Pasukan Arab Suriah (SAA) dan sekutunya berhasil membebaskan beberapa kawasan di dua provinsi Suwayda dan Daraa di bagian selatan negara ini setelah menggempur kawanan teroris Wahhabi ISIS dan Jabhat al-Nusra.
Banyak wilayah lain yang telah dibebaskan oleh SAA di berbagai penjuru Suriah, dan kini SAA mulai bergerak ke wilayah selatan, terutama Suwayda dan Daraa yang sebagian kawasan di antaranya masih dikuasai oleh kawanan teroris. SAA sudah mencapai Suwayda dan berhasil membebaskan daerah Qous Abu Jabal dan Tal Maghir di bagian timur laut Suwayda setelah mengobrak-abrik ISIS.
Selain itu, SAA di bagian barat laut Suwayda juga membebaskan daerah Dama dan al-Bustan, serta menggempur jalur logistik ISIS di kawasan al-Lajah di bagian timur laut Daraa.
Bersamaan dengan ini para aktivis menyebutkan bahwa persenjataan canggih kembali mengalir kepada kelompok militan Pasukan Kebebasan Suriah (FSA) yang sebagian di antaranya berupa roket berjarak tempuh 8 kilometer dan dapat menyasar helikopter.
Sebelumnya Rusia melaporkan bahwa satu gelombang pertama pasukan FSA dalam jumlah besar telah bergabung dengan SAA untuk memerangi ISIS dan Al-Nusra di Suriah selatan.
Di pihak lain, Amerika Serikat (AS) meminta Sekjen PBB Antonio Guterres mendesak pemerintah Suriah agar menghentikan operasi militer SAA di Suriah selatan.
AS berdalih bahwa operasi militer itu melanggar perjanjian penetapan zona de-eskalasi yang dieteken oleh Rusia, Yordania, dan AS pada Juli 2017. Padahal, perjanjian itu tidak berlaku untuk kelompok teroris semisal ISIS dan al-Nusra yang menguasai beberapa daerah di zona-zona de-eskalasi.
Karena itu, dalam perkembangan terbaru, Rusia untuk pertama kalinya sejak perjanjian itu dicapai justru ikut membantu SAA dengan melancarkan serangan udara ke beberapa kawasan di Suriah selatan, Sabtu (23/6/2018).
(Al-Alam/Ra’y-Al-Yaum/Liputan-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar