Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Jagonya Pemalsu Hadis Siapa Lagi Kalau Bukan Wahabi. Simak Ini!

Jagonya Pemalsu Hadis Siapa Lagi Kalau Bukan Wahabi. Simak Ini!

Written By Unknown on Minggu, 08 Juli 2018 | Juli 08, 2018


Wahabi memalsukan kitab-kitab ulama ahlusunnah waljama’ah dan kitab kitab syi’ah !!! SETAN DARi NEJED jangan dipercaya

Ulama syiah selalu mengatakan bahwa mahzab mereka adalah warisan dari keluarga Nabi. Memang hanya Syiah yang dengan sungguh-sungguh berpedoman pada ahlul bait Nabi sedangkan salafi wahabi adalah nashibi model baru yang secara lahir berkoar-koar mencintai ahlul bait tetapi kenyataannya malah meninggalkan ahlul bait dan bersikap sinis pada ahlul bait. Tidak suka dengan kenyataan pahit -kalau Syiah adalah mahzab ahlul bait- ulama salafi wahabi membuat klaim kalau syiah adalah sesat dan kafir. Kita banyak mendengar klaim ini dimana-mana, khususnya ditujukan bagi muslim yang awam.

Awam di sini bukan sekedar awam dalam artian tidak berpendidikan atau tidak terpelajar, tetapi awam dalam pemahaman Islam, termasuk kalangan awam yang saya maksud adalah kalangan intelektual yang berpendidikan tinggi hingga menyelesaikan jenjang pasca sarjana, barangkali juga diberi gelar profesor. Orang awam ini begitu mudahnya terjebak propaganda busuk dari orang-orang berkedok ulama yang tidak henti-hentinya menyebarkan kebencian kepada para pecinta ahlul bait. Mereka tidak puas hanya dengan meninggalkan ahlul bait dan bersikap sinis pada ahlul bait, mereka bahkan merendahkan dan mengkafirkan orang-orang yang mencintai ahlul bait. Mereka tidak rela kalau nama ahlul bait membumbung tinggi dan lebih mulia dari tokoh pujaan mereka putra bani Umayyah.

Banyak orang awam terpesona oleh cerita-cerita yang mengkafirkan mahzab ahlul bait. Cerita yang disebarkan oleh mereka yang berkedok ulama dan berkedok berpegang pada sunnah. Mereka terpengaruh oleh kebohongan salafi wahabi -yang pada hakekatnya adalah Nasibi- yang menebarkan cerita-cerita yang katanya mengutip kitab syiah sendiri. Orang-orang awam tentu akan mudah terpengaruh dengan cerita wahabi seperti situs hakekat.com tanpa bisa melacak asal-usul cerita itu, tanpa bisa memilah apakah cerita wahabi itu benar adanya atau hanya kebohongan busuk yang berasal dari nafsu kebencian kepada mahzab ahlul bait.

Di satu sisi kita kasihan melihat orang-orang awam yang tertipu tetapi di sisi lain kita bisa memaklumi bahwa orang awam tidak dapat melacak asal-usul periwayatan sebuah cerita. Karena untuk melacak kebenaran sebuah cerita bukan hal yang mudah bagi orang awam. Begitu juga menyebarkan kebohongan busuk dan memolesnya agar tampak bagus bukan hal yang mudah bagi orang awam karena kemampuan itu hanya timbul dari benih-benih Nasibi yang tersemai oleh pupuk buatan bani Umayyah.

Jika kita melihat sejarah dengan teliti maka kita akan menemukan peristiwa-peristiwa yang menunjukkan kebenaran mahzab Syiah. Hingga akhirnya kita bertanya-tanya tentang kebenaran klaim salafi wahabi. Dan yang lebih mengherankan lagi salafi wahabi tetap tidak bergeming dan berikeras memegang teguh klaimnya yang telah dibantah oleh sejarah. Yang disebut klaim bisa jadi hanya kesimpulan dari beberapa fakta yang bisa saja keliru, namun mestinya jika klaim itu bertabrakan dengan satu bukti nyata dan sejarah yang benar-benar terjadi, mestinya mereka yang mencari kebenaran akan meninjau kembali pemikiran sebelumnya yang keliru. Tapi begitulah mental Nasibi, mereka memang hanya ingin menyebar kebohongan dan kebencian kepada mahzab ahlul bait.

Berbeda dengan salafi Nasibi yang bermental “pokoknya”, Ulama syiah bersikap terbuka terhadap kritik-kritik salafi nasibi. Mereka Ulama syiah bahkan tidak menutupi riwayat-riwayat yang memberatkan mereka karena bagi mereka modal utama mencapai kebenaran adalah kejujuran. Tetapi sikap baik ulama syiah ini dipelintir oleh salafi nasibi seperti situs hakekat .com, ia mengatakan kalau ulama syiah menutupi peristiwa yang bertentangan dengan mahzab syiah.


Wahabi memalsukan kitab-kitab ulama ahlusunnah waljama’ah

Bukti (Scanned kitab) kejahatan wahabi memalsukan kitab Imam Ahlusunnah : 8 dari 40 kitab yang dipalsukan.


Buku : Salafi Wahabi – “Mereka MemalsukanKitab-Kitab Karya Ulama Klasik: Episode Kebohongan Publik Sekte Salafi Wahabi”.

Menurut penelitianpenulis, ada 38 kitabyang telah terbukti mengalami pemalsuan. Padahal ini belum lagi yang lain yangjumlahnya banyak. Diantaranya:
1.Shahih bukhari.
2.Shahih muslim.
3.Shahih at-turmudzi.
4.Musnad imam ahmad.
5.Tarikh al-ya’qubi.
6.Nahj al-balaghah.
7.Syarh aqaid an-nasafi.
8.Al-kasykul wal mukhallah.
9.Iqtidhas shirat al-mustaqim.
10.Ahwalul qubur, ibn rajab.
11.Al-bahr al-muhith.
13.As-shawaiqul muhriqah.
14.Diwan al-mutanabbi.
15.Akhbarul himaqi wal mughaffilin.
16.Hayatul muhammad.
17.Thabaqatul mu’tazilah.
18.Al-ibanah, asy’ari.
19.Majma’ al-bayan
20.Mukhtashar tarikh ad-dual.
21.Al-aghani, abul faraj.
22.Muqatil at-thalibin.
23.At-thabaqat, ibn sa’ad.
24.Syarh an-nahj, al-mu’tazili.
25.Tathir al-jinan.
26.Al-ma’arif, ibn qutaibah.
27.Tarikh at-thabari.
28.Hasiyah as-shawi ala tafsir jalalain.
29.Aqidatus salaf ashabul hadits.
30.Syarh al-aqidah at-thahawiyah.
31.Al-adzkar, an-nawawi.
32.Tafsir al-kasyaf, az-zamahsyari.
33.Diwanul imam syafi’i.
34.Al-fawaid al-muntakhabat.
35.Tafsir ruhul ma’ani.
36.Hasiyah ibnul abidin.
37.Majmu’ fatawa, ibn taimiyah.
38.Nihayah al-qaul al-mufid.
39. Alwasiat imam Hanafi.
40. Nadzom jurumiyah.
dll.
[lihat Mereka memalsukan kitab-kitabkarya ulama klasik:82-83].Disini adalah bukti nyata pemalsuan kitabkitab ulama sunni oleh wahabi :
1. Pemalsuan Kitab alwasiat (imam Hanafi).
2. Pemalsuan Kitab Ijtima’ al-Juyusal-Islamiyah ‘ala Ghazwi al-Mu’aththilah wa al-Jahmiyah (Ibnul Qayyimal-Jauziyah).
3. Pemalsuan Kitab ‘Aqidahas-Salaf Ashab al-Hadits (Imam Abu Utsman As-Shobuni).
4. Pemalsuan Kitab “Ash-Shawi‘ala Tafsir Al-Jalalain” (Imam ashawi asyafi’i).
5. Pemalsuan kitab “al adzkar” (ImamNawawi).
6. Pemalsuan Kitab “Diwan Imam Syafii ”(Imam Syafii).
7. Pemalsuan Kitab “jami’ushaghir” (ImamSuyuti) oleh Syaikh Albani alkadzab.
8. Pemalsuan Kitab NadhomJurumiyah.


Bukti Buktinnya: 

A. KejahatanWahabi Yang Merombak Kitab al-Washiyyah (Imam Abu Hanifah) : Dia Allah Istawâatas arsy dari tanpa memerlukan kepada arsy itu sendiri dan tanpa bertempat di atasnya.

Kejahatan Wahabi Yang MerombakKitab al-Washiyyah Karya Imam Abu Hanifah:

Kitab washiyyah

Tradisi buruk kaum Musyabbihah dalammerombak karya para ulama Ahlussunnah terus turun-temurun dan berlangsunghingga sekarang. Kaum Wahhabiyyah di masa sekarang, yang notabene kaumMusyabbihah juga telah melakukan perubahan yang sangat fatal dalam salah satukarya al-ImâmAbu Hanifah berjudul al-Washiyyah. Dalam Kitab berjudul al Washiyyah yangmerupakan risalah akidah Ahlussunnah karya Imam agung, Abu Hanifah an Nu’manibn Tsabit al Kufiyy (w 150 H), beliau menuliskan :

استوى علىالعرش من غير أن يكون احتياج إليه واستقرار عليه

(Artinya; Dia Allah Istawâ atas arsy dari tanpa membutuhkan kepadaarsy itu sendiri dan tanpa bertempat di atasnya).Perhatikan manuskrip kitab al Washiyyahini:


Namun dalam cetakan kaum Wahabi tulisanImam Abu Hanifah tersebut dirubah menjadi:

استوى علىالعرش من غير أن يكون احتياج إليه واستقر عليه

Maknanya berubah total menjadi: ”DiaAllah Istawâ atas arsy dari tanpamembutuhkan kepada arsy, dan Dia bertempat di atasnya”.Anda perhatikan dengan seksama cetakankaum Wahabi berikut ini:


Padahal, sama sekali tidak bisa diterimaoleh akal sehat, mengatakan bahwa Allah tidak membutuhkan kepada arsy, namunpada saat yang sama juga mengatakan bahwa Allah bertempat di atas arsy.

Yang paling mengherankan ialah bahwadalam buku cetakan mereka ini, manuskrip risalah al-Imâm Abu Hanifah tersebut mereka sertakan pula.Dengan demikian, baik disadari oleh mereka atau tanpa disadari, mereka sendiriyang telah membuka ”kedok” dan “kejahatan besar” yang ada pada diri mereka,karena bagi yang membaca buku ini akan melihat dengan sangat jelas kejahatantersebut.

Anda tidak perlu bertanya di mana amanatilmiah mereka? Di mana akal sehat mereka? Dan kenapa mereka melakukan ini?Karena sebenarnya itulah tradisi mereka. Bahkan sebagian kaum Musyabbihahmengatakan bahwa berbohong itu dihalalkan jika untuk tujuan mengajarkanakidah tasybîh mereka. A’ûdzu Billâh. Inilah tradisi dan ajaran yangmereka warisi dari “Imam” mereka, “Syaikh al-Islâm” mereka;yaitu Ahmad ibn Taimiyah, seorang yang seringkali ketika mengungkapkankesesatan-kesesatannya lalu ia akan mengatakan bahwa hal itu semua memilikidalil dan dasar dari atsar-atsar para ulamaSalaf saleh terdahulu, padahal sama sekali tidak ada. Misalkan ketika IbnTaimiyah menuliskan bahwa “Jenis alam ini Qadim; tidak memiliki permulaan”,atau ketika menuliskan bahwa “Neraka akan punah”, atau menurutnya “Perjalanan(as-Safar) untuk ziarah ke makam Rasulullah diMadinah adalah perjalanan maksiat”, atau menurutnya “Allah memiliki bentuk danukuran”, serta berbagai kesesatan lainnya, ia mengatakan bahwa keyakinan itu semuamemiliki dasar dalam Islam, atau ia berkata bahwa perkara itu semuamemiliki atsar dari para ulama Salafsaleh terdahulu, baik dari kalangan sahabat maupun dari kalangan tabi’in,padahal itu semua adalah bohong besar. Kebiasaan Ibn Taimiyah ini sebagaimanadinyatakan oleh muridnya sendiri; adz-Dzahabi dalam dua risalah yang iatulisnya sebagai nasehat atas Ibn Taimiyah, yang pertama an-Nashîhah adz-Dzhabiyyah dan yang kedua Bayân Zaghl al-‘Ilm Wa ath-Thalab.

Sesungguhnya memang seorang yang tidakmemiliki senjata argumen, ia akan berkata apapun untuk menguatkan keyakinanyang ia milikinya, termasuk melakukan kebohongan-kebohongan kepada para ulamaterkemuka. Inilah tradisi ahli bid’ah, untuk menguatkan bid’ahnya, mereka akanberkata: al-Imam Malik berkata demikian, atau al-Imam Abu Hanifah berkatademikian, dan seterusnya. Padahal sama sekali perkataan mereka adalah kedustaanbelaka.

Dalam al-Fiqh al-Akbar, al-Imam AbuHanifah menuliskan sebagai berikut:
“Dan sesungguhnya Allah itu satu bukandari segi hitungan, tapi dari segi bahwa tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia tidakmelahirkan dan tidak dilahirkan, tidak ada suatu apapun yang meyerupai-Nya. Diabukan benda, dan tidak disifati dengan sifat-sifat benda. Dia tidak memilikibatasan (tidak memiliki bentuk; artinya bukan benda), Dia tidak memilikikeserupaan, Dia tidak ada yang dapat menentang-Nya, Dia tidak ada yang samadengan-Nya, Dia tidak menyerupai suatu apapun dari makhluk-Nya, dan tidak adasuatu apapun dari makhluk-Nya yang menyerupainya” (Lihat al-Fiqh al-Akbardengan Syarh-nya karya Mulla ‘Ali al-Qari’, h. 30-31).

Masih dalam al-Fiqh al-Akbar, Al-Imam AbuHanifah juga menuliskan sebagai berikut:

وَاللهُتَعَالى يُرَى فِي الآخِرَة، وَيَرَاهُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَهُمْ فِي الْجَنّةِبِأعْيُنِ رُؤُوسِهِمْ بلاَ تَشْبِيْهٍ وَلاَ كَمِّيَّةٍ وَلاَ يَكُوْنُ بَيْنَهُوَبَيْنَ خَلْقِهِ مَسَافَة.

“Dan kelak orang-orang mukmin di surgananti akan melihat Allah dengan mata kepala mereka sendiri. Mereka melihat-Nyatanpa adanya keserupaan (tasybih), tanpa sifat-sifat benda (Kayfiyyah), tanpabentuk (kammiyyah), serta tanpa adanya jarak antara Allah dan orang-orangmukmin tersebut (artinya bahwa Allah ada tanpa tempat, tidak di dalam atau diluar surga, tidak di atas, bawah, belakang, depan, samping kanan atau-pun sampingkiri)”” ( Lihat al-Fiqh al-Akbar dengan syarah Syekh Mulla Ali al-Qari, h.136-137).

Pernyataan al-Imam Abu Hanifah ini sangatjelas dalam menetapkan kesucian tauhid. Artinya, kelak orang-orang mukmindisurga akan langsung melihat Allah dengan mata kepala mereka masing-masing.Orang-orang mukmin tersebut di dalam surga, namun Allah bukan berarti di dalamsurga. Allah tidak boleh dikatakan bagi-Nya “di dalam” atau “di luar”. Diabukan benda, Dia ada tanpa tempat dan tanpa arah. Inilah yang dimaksud oleh Al-ImamAbu Hanifah bahwa orang-orang mukmin akan melihat Allah tanpa tasybih, tanpaKayfiyyah, dan tanpa kammiyyah.

Pada bagian lain dari Syarh al-Fiqhal-Akbar, yang juga dikutip dalam al-Washiyyah, al-Imam Abu Hanifah berkata:

ولقاء اللهتعالى لأهل الجنة بلا كيف ولا تشبيه ولا جهة حق 

“Bertemudengan Allah bagi penduduk surga adalah kebenaran. Hal itu tanpa denganKayfiyyah, dan tanpa tasybih, dan juga tanpa arah” (al-Fiqh al-Akbar denganSyarah Mulla ‘Ali al-Qari’, h. 138).

Kemudian pada bagian lain dari al-Washiyyah,beliau menuliskan:

وَنُقِرّبِأنّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى العَرْشِ اسْتَوَى مِنْ غَيْرِ أنْيَكُوْنَ لَهُ حَاجَةٌ إليْهِ وَاسْتِقْرَارٌ عَلَيْهِ، وَهُوَ حَافِظُ العَرْشِوَغَيْرِ العَرْشِ مِنْ غَبْرِ احْتِيَاجٍ، فَلَوْ كَانَ مُحْتَاجًا لَمَا قَدَرَعَلَى إيْجَادِ العَالَمِ وَتَدْبِيْرِهِ كَالْمَخْلُوقِيْنَ، وَلَوْ كَانَمُحْتَاجًا إلَى الجُلُوْسِ وَالقَرَارِ فَقَبْلَ خَلْقِ العَرْشِ أيْنَ كَانَالله، تَعَالَى اللهُ عَنْ ذَلِكَ عُلُوّا كَبِيْرًا.

“Kita menetapkan sifat Istiwa bagi Allahpada arsy, bukan dalam pengertian Dia membutuhkan kepada arsy tersebut, jugabukan dalam pengertian bahwa Dia bertempat atau bersemayam di arsy. Allah yangmemelihara arsy dan memelihara selain arsy, maka Dia tidak membutuhkan kepadamakhluk-makhluk-Nya tersebut. Karena jika Allah membutuhkan kapada makhluk-Nyamaka berarti Dia tidak mampu untuk menciptakan alam ini dan mengaturnya. Danjika Dia tidak mampu atau lemah maka berarti sama dengan makhluk-Nya sendiri. Dengandemikian jika Allah membutuhkan untuk duduk atau bertempat di atas arsy, lalusebelum menciptakan arsy dimanakah Ia? (Artinya, jika sebelum menciptakan arsyDia tanpa tempat, dan setelah menciptakan arsy Dia berada di atasnya, berartiDia berubah, sementara perubahan adalah tanda makhluk). Allah maha suci daripada itu semua dengan kesucian yang agung” (Lihat al-Washiyyah dalam kumpulanrisalah-risalah Imam Abu Hanifah tahqiq Muhammad Zahid al-Kautsari, h. 2. jugadikutip oleh Mullah Ali al-Qari dalam Syarh al-Fiqhul Akbar, h. 70).

Dalam al-Fiqh al-Absath, al-Imam AbuHanifah menuliskan:

قُلْتُ:أرَأيْتَ لَوْ قِيْلَ أيْنَ اللهُ؟ يُقَالُ لَهُ: كَانَ اللهُ تَعَالَى وَلاَ مَكَانَ قَبْلَ أنْ يَخْلُقَالْخَلْقَ، وَكَانَ اللهُ تَعَالَى وَلَمْ يَكُنْ أيْن وَلاَ خَلْقٌ وَلاَ شَىءٌ،وَهُوَ خَالِقُ كُلّ شَىءٍ.

“Aku katakan: Tahukah engkau jika adaorang berkata: Di manakah Allah? Jawab: Dia Allah ada tanpa permulaan dan tanpatempat, Dia ada sebelum segala makhluk-Nya ada. Allah ada tanpa permulaansebelum ada tempat, sebelum ada makhluk dan sebelum segala suatu apapun. DanDia adalah Pencipta segala sesuatu” (Lihat al-Fiqh al-Absath karya al-Imam AbuHanifah dalam kumpulan risalah-risalahnya dengan tahqiq Muhammad Zahidal-Kautsari, h. 20).

Pada bagian lain dalam kitab al-Fiqhal-Absath, al-Imam Abu Hanifah menuliskan:
“Allah ada tanpa permulaan (Azali, Qadim)dan tanpa tempat. Dia ada sebelum menciptakan apapun dari makhluk-Nya. Dia adasebelum ada tempat, Dia ada sebelum ada makhluk, Dia ada sebelum ada segala sesuatu,dan Dialah pencipta segala sesuatu. Maka barangsiapa berkata saya tidak tahuTuhanku (Allah) apakah Ia di langit atau di bumi?, maka orang ini telah menjadikafir. Demikian pula menjadi kafir seorang yang berkata: Allah bertempat diarsy, tapi saya tidak tahu apakah arsy itu di bumi atau di langit” (al-Fiqhal-Absath, h. 57).

Wa Allah A’lam Bi ash Shawab, Wal Hamdu Lillah Rabb al Alamin,
(PageAQIDAH AHLUSSUNNAH: ALLAH ADA TANPA TEMPAT)

Lampiran :

I. Bukti (Kitab al fiqh al absath) Aqidah Imam Abu Hanifah “ALLAH ADATANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH”, (Mewaspadai Ajaran Sesat Wahabi).



Terjemah:
Lima: Apa yang beliau (Imam Abu Hanifah) tunjukan –dalam catatannya–: “Dalam Kitab al-Fiqh al-Absath bahwa ia (Imam Abu Hanifah) berkata: Allah ada tanpa permulaan dan tanpa tempat, Dia ada sebelum menciptakan segala makhluk, Dia ada sebelum ada tempat, sebelum segala ciptaan, sebelum segala sesuatu”. Dialah yang mengadakan/menciptakan segala sesuatu dari tidak ada, oleh karenanya maka tempat dan arah itu bukan sesuatu yang qadim (artinya keduanya adalah makhluk/ciptaan Allah). Dalam catatan Imam Abu Hanifah ini terdapat pemahaman2 penting:

Terdapat argumen bahwa seandainya Allah berada pada tempat dan arah maka berarti tempat dan arah tersebut adalah sesuatu yang qadim (tidak memiliki permulaan), juga berarti bahwa Allah adalah benda (memiliki bentuk dan ukuran). Karena pengertian “tempat” adalah sesuatu/ruang kosong yang diwadahi oleh benda, dan pengertian “arah” adalah puncak/akhir penghabisan dari tujuan suatu isyarat dan tujuan dari sesuatu yang bergerak. Dengan demikian maka arah dan tempat ini hanya berlaku bagi sesuatu yang merupakan benda dan yang memiliki bentuk dan ukuran saja; dan ini adalah perkara mustahil atas Allah (artinya Allah bukan benda) sebagaimana telah dijelaskan dalam penjelasan yang lalu. Oleh karena itulah beliau (Imam Abu Hanifah berkata: “Allah ada tanpa permulaan dan tanpa tempat, Dia ada sebelum menciptakan segala makhluk, Dia ada sebelum ada tempat, sebelum segala ciptaan, sebelum segala sesuatu sesuatu”.

Sementara apa yang disangkakan oleh Ibn Taimiyah bahwa arsy adalah sesuatu yang qadim (tidak bermula) adalah pendapat SESAT, sebagaimana kesesatan ini telah dijelaskan dalam Kitab Syarh al-Aqa’id al-’Adludliyyah.

Sebagai jawaban bahwa Allah tidak dikatakan di dalam alam adalah oleh karena mutahil Allah berada di dalam susuatu yang notabene makhluk-Nya. Dan bahwa Allah tidak dikatakan di luar alam adalah oleh karena Allah ada (tanpa permulaan) sebelum adanya segala makhluk, dan Dia ada sebelum adanya segala tempat dan arah. Karena itulah beliau (Imam Abu Hanifah berkata: “Dia (Allah) adalah Pencipta segala sesuatu”.

Keterangan:
Kitab ini berjudul Isyarat al-Maram Min ‘Ibarat al-Imam adalah karya Imam al-Bayyadli. Isinya adalah penjelasan aqidah yang diyakini oleh Imam Abu Hanifah sesuai risalah2 yang ditulis oleh Imam Abu Hanifah sendiri.



II. Hujjah Imam Hanafi dalam Kitab Alwasiat) Kalahkan Aqidah sesat salafy/ wahaby

kitab wasiatabuhanifh

NIH BACA YANGDIGARIS MERAH :

kitab wasiatabuhanifh.1.

( DIATAS ADALAH KENYATAAN IMAM ABU HANIFAH DALAM KITAB WASIAT BELIAU PERIHALISTAWA ).

Demikian dibawah ini teks terjemahan nas Imam Abu Hanifah dalam haltersebut ( Rujuk kitab wasiat yang ditulis imam hanifah, sepertimana yang telahdi scandiatas, baca yang di line merah) :

“ Berkata Imam Abu Hanifah: Dan kami ( ulama Islam ) mengakuibahawa Allah ta’al ber istawa atas Arasy tanpa Dia memerlukan kepada Arasy danDia tidak bertetap di atas Arasy, Dialah menjaga Arasy dan selain Arasy tanpamemerlukan Arasy, sekiranya dikatakan Allah memerlukan kepada yang lain sudahpasti Dia tidak mampu mencipta Allah ini dan tidak mampu mentadbirnya sepetijua makhluk-makhluk, kalaulah Allah memerlukan sifat duduk dan bertempatmaka sebelum diciptaArasy dimanakah Dia? Maha suci Allah dari yang demikian”.Tamat terjemahan daripada kenyatan Imam Abu Hanifah dari kitab Wasiat beliau.


B. Bukti Ibnu qayyim melegalkan tawasul dan Kejahatan Wahabi memalsukan kitabibnul qayyim


Kitab karya Ulama Rujukan Sejati merekapun tak lepas dari penganiayaan mereka.

Kitab “Ijtima’ al-Juyus al-Islamiyah ‘ala Ghazwi al-Mu’aththilah waal-Jahmiyah” karya Ibnul Qayyim al-Jauziyah.

Ibnul Qayyim dalam kitab ini menyebutkanaqidah Imam Hujjatul Islam Abi Ahmad bin Husain Asy-Syafi’iy yang dikenaldengan Ibn Hadaad. Dalam kitab cetakan Darul Kutub ilmiyah, Beirut – Libanon,Cetakan pertama, Tahun 1974, Halaman 105 dituliskan :

ونتوسل إلىالله تعالى باتباعهم

Artinya : Dan kita ber”wasilah”(bertawassul) kepada Allah Yang Maha Tinggi dengan (cara) mengikuti mereka (para shahabat Rasulullah).

NAMUN jika kita lihat pada teks dalam manuskrip ASLinya, yang tertulis adalah :

ونتوسل إلىربنا تعالى بهم

Artinya : Dan kita ber”wasilah”(bertawassul) kepada Tuhan kita Yang Maha Tinggi dengan mereka (para shahabatRasulullah).

Secuil pen-tahrif-an isi kitab iniotomatis akan menghasilkan pengertian yang berbeda.
“Berwasilah dengan (cara) mengikuti para sahabat”berbeda pengertiannya dengan “berwasilah dengan mereka”. KETERANGAN GAMBAR :

1. Tulisan dalam lingkar hitam adalahscan isi kitab Ijtima’ al-Juyus al-Islamiyah ‘ala Ghazwi al-Mu’aththilah waal-Jahmiyah, cetakan Darul Kutub ilmiyah, Beirut – Libanon, Cetakan pertama,Tahun 1974, Halaman 105. kalimat dalam lingkar birunya adalah kalimat yangsudah ditahrif, yang tertulis :

ونتوسل إلىالله تعالى باتباعهم

2. Tulisan dalam lingkar hijau adalahZoom scan mahfuzhah/manuskrip dari kitab Ijtima’ al-Juyus al-Islamiyah ‘alaGhazwi al-Mu’aththilah wa al-Jahmiyah. Kalimat dalam dua lingkar merah tertulis:

ونتوسل إلىربنا تعالى بهم

C. Bukti Kejahatan Wahabi Mengubah Kitab Ash Shobuni dengan kedok Tharij/ Tahrif =Ziarah Kubur Nabi Menjadi Ziarah masjid nabi

Tahrif Kitab Ash Shobuni.
Nama Kitab : ‘Aqidah as-Salaf Ashabal-Hadits.
Penulis : Abu Utsman As-Shobuni.
Pemalsu : (diduga) Kelompok Wahhabi.
Tujuan : Pembenaran faham Wahhabi sebagaifaham Salafy.

Pada bukti kali ini anda akan saya bawakepada fakta bahwa mereka memang suka mentahrif kitabkitab ‘Ulama, jika kaum Yahudi terkenal sebagai kaum yang sukamerubah rubah isi kitab sucinya para Rasul, maka mereka sangat hoby mentahrifkitab ‘ulama, dan kali ini yang menjadi korban tahrif itu adalah KitabAsh Shobuni.

Tahrif Kitab Ash Shobuni ini disertaibukti yang kuat melalui scen kitab asli danpalsunya, betapa tahrif kitab ash shobuni ini dalam rangkamendukung fatwa farwa mufti yang ada di kerajaannya.

Berikut adalah Cover Edisi “pemalsuan”pertama cetakan tahun 1397 H.:Edisi pertama ini adalah cetakan ad-Daras-Salafiyah Kuwait. berikut adalah isu kajian yang dipalsukan:


Kitab tahrif-ashobuni-palsu 1.

Perhatikan, pada halaman ini komentatormenjelaskan (sekaligus memperlihatkan) perubahan kata “ziyarat qabri“ pada kata“ziyarat masjidi”. Menurutnya, kata “ziyarat qabri“ adalah salah (walaupunnaskah aslinya seperti itu).Lalu beberapa tahun kemudian, tahun 1404H. terbit edisi baru:


Ini adalah edisi cetakan padapercetakan yang sama. dengan komentator Badar al-Badar (yang mungkin lebihamanah dari edisi sebelumnya), coba perhatikan pada isu yang sama:

Kitab tahrif-ashobuni-palsu 2.

Pada halaman ini, terlihat bahwa kata“ziyarat qabri” tertulis sebagaimana aslinya. walaupun si komentator memberikankomentar sesuai dengan keyakinannya, bahwa kata “ziyarat qabri” itu salah.Kemudian edisi berikutnya, terbit di Mesir:


yang diterbitkan oleh percetakan Dar at-Tauhid li an-Nasr wa at-Tawzi’, dengan komentator Abu Khalid Majdi IbnSaad. pada isu yang sama, si komentator sama sekali merubah dan bahkan membuangsemua komentar pada edisi sebelumnya, sehingga pembaca akan kehilangan jejaksama sekali.


Anda ingin bergabung dengan orang-orangjahat? Wahabi akan menerima anda dengan tangan terbuka!!!


D. Tafsir Shawi Bongkar Kejahatan Wahabi

Hasyiyah Ash Shawi ala Tafsir Al-Jalalain

Di dalamkitab tafsir “Ash-Shawi ‘ala Tafsir Al-Jalalain” yang masih asli dan belumditahrif oleh Wahabi Salafi cetakan “Darul Fikr” jilid 5 halaman 119-120 (lihatdan simak tulisan yang ada di foto kedua & ketiga di bagian baris 1, 2, dan3 dari bawah, dan foto keempat di bagian baris 5 dan 6 dari atas) diterangkansebagai berikut:

ٱلَّذِينَ كَفَرُواْلَهُمۡ عَذَابٌ۬ شَدِيدٌ۬ۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِلَهُم مَّغۡفِرَةٌ۬ وَأَجۡرٌ۬ كَبِيرٌ (٧)

Artinya:Orang-orang yang kafir bagimereka azab yang keras. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh bagi mereka ampunan dan pahala yang besar. (Al-Qur’an Surat Fathir: 7).



Tulisan yang ada di foto kedua danketiga, sebagaiberikut:

و قيل : هذه الأيةنزلت في الخوارج الذين يحرفون تأويل الكتاب و السنة , و يستحلون بذلك دماءالمسلمين و أموالهم , لما هو مشاهد الأن فى نظائرهم و هم فرقة بأرض الحجاز يقاللهم الوهابية يحسبون أنهم على شيئ

Artinya: “Dikatakan bahwa ayat tersebut diatas diturunkan pada kaum Khawarij, yaitu golongan orang-orang yang sukamentahrif (merubah) Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Dengan demikian, merekamenghalalkan darah dan harta kaum muslimin. Hal itu bisa dibuktikan, karenaadanya suatu kesaksian pada bangsa mereka saat ini. Mereka adalah golongan orang-orangyang berasal dari tanah Hijaz (sekarang Mekkah). Golongan tersebut dinamakan“Wahabiyyah”. Mereka mengira bahwa mereka berkuasa atas suatu.”…


Tulisan yang ada di foto keempat, sebagai berikut:

ألا أنهم هم الكاذبون, استحوذ عليهم الشيطان , فأنساهم ذكر الله ,اولئك حزب الشيطان , ألا ان حزب الشيطان هم الخاسرون , نسأل الله الكريم أن يقطعدابرهم

Artinya: “Ingatlah ! Mereka adalah golongan parapembohong, yang telah dikuasai oleh hawa nafsu setan. Dan setan itu berusahamelupakan agar mereka tidak ingat atau dzikir kepada Allah swt. Mereka adalahtermasuk golongan setan. Sedangkan, golongan setan itu adalah golonganorang-orang yang merugi. Kami memohon kepada Allah Yang Maha Mulia, semogaAllah membinasakan mereka !.”

BANDINGKAN:


Kitab tafsir Ash-Shawi yang asli.Tafsir “Ash-Shawi ‘ala TafsirAl-Jalalain” yang masih asli dan belum ditahrif oleh Wahabi Salafi cetakanpertama “Darul Fikr” th 1988 jilid 5 halaman 119, tertulis:

و قيل :هذه الأية نزلت في الخوارج الذين يحرفون تأويل الكتاب و السنة , و يستحلون بذلك دماء المسلمين و أموالهم , لما هو مشاهدالأن فى نظائرهم و هم فرقة بأرض الحجاز يقال لهم الوهابية يحسبون أنهم على شيئ

“Dikatakan bahwa ayat tersebut di atasditurunkan pada kaum Khawarij, yaitu golongan orang-orang yang suka mentahrif(merubah) Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Dengan demikian, mereka menghalalkan darahdan harta kaum muslimin. Hal itu bisa dibuktikan, karena adanya suatu kesaksianpada bangsa mereka saat ini. Mereka adalah golongan orang-orang yang berasaldari tanah Hijaz (sekarang Mekkah). Golongan tersebut dinamakan “Wahabiyyah”.Mereka mengira bahwa mereka berkuasa atas sesuatu.”.

Kitab tafsir Ash-Shawi yang dipalsu wahabi.


tafsir “Ash-Shawi ‘ala TafsirAl-Jalalain” yang masih sudah dipalsukan dan dihapus oleh Wahabi Salafi cetakan“Darul Fikr” tahun 1993 jilid 3 halaman 397, Tertulis:

و قيل :هذه الأية نزلت في الخوارج الذين يحرفون تأويل الكتاب و السنة , و يستحلون بذلك دماء المسلمين و أموالهم , لما هو مشاهدالأن فى نظائرهم………….. يحسبون أنهم على شيئ

“Dikatakan bahwa ayat tersebut di atasditurunkan pada kaum Khawarij, yaitu golongan orang-orang yang suka mentahrif(merubah) Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Dengan demikian, mereka menghalalkan darahdan harta kaum muslimin. Hal itu bisa dibuktikan, karena adanya suatu kesaksianpada bangsa mereka saat ini………………………………………….. Mereka mengira bahwa merekaberkuasa atas sesuatu.”.

Sekte wahabi salafi menghapus kalimat:

و هم فرقةبأرض الحجاز يقال لهم الوهابية

Mereka adalah golongan orang-orang yangberasal dari tanah Hijaz (sekarang Saudi). Golongan tersebut dinamakan“Wahabiyyah”.

CATATAN PENTING:
Kitab tafsir “Ash-Shawi ‘ala TafsirAl-Jalalain” yang saat ini beredar di seluruh dunia, asbabun nuzul (sebab-sebabditurunkannya ayat-ayat suci Al-Qur’an) ayat tersebut di atas yang menerangkantentang “Wahabiyah” dihapus dan dihilangkan oleh kelompok Wahabi. Karena, kalautidak dihilangkan akan merugikan dan membahayakan bagi mereka, bahkan bisamenjadi ancaman bagi Saudi Arabia dalam rangka tetap menjaga dan memeliharaeksistensi kerajaannya di dunia internasional. (Oleh: KH. thobarySyadzily => https://www.facebook.com/profile.php?id=100001039095629 , Ketua Tim Sarkub).



Tafsir hasyiah asowi yang lain :

Cover tipu 2.

DI ATAS ADALAH COVER BAGI KITAB “HASYIYAH AL-ALLAMAH AS-SOWI ALATAFSIR JALALAIN” KARANGAN SYEIKH AHMAD BIN MUHAMMAD AS-SOWI ALMALIKY MENINGGAL1241H.

YANG TELAH DIPALSUKAN OLEH WAHHABI.CETAKAN DAR KUTUB ILMIAH PADATAHUN 1420H IAITU SELEPAS CETAKAN YANG ASAL TELAH PUN DIKELUARKAN PADA TAHUN1419H.

INI ISU KANDUNGAN DALAM KITAB YANG TELAH DIPALSUKAN:

isi tipu 2.

ISI KITAB DI ATAS YANG TELAH DIPALSUKAN & TIDAK BERSANDARKANPADA NASKHAH YANG ASAL DAN DIUBAH PELBAGAI ISI KANDUNGAN ANTARANYA PENGARANGKITAB TELAH MENYATAKAN WAHHABI ADALAH KHAWARIJ KERANA MENGHALALKAN DARAH UMATISLAM TANPA HAK. TETAPI DIPALSUKAN OLEH WAHHABI LANTAS DIBUANG KENYATAANTERSEBUT. INI MERUPAKAN KETIDAK ADANYA AMANAH DALAM ILMU AGAMA DISISI KESEMUAPUAK WAHHABI.NAH…!
INILAH KITAB TAFSIR TERSEBUT YANG ORIGINAL LAGI ASAL:

Cover Asli 1.

DI ATAS INI ADALAH COVER KITAB SYARHAN TAFSIR ALQURAN BERJUDUL“HASYIYAH AL-ALLAMAH AS-SOWI ALA TAFSIR JALALAIN”.KARANGAN SYEIKH AHMAD BINMUHAMMAD AS-SOWI ALMALIKY MENINGGAL 1241H.CETAKAN INI ADALAH CETAKAN YANGBERSANDARKAN PADA NASKHAH KITAB TERSEBUT YANG ASAL.DICETAK OLEH DAR IHYA TURATHAL-’ARABY.

PERHATIKAN PADA BAHAGIAN BAWAH SEBELUM NAMA TEMPAT CETAKAN TERTERAIANYA ADALAH CETAKAN YANG BERPANDUKAN PADA ASAL KITAB.CETAKAN PERTAMA PADATAHUN 1419H IAITU SETAHUN SEBELUM KITAB TERSEBUT DIPALSUKAN OLEH WAHHABI.

INI ISI KANDUNGAN DALAM KITAB TERSEBUT PADA JUZUK 5 MUKASURAT 78:

isi Asli 1.

DI ATAS INI ADALAH KENYATAAN SYEIKH AS-SOWI DARI KITAB ASALMENGENAI WAHHABI DAN BELIAU MENYIFATKAN WAHHABI SEBAGAI KHAWARIJ YANG TERBIT DITANAH HIJAZ.

BELIAU MENOLAK WAHHABI BAHKAN MENYATAKAN WAHHABI SEBAGAI SYAITANKERANA MENGHALALKAN DARAH UMAT ISLAM, MEMBUNUH UMAT ISLAM DAN MERAMPAS SERTAMENGHALALKAN RAMPASAN HARTA TERHADAP UMAT ISLAM.LIHAT PADA LINE YANG TELAHDIMERAHKAN.

Inilah Wahhabi. Bila ulama membuka pekungkejahatan mereka Wahhabi akan bertindak ganas terhadap kitab-kitab ulama Islam.

Awas..sudah terlalu banyak kitab ulama Islam dipalsukan oleh Wahhabi keranatidak sependapat dengan mereka.

Semoga Allah memberi hidayah kepadaWahhabi dan menetapkan iman orang Islam.


E. Kaum Wahabi Telah Mengoyak Kitab alAdzkar Karya Imam An Nawawi (Mengungkap Kejahatan Wahabi)

Kitab al-Adzkar al-Nawawiyyah karya al-Imam al-Nawawi pernah mengalaminasib yang sama.

Kitab al-Adzkar dalam edisi terbitan Darul Huda, 1409 H,Riyadh Saudi Arabia, yang di-tahqiq olehAbdul Qadir al-Arna’uth dan di bawah bimbingan Direktorat Kajian Ilmiah danFatwa Saudi Arabia(LAJNAH AL BUHUTS AL ILMIYYAH WA AD DA’WAH WA AL IRSYAD”.),telah di-tahrifsebagian judul babnya dan sebagian isinyadibuang. Yaitu Bab ZiyaratQabr Rasulillah SAW digantidengan Bab ZiyaratMasjid Rasulillah SAW danisinya yang berkaitan dengan kisah al-’Utbi ketika ber-tawasul dan ber-istighatsah dengan Rasulullah saw, juga dibuang.

Anda tahu apa yang dilakukan oleh lajnahal buhuts at takfiriyyah ini???? Mereka “mengoyak” tulisan Imam an Nawawi;lihat.. sebuah bab semula berjudul:

فصل فيزيارة قبر رسول الله صلي الله عليه وسلم

[Pasal: Dalam menjelaskan tentang ziarahke makam Rasulullah ].

(Anda tahu; kandungan makna dari penamaanbab ini?? adalah berisi ungkapan betapa besar Imam an Nawawi mencintai danmengagungkan Rasulullah….!!!).

Tapiiii…. ternyata; kaum WahabiyyahTalafiyyah telah merubah judul bab tersebut menjadi:

فصل فيزيارة مسجد رسول الله صلي الله عليه وسلم

[Pasal: Dalam menjelaskan ziarah kemasjid Rasulullah ].

(Anda tahu dengan pemalsuan tangan-tanganjahat Wahabi ini betapa besar “luka” yang ditorekan mereka kepada “hati”seorang Imam terkemuka sekelas Imam an Nawawi??? Apakah anda tidak merasakanbahwa tangan-tangan jahat tersebut tidak hanya melukai seorang Imam an Nawawi…tapi; PERHATIKAN… bukankah itu melukai Rasulullah???? Lalu apakah anda sebagaiumat Rasulullah tidak merasa dilukai ketika Rasulullah dilukai olehtangan-tangan jahat itu???

Apakah anda tahu bahwa Rasulullahbesabda:

من زارقبري وجبت له شفاعتي / رواه البزار وغيره

“Barangsiapa yang datang berziarah kemakamku maka wajiblah ia mendapatkan syafa’atku” (HR. al Bazzar dan lainnya)Orang-orang Wahabi yang tidak tahu diriitu harus menjawab “pertanyaan panjang” ini, dan harus mempertanggungjawabkanitu semua di hadapan Rasulullah kelak; [ ]

Sedangkan pada cetakan wahabi yang lain,kisah utbiy tidak dihilangkan tapi “Pasal ziarah ke kubur Nabi” tidak ditulisdalam daftar isi kitab padahal setiap pasal yang lain ditulis. Sedangkan “BabApa apa yang bermanfaat bagi si mayyit dari bacaan selainnya/ bab maa yafna’ulmayyit min qauli ghirihi” SUDAH DIHILANGKAN.

Dibawah ini adalah scan kitab annawawi yang masih asli:



Maka tersebutlah di dalam kitab“al-Adzkar” yang masyhur karya ulama waliyUllah terbilang, Imamuna an-Nawawi‘alaihi rahmatul Bari, pada halaman 258, antara lain:-

“…. Dan para ulama telah berbeza pendapatmengenai sampainya pahala bacaan al-Quran (kepada si mati). Maka pendapat yangmasyhur daripada mazhab asy-Syafi`i dan sekumpulan ulama bahawasanya pahalabacaan al-Quran tersebut tidak sampai kepada si mati.

Imam Ahmad bin Hanbal serta sekumpulan ulama yang lain dansekumpulan ashab asy-Syafi`i (yakni para ulama mazhab asy-Syafi`i) berpendapatbahawa pahala tersebut SAMPAI. Maka (pendapat) yang terpilih adalah si pembacaal-Quran tersebut hendaklah berdoa setelah bacaannya : “Ya Allah sampaikanlahpahala apa-apa yang telah aku bacakan kepada si Fulan.”.


F. Bait Diwan Imam Syafe’i yangdihilangkan oleh wahabi

BAIT YANG HILANG DARI DIWAN IMAM SYAFI’I!

فقيها وصوفيا فكن ليس واحدا * فإني و حـــق الله إيـــاك أنــــصح
فذالكقاس لم يـــذق قـلــبه تقى * وهذا جهول كيف ذوالجهل يصلح

Berusahalah engkau menjadi seorang yangmempelajari ilmu fiqih dan
juga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya.
Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu.

Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqihtapi tidak mahu menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakankelazatan takwa.

Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mahumempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik?

[Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47]

COBA DOWNLOAD DARI (Diwan syafii yangdipalsukan) :

http://www.almeshkat.net/books/open.php?cat=17&book=16
http://almeshkat.net/book/16



MAKA KALIMAT DI ATAS SUDAH HILANG !

BANDINGKAN DENGAN TERBITAN BEIRUT DANDAMASKUS:
Dar al-Jil Diwan (Beirut 1974) p.34

Diwan Beiroet 1974 p.34.

Dar al-Kutub al-`Ilmiyya (Beirut 1986) p.48
Bahkan terbitan Dar el-mareefah juga dihilangkan (Scan kitab pdfdiwan syafii yang asli):
http://www.4shared.com/file/37064910/c3ad321/Diwan_es-Safii.html?s=1
https://drive.google.com/file/d/16BVnCPkhuPr942shRUtKt08FpDo-Yh0J/view?usp=sharing

G. SyaikhAlbani wahabi mengubah Kitab Jami’ushaghir Imam Suyuti 

jamiushaghir diubah-wahabi.

Kitab Al-Jamius Shaghir ditulis oleh ImamJalaluddin As-Suyuthi. Nama lengkap beliau adalah Jalaluddin abdurrahman ibnKamaluddin Abi Bakr ibn Muhammad al-Suyuthi. Beliau lahir tahun 849 H atautahun 1445 M di Asyuth Mesir dari keturunan orang-orang terkemuka di negeri itudan wafat tahun 911 H atau 1505 M. Ayah beliau wafat pada waktu beliau berumur6 tahun, sehingga beliau tumbuh sebagai anak yatim.

Untuk memuaskan dahaganya akan ilmu, makaselain di negerinya sendiri, beliau pun mencari ilmu dan merantau ke negeri-negeriseperti Syam, Hijaz, Yaman, India, Maghribi, dan negeri-negeri lain; sertaberguru pada para ulama terkenal yang menguasai berbagai disiplin ilmu saatitu, yang jumlahnya kurang lebih 150 orang. Di antara ulama itu ialah SyaikhSyihabuddin al-Syarmasahi, Syaikhul Islam Alamuddin al-Bulqini, puteraal-Bulqini, Syaikhul Islam Syarafuddin al-Manawi, Taqiyuddin al-Syibli,Muhyiddin al-Khafiji, Syaikh al-Hanafi, dan lain-lain. Bidang keilmuan yangbeliau kuasai sangat luas, antara lain Tafsir, Hadits, Fiqh, Nahwu, Ma’ani,Bayan, dan Badi’ menurut cara orang Arab yang baligh, bukan menurut cara orangAjam (non-Arab) dan ahli-ahli filsafat (keterangan ini dapat diperoleh dalamkitab beliau Husnul Muhaadlarah).

Sesungguhnya kitab hadits Al-Jami’Ash-Shaghir karangan Al-Hafidz As-Suyuthi merupakan salah satu kitab haditsyang paling lengkap pokok pembahasannya, paling banyak manfaatnya, palingsederhana penyusunannya. dan yang menjadi kekhasan kitab ini adalahhadits-hadits yang tercantum diurutkan berdasarkan urutan huruf hijaiyah.Kitabjamius Shaghir beliau selesaikan pada tahun 907 H, 4 tahun sebelum beliau wafat(911 H). Dan ini sungguh suatu jihad yang dilakukan oleh seorang ulama untukmengumpulkan dan menyusun sebuah kitab sehingga manfa’atnya dapat dirasakanoleh ummat setelahnya. Beliau juga menyusun secara terpisah appendix (lampiran)bagi kitabnya ini dengan judul Ziyaadah Al Jami’. Dalam salah satu tulisannyabeliau berkata,”Ini adalah appendix bagi kitab karangan saya yang bernama AlJamius Shaghir Min hadits Al basyir An Nadzir, dan saya memberinya nama AzZiyadah Al Jami’. Kode yang terdapat dalam appendix ini sam dengan kode dalamkitab Al Jami’, dan susunannya pun sama dengan yang terdapat dalam kitab Aljami’”.

Akan tetapi masih banyak koreksi haditsdari para ulama yang lain diantaranya Al-Imam Al-Mannawi -rahimahullah- dalamkitabnya Al-Faidhul Qodir Syarh Al-Jamius Shaghir, juga Appendix kitabAl-jami’, yakni Az-Ziyadah Al-Jami’ juga beliau komentari dalam kitabnya MiftahAs-Sa’dah bi Syarhi Az-Ziyadah. Dalam kitabnya ini, Beliau berupaya mengkritisiderajat hadits yang terkandung dalam kitab Al-Jamius Shaghir, namun sayangnyatidak semua hadits beliau teliti.

Entah dengan alasan tersebut atau maksudlain, maka seorang yang katanya ulama hadits tapi belum punya julukan AL-HAFIZHtetapi berani membuat KITAB TANDINGAN JAMI’US SHAGHIR. Orang ini namanyatersohor dikalangan WAHABI SALAFI tapi keulama’annya terdengar ANEH ditelingaAhlussunnah wal Jama’ah pada umumnya. Siapa dia kalau bukan NashiruddinAl-Albani yang mengklaim dirinya telah menyempurnakan kitab Jami’us Shaghirdengan LABEL SHAHIH AL-JAMI’ ASH-SHAGHIR WA ZIYADATUH. Juga begitu beraninyaAl-Bani ini mendho’ifkan banyak hadits shahih Imam Bukhari.

Untuk membedakan mana Kitab Jami’us Shaghirmilik Ahlussunnah Imam Suyuthi dan Kitab Jami’us Shaghir milik WAHABI SALAFIkarangan Al-Bani perhatikan gambar dibawah ini.

Jami’us Shaghir As-Suyuthi syahadatnyamemakai kata “SAYYIDINA.” Dan tidak melabelkan kata SHAHIH. Hal inimenggambarkan katawadhuan beliau akan kekurangan-dan kelemahan sebagai manusiayg tidak bisa terlepas dari kesalahan.

Bandingkan dengan Jami’us Shaghirkarangan Al-Bani yang dengan bangganya melabelkan kata “SHAHIH” yang dimanasecara nalar sehat menggambarkan kegeniusan dan hapalannya akan ilmu danhadits-hadits Nabi, meskipun dia belum memiliki julukan AL-HAFIZH (banyakmenghapal hadits-hadits Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam), dan juga tidak maumenyebutkan kata “SAYYIDINA” dalam membaca syahadat Rasul.

Ikhwan wa Akhwat fillah…………..hati-hatidan waspada dengan propaganda ulama-ulama WAHABI SALAFI yg bisanya hanyamenyalahkan, mendho’ifkan kitab-kitab ulama salaf dan hadits-hadits Nabi,sementara mereka tidak lain hanyalah ulama pemecahbelah umat islam, terutamaNASHIRUDIN AL-ALBANI tukang servis jam beralih menservis HADITS SHAHIH menjadiHADITS DHO’IF. Wallohul musta’an wa bish-shawab.


H. Wahabi Tahrif/Ubah KitabNadhom Jurumiyah

Astagfirullah… lagi-lagi tangan jahatkomplotan tanduk setan nejd gentayangan.. kenapa mereka usil suka merubah-ubahkitab karya ulama shaleh terdahulu. Sekarang giliran kitab nadzhom jurumiyah(kitab nahwu/tata bahasa arab) yang kena tahrif komplotan wahabi. Suatukejahatan pelanggaran Hak Cipta Kekayaan Intelektual (HAKI) dilakukan oleh komplotanyang mengaku paling murni aqidah & paling nyunnah.

Komplotan wahabi yang mentahrif kitab iniadalah
1. محمد رفيق الونشريسيالجزائري
2. أحمد بن عمر الحازمي
3. محمد بن أحمد جَدّو

Ternyata Bait ke 4 terakhir dari kitabnadzom Ajjurumiyah mereka tahrif (lihat gambar dibawah)
Mereka (komplotan WC) menggantikata ” بجاه ” dengan kata” بحب ”.Sebagi bukti Silahkan download kitabnya disini:

http://www.almtoon.com/show-book.php?id=10

Inilah Bait Nadzhom dimanipulasi:

جعلها اللهلكل مبتدي **** دائمة النفع بحب أحمد

”Semoga Allah Menjadikan Kitab selalu dalam kemanfaatan bagi para mubtadi (orang yang baru belajar) dengan kecintaankepada Ahmad (Nabi Muhammad)”.

Dan Inilah Bait Nadzhom Aslinya:

جعلها اللهلكل مبتدي **** دائمة النفع بجاه أحمد

”Semoga Allah menjadikan selalu manfaat bagi orang yang baru belajar dengan kemuliaan (martabat) Nabi Muhammad”.

قال ذلكالوهابي في الشرح : ثم سأل (المؤلف) الله عز و جل أن يجعل نظمه هذا دائم النفعللمبتدئين في علم النحو و قد توسل إلى الله سبحانه و تعالى في الأصل : بجاه محمدصلى الله عليه و سلم فقــــــــــــــــــــــــال

Telah berkata Wahabi dalam Syarah KitabItu : Kemudian meminta (pengarang kitab) kepada Allah, supaya nadhomanya dijadikan selalu bermanfaat bagi orang2 yang baru belajar dalam ilmu nahwu, dania (si pengarang kitab) bertawasul (mengambil perantara) kepada Allah. Padahaldalam text aslinya adalah: Dengang Kemuliaan Nabi muhammad SAW.

ثم قال(الأستاذ الونشريسي) : و معلوم ما في هذا التوسل من مخالفة لما كان عليه سلفناالصالح رضوان الله عليهم جميعا فحذفته و أبدلته بتوسل مشروع و هو حب النبي صلىالله عليه و سلم و راجع في ذلك كتاب العلامة المحدث الفقيه محمد ناصر الدينالألباني رحمه الله التوسل أنواعه و أحكامه ) فإنه فريد في بابه. انتهى.

Kemudian berkata Si Wahabi (الأستاذالونشريسي) dan telah di ketahui apa yang ada dalam tawasul ini adalah dari menyalahi apayang ada pada ulama salaf, maka Aku menghilangkanya dan menggantinya dengatawasul yang di syariatkan yaitu dg mencintai nabi Muhammad saw, dan sebagaipengembalian hukum dalam masalah itu adalah kitab karya Al-alamah Ahli haditsAhli fiqih yaitu Muhammad nasiruddin Albani (kitab tawasul dan hukum2nya),dalam bab tersendiri.

————

Berikut hasil download di: http://www.almtoon.com/show-book.php?id=10

(Oleh: Ibnu Rasyid Rahmatulloh)(*) Tahrif (تحريف ): distortion,corruption, alteration: “penyelewengan, kecurangan, pengubahan”).

MOHON DICEK KEBENARAN LIST DIBAWAH INI:

Bentuk penyelewengan sekte Salafi Wahabidalam hal amanah ilmu :
1. Pemusnahan dan pembakaran puluhan ribu buku yang tidak sejalan dengan pahammereka.
2. Sengaja men-tahkik, men-takhrij dan meringkas kitab-kitab hadis yang jumlahhalamannya besar untuk menyembunyikan hadis-hadis yang tidak mereka sukai.
3. Memotong-motong dan mencuplik pendapat ulama terkenal sehingga menjadi tidaksempurna, untuk kemudian diselewengkan maksud dan tujuannya.
4. Mengarang-ngarang hadis dan perkataan Ulama.
5. Mencuri buku-buku induk dan manuskrip untuk dihilangkan sebagian isinya ataudimusnahkan semuanya.
6. Membuang hadis-hadis yang tidak mereka sukai dalam buku-buku yang merekaterbitkan, sehingga tidak sesuai dengan buku asli yang diterbitkan penerbitlain.
7. Membajak buku, membeli manuskrip dan menyogok penerbit.
8. Memerintahkan ulama mereka untuk mengarang suatu buku, lalu mengatasnamakanbuku itu dengan nama orang lain.
9. Melakukan tindakan kekerasan, intimidasi dan provokasi terhadap penulis yangisi karangannya berseberangan dengan faham mereka.
10. Mencetak suau kitab induk dengan menghilangkan syarah ulama atas kitabtersebut, padahal buku induk tersebut sangat terkait erat dengan syarahnya.
11. Memalsukan buku-buku ulama yang mereka pandang strategis bagi umat dengancara mencetak ulang buku tersebut, namun hal itu dilakukan setelahtangan-tangan terampil mereka meng-edit, mengubah dan memalsukannya sesuaikeinginan, pesanan, faham dan cara berpikir mereka.

- Perintah untuk membakar buku-buku danmemalsukannya (hal 49).
- Pemalsuan kitab Al Adzkar karya ImamNawawi (hal 51).
- Memalsukan perkataan Imam As-Subkidalam Syarh Al-Aqidah Ath-Thahawiyah (hal 58).
- Pemalsuan kitab Aqidah As Salaf AshhabuAl-Hadits (hal 60).
- Pemalsuan kitab Hasyiah Ash-Showi (hal67).
- Pemalsuan kitab Tafsir Al-Kasysyafkarya Imam Az-Zamakhsyari (hal 71).
- Pemalsuan kitab Al-Ibanah karya ImamAsy’ari (hal 73).
- Pemalsuan kitab Seputar Ahlul Bait,Kekhalifahan Sayyidina Ali k.w. Tasawuf dan Alam Kubur (hal 81).
- Pemalsuan kitab Al Fawaid AlMuntakhabat karya Ibnu Jami Az Zubairi (hal 83).
- Pemalsuan kitab Diwan Imam Syafii (hal86).
- Pemalsuan kitab Sahih Bukhari (hal 87).
- Pemalsuan kitab Sahih Muslim (hal 91).
- Penghapusan hadis-hadis dari kitabMusnad Ahmad (hal 93).
- Pemalsuan kitab tafsir Ruh Al-Maanikarya Mahmud Al Alusi (hal 94).
- Pemalsuan kitab Ash-Shawaiq Al-Muhriqah (hal 95).
- Pemalsuan kitab Hasyiah Ibnu Abidin(hal 97).
- Memalsukan perkataan Al Hafizh SyaikhAs Sakhawi melalui tahqiq kitab (hal 100).
- Pemalsuan kitab Majmu Fatwa karya IbnuTaimiyah (hal 100).
- Pemalsuan kitab Nihayah Al Qaul AlMufid (hal 101).
- Penghapusan bab Istighotsah dari kitabAl-Mughni karya Ibnu Qudamah (hal 105).
- Pemalsuan kitab Tarikh Al-Ya’qubi (hal106).
- Pemalsuan kitab Iqtidha Ash Shirat AlMustaqim (hal 107).
- Pemalsuan kitab Ahwal Al Qubur karyaIbnu Rajab (hal 108).
- Pemalsuan kitab tafsir Bahr Al Muhithkarya Abu Hayyan (hal 108).
- ‘Bermain-main’ dengan hadis demi fahammereka (hal 109).
- Akibat fatal pemalsuan kitab-kitabulama klasik (hal 115).

1. bab istighosah di hapus oleh WAHABI dikitab Riyadhussolihien kitabnya Imam Nawawi.
2. perihal ziarah ke makam Nabi SAWdiganti dgn hal ziarah ke masjid Nabi SAW.( al adzkar kitabnya imam nawawi).
3. Pemalsuan juga mereka lakukan terhadapkitab Hasyiah Shawi atas Tafsir Jalalain dengan membuang bagian-bagian yangtidak cocok dengan pandangannya. Hal itu mereka lakukan pula terhadap kitabHasyiah Ibn Abidin dalam madzhab Hanafi dengan menghilangkan pasal khusus yangmenceritakan para wali, abdal dan orang-orang sholeh.
4.Menghilangkan jatidiri Wahhabi sebagai“hizbu as-syaithan”. dalam kitab Hasyiyah al-Allamah Al-Showi ‘ala TafsirAl-Jalalain…………. Pemalsuan kitab Al Adzkar karya Imam Nawawi (hal 51).
5. Memalsukan perkataan Imam As-Subkidalam Syarh Al-Aqidah Ath-Thahawiyah (hal 58).
6. Pemalsuan kitab Aqidah As SalafAshhabu Al-Hadits (hal 60).
7. Pemalsuan kitab Hasyiah Ash-Showi (hal67).
8. Pemalsuan kitab Tafsir Al-Kasysyafkarya Imam Az-Zamakhsyari (hal 71).
9. Pemalsuan kitab Al-Ibanah karya ImamAsy’ari (hal 73).
10. Pemalsuan kitab Seputar Ahlul Bait,Kekhalifahan Sayyidina Ali k.w.Tasawuf dan Alam Kubur (hal 81).
11. Pemalsuan kitab Al Fawaid AlMuntakhabat karya Ibnu Jami Az Zubairi (hal 83).
12. Pemalsuan kitab Diwan Imam Syafii(hal 86).
13. Pemalsuan kitab Sahih Bukhari (hal87).
14.Pemalsuan kitab Sahih Muslim (hal 91).
15. Penghapusan hadis-hadis dari kitabMusnad Ahmad (hal 93).
16. Pemalsuan kitab tafsir Ruh Al-Maanikarya Mahmud Al Alusi (hal 94).
17. Pemalsuan kitab Ash-ShawaiqAl-Muhriqah (hal 95).
18. Pemalsuan kitab Hasyiah Ibnu Abidin(hal 97).
19. Memalsukan perkataan Al Hafizh SyaikhAs Sakhawi melalui tahqiq kitab(hal100).
20. Pemalsuan kitab Majmu Fatwa karyaIbnu Taimiyah (hal 100).
21. Pemalsuan kitab Nihayah Al Qaul AlMufid (hal 101).
22. Penghapusan bab Istighotsah darikitab Al-Mughni karya Ibnu Qudamah(hal 105).
23. Pemalsuan kitab Tarikh Al-Ya’qubi(hal 106).
24. Pemalsuan kitab Iqtidha Ash Shirat AlMustaqim (hal 107).
25. Pemalsuan kitab Ahwal Al Qubur karyaIbnu Rajab (hal 108).
26. Pemalsuan kitab tafsir Bahr Al Muhithkarya Abu Hayyan (hal 108).

DIMANA KITAB KITAB INI TRAGISNYA RUJUKANPARA WAHABI YG MEREKA CURANGI ISI ISINYA. DAN MASIH BANAYK LAGI.

Pemalsuan kitab.
Judul buku: Mereka Memalsukan Kitab-KitabKarya Ulama Klasik.
Pengarang : Syaikh Idarham.
Penerbit : Pustaka Pesantren, BantulYogyakarta th 2011.
Tebal buku : 306 halaman.
Ukuran buku : 13,5 x 20,5 cm.
Sekapur Sirih Penulis (hal 23).
Bukti Autentik Pemalsuan Kitab danPenyelewengan Teks (hal 37).
Bermula dari Rapuhnya Ajaran (hal 37).

1. Pemusnahan dan pembakaran puluhan ribubuku yang tidak sejalan dengan paham mereka.
2. Sengaja men-tahkik, men-takhrij danmeringkas kitab-kitab hadis yang jumlah halamannya besar untuk menyembunyikanhadis-hadis yang tidak mereka sukai.
3. Memotong-motong dan mencuplik pendapatulama terkenal sehingga menjadi tidak sempurna, untuk kemudian diselewengkanmaksud dan tujuannya.
4. Mengarang-ngarang hadis dan perkataanUlama.
5. Mencuri buku-buku induk dan manuskripuntuk dihilangkan sebagian isinya atau dimusnahkan semuanya.
6. Membuang hadis-hadis yang tidak merekasukai dalam buku-buku yang mereka terbitkan, sehingga tidak sesuai dengan bukuasli yang diterbitkan penerbit lain.
7. Membajak buku, membeli manuskrip danmenyogok penerbit.
8. Memerintahkan ulama mereka untukmengarang suatu buku, lalu mengatasnamakan buku itu dengan nama orang lain.
9. Melakukan tindakan kekerasan,intimidasi dan provokasi terhadap penulis yang isi karangannya berseberangandengan faham mereka.
10. Mencetak suau kitab induk denganmenghilangkan syarah ulama atas kitab tersebut, padahal buku induk tersebutsangat terkait erat dengan syarahnya.
11. Memalsukan buku-buku ulama yangmereka pandang strategis bagi umat dengan cara mencetak ulang buku tersebut,namun hal itu dilakukan setelah tangan-tangan terampil mereka meng-edit,mengubah dan memalsukannya sesuai keinginan, pesanan, faham dan cara berpikirmereka.

- Perintah untuk membakar buku-buku danmemalsukannya (hal 49).
- Pemalsuan kitab Al Adzkar karya ImamNawawi (hal 51).
- Memalsukan perkataan Imam As-Subkidalam Syarh Al-Aqidah Ath-Thahawiyah (hal 58).
- Pemalsuan kitab Aqidah As Salaf AshhabuAl-Hadits (hal 60).
- Pemalsuan kitab Hasyiah Ash-Showi (hal67).
- Pemalsuan kitab Tafsir Al-Kasysyafkarya Imam Az-Zamakhsyari (hal 71).
- Pemalsuan kitab Al-Ibanah karya ImamAsy’ari (hal 73).
- Pemalsuan kitab Seputar Ahlul Bait,Kekhalifahan Sayyidina Ali k.w. Tasawuf dan Alam Kubur (hal 81).
- Pemalsuan kitab Al Fawaid AlMuntakhabat karya Ibnu Jami Az Zubairi (hal 83).
- Pemalsuan kitab Diwan Imam Syafii (hal86).
- Pemalsuan kitab Sahih Bukhari (hal 87).
- Pemalsuan kitab Sahih Muslim (hal 91).
- Penghapusan hadis-hadis dari kitabMusnad Ahmad (hal 93).
- Pemalsuan kitab tafsir Ruh Al-Maanikarya Mahmud Al Alusi (hal 94).
- Pemalsuan kitab Ash-Shawaiq Al-Muhriqah (hal 95).
- Pemalsuan kitab Hasyiah Ibnu Abidin(hal 97).
- Memalsukan perkataan Al Hafizh SyaikhAs Sakhawi melalui tahqiq kitab (hal 100).
- Pemalsuan kitab Majmu Fatwa karya IbnuTaimiyah (hal 100).
- Pemalsuan kitab Nihayah Al Qaul AlMufid (hal 101).
- Penghapusan bab Istighotsah dari kitabAl-Mughni karya Ibnu Qudamah (hal 105).
- Pemalsuan kitab Tarikh Al-Ya’qubi (hal106).
- Pemalsuan kitab Iqtidha Ash Shirat AlMustaqim (hal 107).
- Pemalsuan kitab Ahwal Al Qubur karyaIbnu Rajab (hal 108).
- Pemalsuan kitab tafsir Bahr Al Muhithkarya Abu Hayyan (hal 108).
- ‘Bermain-main’ dengan hadis demi fahammereka (hal 109).
- Akibat fatal pemalsuan kitab-kitabulama klasik (hal 115).
Teks-Teks Menyimpang Dalam Buku-BukuSalafi Wahabi (hal 119).
- Memusyrikkan seluruh umat Islam danulamanya (hal 119).
- Ikrar Syahadat tidak menjadikanseseorang Muslim (hal 126).
- Keliru dalam menerapkan kata musyrik(hal 128).
- Muslim yang beristighatsah danbertawasul kafir serta kekal di neraka (hal 131).
- Jawaban atas pengkafiran Bin Bazterhadap pelaku istighatsah dan tawasul (hal 134).
- Beberapa dalil lain tentang istighatsahdan tawasul (hal 139).
- Kesimpulan tentang polemik istighatsahdan tawasul (hal 147).
- Ibnu Baz mengkafirkan Sahabat yangistighatsah kepada Nabi SAW (hal 150).
- Secara tidak langsung Salafi Wahabimengkafirkan Rasulullah SAW (hal 160).
- Mengkafirkan Imam Nawawi dan Al HafizhIbnu Hajar Atsqolani (hal 163).
- Menganggap kebenaran hanya ada diSalafi Wahabi (hal 166).
- Mazhab yang empat sesat dan syirik (hal170).
- Menuduh penduduk Mesir, Yaman, Syiria,Irak, Oman, Hijaz dan seluruh umat Islam sebagai penyembah kuburan (hal 174).
- Salafi Wahabi mengakui bahaya takfirpendirinya (hal 181).
- Asy’ariyah dan Maturidiyah bukan AhlusSunnah Wal Jamaah (hal 185).
- Berakidah Tasybih dan Tajsim kepada Allah SWT (hal 196).
- Menolak ilmu pengetahuan, sain dan akal(hal 229).
- Akidah Salafi Wahabi sangat miripakidah Yahudi dan Nasrani (hal 240).
- Tidak mencintai Rasulullah SAW dan keluarganya (Ahlul Bait) (hal 250).
- Mengharamkan ziarah ke makam Rasulullah SAW (hal 255).
- Tidak obyektif dan penuh keberpihakan(hal 256).
- Memerintahkan untuk membunuh para pengikutTasawuf (hal 264).
- Lebih mengutamakan hadis ketimbangAlQuran (hal 267).
- Tidak mengakui ijma kecuali kepadamasalah yang mereka klaim sebagai ijma (hal 268).
- Memerangi akal dan menghindari dialog(hal 270).
- Sangat fanatik, taklid buta dan terlalumelebih-lebihkan ulamanya (hal 276).
- Klaim sebagai satu-satunya kelompokselamat (hal 277).
- Non Muslim mereka rangkul, orang Islammereka perangi dan caci maki (hal 280).
- Memupuk dan mengajarkan benih-benihterorisme (hal 286).
- Klaim bahwa kelompok mereka palingbenar, yang lainnya salah semua (hal 287).
Daftar Pustaka (hal 297).

KH Sya’roni Ahmadi al-Hafidz mengatakan; “Wahabi Palsukan Kitab Sunni”.

Dawuh (Nasehat) dari KH. Sya’roni Ahmadi al-Hafidz, Kudus, Jawa Tengah:

Umat Islam diajak berhati-hati terhadap kelompok Wahabi yang belakangan ini menyebarkan ajarannya dengan cara memalsukan kitab-kitab Sunni. Dalam kitab dipalsukan itu terdapat amalan-amalan sunnah Nabi dilencengkan menjadi “haram”.

Demikian taushiyah yang disampaikan ulama kharismatik asal Kudus KH Sya’roni Ahmadi al-Hafidz dalam acara walimatut tasmiyah putra wakil Rais MWCNU Gebog KH Ahmad Asnawi sekaligus peringatan haul ayahandanya di Madrasah diniyah Darussalam Padurenan Gebog Kudus, Jum’at (7/6) siang.

KH Sya’roni yang juga Mustasyar PBNU itu mengatakan, upaya yang dilakukan kaum Wahabi yang mengharamkan amalan sunnah Nabi seperti peringatan haul maupun ziarah kubur sangat menyesatkan ummat Islam. “Umat Islam harus mengerti supaya hati-hati terhadap kitab-kitab yang dipalsukan oleh Wahabi tersebut,” tegasnya.

Saat menerangkan tentang haul, Mbah Sya’roni, sapaan akrabnya, menjelaskan peringatan itu adalah sunnah Nabi. Ia mengutip sebuah kitab Na’jul Balaghah karangan ulama Sunni menceritakan bahwa setiap tahun sekali Nabi Muhammad melakukan ziarah kubur kepada makam sahabat-sahabatnya yang gugur dalam perang Uhud. “Sekarang kitab itu telah digubah atau dipalsu Wahabi dengan menyebutkan ziarah kubur haram. Saya memiliki kitab yang palsu tersebut.

Kitab tadi saya taruh di madrasah qudsiyah dan saya tulisi jangan baca kitab ini karena ada ajaran yang melenceng,”tutur Mbah Sya’roni. Di depan ratusan tamu undangan yang hadir itu, Mbah Sya’roni menegaskan juga tasmiyatul maulud (meresmikan nama anak) merupakan sunnah Nabi. “Pengertian sunnah adalah ucapan, perbuatan dan pengakuan Nabi atas kebenaran perbuatan orang lain,” ujarnya.

Untuk mencetak anak yang sholeh, ulama kharismatik ini mendorong orang tua untuk selalu mendo’akan dan mendidiknya. “Berdo’a dan mendidik ini harus dilakukan bersamaan. Jangan hanya berdo’a saja tetapi tidak mendidiknya, begitu pula sebaliknya,” tegasnya.

(Salafy-Taubat/Syiah-Ali/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: