Politikus Partai Demokrat Roy Suryo menilai peristiwa berpelukan Joko Widodo dengan Prabowo Subianto di gelanggang silat Asian Games 2018 sebagai momen indah. Namun dia tak terima bila Asian Games 2018 menjadi panggung pencitraan politik demi kemenangan di Pilpres 2019.
Indonesia menunjukkan kemampuan dengan raihan medali di Asian Games 2018 ini. Bahkan, hingga kini, Indonesia mampu menempati posisi keempat perolehan medali sementara.
"Ini sekaligus juga warning bagi kita agar jangan cepat puas dan berbangga diri, apalagi jadi jemawa atas hasil Asian Games sekarang, apalagi malah menjadikannya ajang pencitraan politik untuk kepentingan 2019," kata Roy, yang juga mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, dalam keterangan tertulis, Kamis (30/8/2018).
Dia menengarai ada yang mulai berupaya menjadikan pencapaian Asian Games 2018 sebagai ajang pencitraan politik. Tanda-tandanya, mulai ada komparasi yang dipaksakan antara hasil Asian Games era pemerintahan Presiden Jokowi ini dan pencapaian tahun-tahun sebelumnya.
"Karena mulai tampak upaya-upaya memperbandingkan dengan hasil-hasil Asian Games Indonesia tahun-tahun sebelumnya yang sangat tidak logis," kata Roy.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini berpendapat pencapaian gemilang Indonesia di Asian Games 2018 kali ini juga didukung faktor tuan rumah. Sebagai tuan rumah, Indonesia diuntungkan. Ini terjadi bukan hanya saat Asian Games 2018.
"Karena selain tidak apple to apple secara jumlah atlet dan cabang olahraga yang dipertandingkan, juga karena memang posisi tuan rumah selalu menguntungkan. Lihat saja Indonesia saat menjadi penyelenggara SEA Games tahun 2011 bahkan ketika ISG (Islamic Solidarity Games) 2014 yang diikuti oleh negara-negara anggota OKI malahan bisa menjadi juara umum," tutur Roy.
Terlepas dari kontroversi yang dirasakannya, Roy berpendapat momen berpelukan Jokowi dan Prabowo di arena Asian Games diakuinya bisa meredakan tensi politik. Momen berpelukan dua bakal capres 2019 itu juga terjadi karena kemenangan atlet yang berlaga.
"Momen Pak Jokowi dan Pak Prabowo harus kita syukuri terjadi akibat perjuangan atlet-atlet Indonesia (dan para pelatih plus ofisialnya) yang telah berjuang secara luar biasa. Terima kasih banyak secara pribadi dan atas nama rakyat Indonesia kita patut bangga dan mengapresiasi semua hasil ini. Sekali lagi, jangan digunakan untuk pencitraan karena ini demi nasionalisme kita bersama," tuturnya.
Sudah sewajarnya semua pihak mendukung penuh Asian Games 2018. Roy sendiri mengaku telah memacu semangat para atlet untuk bisa mencapai target 31 emas sesuai dengan harapan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima, yang telah bubar, red).
"Jadi ini sekaligus penegasan bahwa justru saya memacu semangat mereka, bukan pesimis, karena Indonesia adalah tuan rumah, yang memungkinkan hal ini terjadi sebagaimana negara-negara lain-lainnya kalau mereka sedang menjadi tuan rumah, yang mana bisa 'memasukkan' cabor-cabor di luar Olympic Games seperti 10 cabor sekarang, termasuk pencak silat, paralayang, jetski, dan sebagainya," tutur Roy.
(Detik/Berita-Terheboh/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar