemukan sebuah rahasia tertinggi dan bentuk spiritualitas tertinggi dalam sebuah kehidupan beragama.
Religiositas tertinggi dari spiritualitas manusia dan agama adalah “toleransi”. Toleransi menjadi sebuah bentuk tertinggi dari religiositas. Itu adalah puncak peradaban manusia.
Membangun toleransi, membangun peradaban manusia. Jangan sampai kita menjadi orang-orang seperti si Anies, yang tidak menghargai toleransi.
Kita sudah lihat, bagaimana Ansor Banser Jakarta Barat menjalankan sebagian dari iman. Mereka membersihkan RPTRA Kalijodo dan lingkungan sekitar yang semakin kumuh karena dibiarkan dan tidak terawat. Ansor Banser menjaga dan merawat khazanah kekayaan budaya Jakarta yang dibangun oleh Ahok. Terima kasih Ansor Banser.
Ahok adalah sosok yang membangun Jakarta dari hancur menjadi beradab. Ia menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pejabat yang disumpah untuk menjalankan amanat rakyat.
Seorang teman berkata kepada penulis mengenai kisah Ansor Banser yang menyelamatkan sekelompok orang beragama Kristen di dalam gereja ketika misa natal. Ia membuka sebuah kotak mencurigakan yang ternyata adalah bom.
Pada tanggal 24 Desember 2000, seorang anggota Banser Ansor bernama Riyanto, mengorbankan nyawanya untuk mendekap sebuah bom yang meledak di tubuhnya. Ia menyelamatkan puluhan, mungkin ratusan kemungkinan korban yang berjatuhan. Siapa potensi korbannya? Orang Kristen.
Untuk kebersihan, seharusnya Ansor Banser tidak perlu melakukan itu. Namun mereka melakukan itu, karena hati. Karena mereka tidak mau kota mereka rusak dan dibiarkan hancur. Mereka menjalankan akidah beragamanya.
Terima kasih Banser.
Begitulah keren-keren.
(Seword/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar