Saya percaya bahwa Prabowo memang sengaja “dihilangkan” demi sebuah settingan politik.
Jelasnya begini:
Para arsitek politiknya yang sepertinya sama dengan pilkada DKI, ingin “memitoskan” prabowo dengan menghilangkan jejak plus puasa komen.
Di lain pihak, “tim huru-hara” terus membuat kerusuhan.
Dan Prabowo akan muncul pas masa kampanye yang ditetapkan oleh KPU, dengan membawa pesan: Jagalah perdamaian, bla..bla…bla….
Strategi ini diterapkan untuk melawan Jokowi yang memiliki segudang prestasi, jika head to head sekarang Wowo akan mati tertimpuk kesuksesan Indonesia di Asian Games.
Tim huru-hara sengaja disebar sebagai pengalihan topik ASIAN GAMES menuju isyu kerusuhan, pembusukkan. Masyarakat diarahkan untuk pindah channel tentang kekejaman aparat, bahkan kebrutalan Banser. Padahal oposan melakukan kegiatan tanpa izin kepolisian, para tokoh pelakunyapun bukan masyarakat biasa, tetapi petugas partai sebelah.
Sebenarnya strategi ini biasa saja, sering diterapkan pada zaman Orde Baru: Soeharto pergi, Indonesia rusuh !
Tetapi zaman millenial ini, mereka mengkombinasikannya dengan cara-cara ISIS, menggunakan simbol-simbol Islam, takbir dsb, kalau disidik, ya dia yang salah kok!
Pastinya akan banyak korban yang jatuh dari mulai tawuran, sampai pemecatan model pilot Lion Air.
Bagi masyarakat sebaiknya hati-hati menghadapi gelombang demokratisasi yang ditunggangi ini. Jangan sampai dapat nasi bungkus, tetapi berakhir di bui.
Alhamdulillah, ketua FPI Jatim, bertobat setelah dibanser.
Lha Sampeyan kapan ?
Sumber: FB Luthfi Bakhtiyar
(Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar