Presiden Prancis Emmanuel Macron mendukung sanksi finansial terhadap anggota Uni Eropa yang menolak imigran. Semua anggota Uni Eropa harus mau menerima imigran secara kooperatif.
"Kami tak bisa bersama negara-negara yang mengambil manfaat beesar dari solidaritas Uni Eropa namun menegaskan soal kepentingan nasional ketika bicara soal isu imigran," kata Macron dalam jumpa pers di Paris bersama Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanches, sebagaimana dilansir AFP, Minggu (24/8/2018).
"Saya mendukung penjatuhan sanksi terhadap sikap yang tidak kooperatif," kata Macron.
Menanggapi Macron, wakil ketua perdana menteri dan kepala partai M5S, Luigi Di Maio, menyalahkan sikap pemimpin Prancis itu. Menurutnya, Macron lupa terhadap permasalahan yang ditimbulkan gara-gara imigran.
"Pernyataan Macron bahwa tak ada krisis imigran di Italia menunjukkan bahwa dia di luar jangkauan dari kenyataan. Rupanya, pemerintahan Italia sebelumnya sudah memberi tahu dia bahwa masalah itu tidak ada....," kata Di Maio via Facebook.
"Di Italia, darurat imigrasi... juga diperparah oleh Prancis yang terus menolak di perbatasan. Macron telah membuat negaranya menjadi calon musuh Italia nomor satu," ujar Di Maio lagi.
Menteri Dalam Negeri Matteo Salvini, dari kubu sayap kanan jauh, juga bereaksi tak kalah tajam. "650 ribu orang mendarat selama empat tahun. 430 ribu lamaran..., 170 ribu pengungsi tengah bermukim di hotel-hotel, bangunan dan apartemen dengan biaya yang melebihi lima miliar Euro. Bila Presiden Macron menganggap ini bukan masalah, kami mengundang beliau untuk menghentikan cercaan dan untuk menunjukkan kemurahan hati dengan membuka banyak pelabuhan Prancis dan menghentikan tekanan tekanan terhadap kaum perempuan, anak-anak, dan pria yang hendak ke Ventimiglia," tutur Matteo Salvini.
Pada sehari sebelum pertemuan ini, Macron dan Sanchez juga mendeklarasikan dukungan untuk membuat pusat pertemuan untuk kaum imigran, supaya mereka bisa berkumpul saat menantikan proses klaim suaka. Pusat pertemuan imigran akan didirikan dekat dengan pintu-pintu masuk imigran ke Eropa. Rencana ini bakal dikerjasamakan dengan UNHCR.
(AFP/Detik/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar