Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Turki- Erdogan Sedang Sakit Keras!

Turki- Erdogan Sedang Sakit Keras!

Written By Unknown on Jumat, 13 Juli 2018 | Juli 13, 2018

Presiden Turki, Erdogan (Foto: Anadolu Agency)

Oleh: Elizeri Bandaro

Ekonomi Turki sedang sakit keras. Turki sudah meminta kepada IMF agar mengeluarkan dana rescue untuk menjaga mata uangnya tidak terjun bebas. China dan Rusia akan mempertimbangkan memberikan bantuan agar Turki tidak masuk ke spiral krisis. Tetapi , menurut fund manager di Hong Kong bahwa Turki harus mengikuti standar adjustment yang ditetapkan lembaga kreditur. Kalau engga ya tidak mungkin bantuan diberikan.

Erdogan paham betul soal standard adjustment itu. Pemilik uang tidak pernah salah bersikap. Uang adalah akal sehat itu sendiri. Diantara syarat itu adalah Turki harus menjamin stabilitas politik sebagai dampak dari kebijakan yang akan dikeluarkan untuk recovery economy. Hal ini sama dengan yang diterapkan kepada Arab Saudi.

Tentu ketika kampanye Erdogan tidak bicara tentang kesepakatannya dengan kreditur itu. Tetapi setelah terpilih kembali untuk periode kedua, maka kebijakan keras demi stabilitas politik diterapkan. 18.632 PSN dipecat. Sekitar 9.000 diantaranya merupakan anggota kepolisian, lebih dari 6.000 lainnya adalah personel tentara, dan ratusan sisanya merupakan guru dan dosen dipenjuru Turki. Bukan itu saja , Paspor mereka juga dicekal oleh pemerintah. Tidak hanya sampai pada PNS, tetapi juga 12 Ormas dibubarkan , tiga surat kabar dan satu saluran TV dibredel. Mengapa ? mereka inilah yang menjadi acaman Turki untuk keluar dari krisis. Yang selalu mengusung racun populis untuk merebut kekuasaan. Pengaruh oposan meracuni mereka sampai ke tingkat PNS dan Aparat polisi.

Erdogan adalah ciri pemimpin khas yang menerapkan idiologi kekuasaan islam yang totaliter. Bagi Erdogan siapapun yang maragukan kekuasaannya adalah musuh yang harus dihabisi. Tidak ada istilah polemik seperti dalam sistem demokrasi. Tidak debat terpelajar dan akal sehat. Haters , harus disingkirkan. Titik. Kalau zaman Khilafah Turki Ustamani, para hater di penggal lehernya , bahkan kelompok Yahudi Amernia dibantai secara massal. Ini bukan soal kemanusiaan tetapi bagaimana khilafah haru tegak.

Kelompok oposisi Islam di Indonesia sepertinya tidak jauh beda dengan cara berpikir Turki dan Erdogan ini. Ketika kampanye mereka sangat populis dan penuh kasih. Tetapi ketika berkuasa cerita akan sangat berbeda. Mereka tidak membela rakyat tetapi membela kelompok dan kekuasaannya.

Teman saya fund manager di Hong Kong berkata bahwa yang luar biasa dari Jokowi adalah dia mampu memimpin dengan sistem demokrasi dan mengajak orang bermental demokrat. Bukan dengan retorika tetapi dengan keteladanan sikapnya yang terbuka menerima perbedaan dan terbuka terhadap kritik terhadap dirinya. Dari perbedaan itulah dijadikannya senjata untuk bermain cerdas dengan faksi yang ada di Indonesia.

Dari sana pulalah kebijakan reformasi APBN, Pajak, Politik dapat dilahirkan. Hasilnya, indonesia menjadi negara responsip terhadap perubahan, bukan negara represif terhadap perubahan. Yang lemah sencara mental, berubah menjadi kuat dan realistis, Yang tidur dibangunkan agar bangun untuk kerja. Yang culas disingkirkan secara elegant. Seharusnya Erdogan belajar dari sosok Jokowi. (ft/opini/es)

(Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: