"Awe at first sight" (Kesan Pada Pandangan Pertama) adalah judul yang pas dari acara khusus di Makkah Cultural Club dalam pameran bertajuk Kabah dan pentingnya bagi Muslim dan non-Muslim.
Adalah Dr Abdullah Al-Tariqi, seorang akademisi Arab Saudi yang mengkhususkan diri dalam studi sejarah, menyoroti beberapa perjalanan budaya yang paling penting ke Makkah oleh para intelektual dan wisatawan lainnya. dia juga menceritakan kembali mengenai emosi yang sangat mereka rasakan saat melihat Kabah untuk pertama kalinya.
Dari kalangan pengelana yang berasal dari orang barat diantaranya:
1: Jules Gervais-Courtellemont, fotografer Prancis yang lahir di dekat Paris pada tahun 1863 dan pindah dengan ayah tirinya ke Aljazair pada tahun 1874. Dia sangat mencintai fotografi yang kemudian mendorongnya untuk membuka sebuah toko kecil. Ia mengunjungi Mekah setelah masuk Islam dan mengambil foto-foto indah yang ia tampilkan di Paris.
Kesan pertamanya ketika melihat Kabah:
“Selama perjalanan luar biasa di kota misterius ini yang namanya bernuansa misteri dan pesona, saya menemukan diri saya menjalani keajaiban. Saya membayangkan peristiwa malam itu, saya melihat kabut, halusinasi, dan kebingungan yang tidak diketahui ketika saya mendekati dinding Kabah. Tidur telah saya tinggalkan selama tiga malam sekarang.
Di tengah suhu udara yang mendingin, saya menemukan kesenangan pergi ke Kabah, menikmati suara muazin yang mengumandangkan adzan. Tidak ada nada manusia yang lebih harmonis, lebih hangat, lebih kuat dan lebih segar daripada panggilan untuk shalat. Sungguh sebuah adegan memesona. ”
2: Joseph Pitts, seorang Inggris yang lahir pada 1663, terobsesi dengan laut dan bepergian. Ditangkap oleh bajak laut di Aljazair, dia dijual sebagai budak. Dia menemani majikannya melakukan ziarah ke Makkah. Pitss kemudian menulis tentang pengalamannya dan dia menjadi orang Inggris pertama yang memberikan penjelasan tentang proses haji.
Begini kesan-kesan pertama Pitts ketika melihat Kabah:
“Pada pandangan pertama Kabah, para peziarah melelkan air matanya. Dan saya mengaku, saya tidak dapat memilih untuk mengagumi pengabdian dan kasih sayang mereka, dan kekaguman dan gemetar yang mereka miliki. Dalam banyak hal, adalah langka bagi saya bisa menahan air mata serta untuk melihat semangat mereka. ”
3: Penjelajah Jerman Domingo Francisco Jorge Badía y Leblich, yang lebih dikenal dengan nama samaran Ali Bey el Abbassi, Dia mengunjungi Makkkah pada awal abad ke-19 untuk melakukan haji.
Begini kesan pertama dia ketika melihat Kabah: “Itu adalah pengalaman yang luar biasa. Ketika saya mencium batu hitam (Hajar Aswad) muncul rasa ketenangan menyerbu saya. ”
4: Penjelajah Inggris Sir Richard Francis Burton. Dia menyamar sebagai seorang peziarah Muslim untuk mengunjungi kota-kota suci Madinah dan Makkah pada tahun 1853. Dia nekad mengunjung Makkah pada saat orang-orang Eropa membuat larang bahwa barang siapa yang melakukannya diancam dengan hukuman mati.
Kesan-kesan Burton pertamanya kalinya melihat Kabah: “Adegan itu adalah salah satu kegembiraan yang paling liar. Pria bersujud di halaman, menumpahkan air mata berlinang dan menuangkan rasa suka yang heboh. Hal seperti juga untuk saya, saya pun ikut merasakan kepuasan pengalaman mistik.”
(Republika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar