Menurut penegasan petinggi badan inteligen dan keamanan Rusia, persepsi Kremlin terhadap Donald Trump sejalan eksistensi Trum itu sendiri. Ia adalah seorang dungu dan tolol yang bisa dimanfaatkan. Ia adalah seorang amatir yang bisa dipermainkan.
Ketika seluruh anggota NATO sedang terkesima dan takut mendengar ancaman-ancaman Donald Trump, presiden Amerika ini memasuki kota Helsinki untuk menggelar pertemuan dengan Vladimir Putin yang sudah lama dinanti-nanti. Sekalipun pertemuan ini disebut dengan nama “program diplomatik musim panas”, akan tetapi banyak analis berkeyakinan bahwa tak satu pun aksi diplomatik terlaksana.
Pemilihan ibu kota Finlandia sebagai tempat pertemuan pertama antara kedua kepala negara ini bukanlah suatu yang bersifat kebetulan. Menurut pengakuan sumber-sumber Rusia, Wina Austria merupakan usulan pertama yang dipilih untuk pertemuan ini. Akan tetapi, pihak Gedung Putih bersikeras untuk menggantinya. Mungkin alasan yang diungkap pertama kali adalah masalah keamanan. Akan tetapi, mungkin siasat populistis pemerintah Austria bertentangan dengan siasat Barat dalam menghadapi Rusia.
Sebelum pertemuan ini terselenggara, Kremlin sempat mengumumkan bahwa perlombaan persenjataan modern bisa menjadi titik mula pertemuan ini. Akan tetapi, belum bisa dipastikan bahwa apakah Trump berminat untuk mengupas masalah pelik seperti kontrol persenjataan ataukah tidak. Satu hal yang sangat membuat Rusia terganggu adalah masalah yang berada di luar kewenangan presiden Amerika. Seperti boikot atas Rusia sehubungan dengan kasus Kremia. Boikot ini sepenuhnya berada di bawah kontrol Konggres Amerika.
(The-Independent/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar